tirto.id - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen menjadi 50 persen. Hal itu mengingat kasus positif COVID-19, khususnya di Jakarta yang terus meningkat.
“Ini mengganggu pikiran dan kenyamanan belajar di sekolah,” ujar Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim dalam keterangan tertulis, Rabu (26/1/2022).
Data Satgas COVID-19 per 25 Januari 2022, mencatat secara nasional sebanyak 4.787 kasus baru dan di DKI Jakarta sebanyak 2.190 kasus.
Menurut Satriwan, pelaksanaan PTM 100 persen perlu dievaluasi mengingat tak sepenuhnya menjamin keamanan. P2G masih menemukan banyak sekolah melanggar protokol kesehatan: sulitnya berjarak 1 meter dalam kelas yang relatif kecil dan berbanding dengan jumlah siswa, kerumunan siswa saat pulang sekolah, ventilasi tertutup karena penggunaan pendingin ruangan, dan kantin yang beroperasi secara diam-diam.
Dengan menerapkan PTM 50 persen, menurut Satriwan, para guru dan murid di DKI Jakarta tidak memiliki kesulitan berarti secara teknis dalam proses pembelajaran. Mengingat infrastuktur mereka yang sudah memadai, baik secara perangkat sinyal internet dan gawai pribadi.
“Kami memohon agar Pak Anies mengembalikan kepada skema PTM Terbatas 50%. Dengan metode belajar Blended Learning, sebagian siswa belajar dari rumah, dan sebagian dari sekolah. Metode ini cukup efektif mencegah learning loss sekaligus life loss," tukasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Abdul Aziz