tirto.id - Kaspersky Lab merilis laporan keamanan siber yang terjadi di Indonesia pada kuartal terakhir tahun 2018. Perusahaan keamanan siber itu mengungkap, 28% pengguna komputer di Tanah Air terdampak serangan online bebasis web.
Dijelaskan melalui siaran persnya yang diterima Tirto, Jumat (8/2/2019), tinjauan ancaman pada tiap kuartal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dan diproses menggunakan Kaspersky Security Network (KSN).
Adapun data tersebut menyediakan wawasan global dan regional tentang ancaman online dan komputer.
Menurut Kaspersky Lab, serangan melalui browser jadi metode paling utama untuk menyebarkan program berbahaya ke pengguna yang tidak menaruh curiga.
Pada periode Oktober-Desember 2018, produk Kaspersky Lab mendeteksi 10.943.947 ancaman cyber-borne Internet yang berbeda di setiap komputer pengguna KSN di Indonesia atau sekitar 28%.
Fakta tersebut akhirnya menempatkan Indonesia di peringkat ke-35 dunia dalam hal bahaya yang timbul dari penjelajahan web.
Kaspersky Lab menyebutkan, ada dua metode paling sering digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk menembus sistem, yakni memanfaatkan kerentanan di browser dan plugin serta rekayasa sosial.
Kerentanan di browser dan plugin (unduhan drive-by) memanfaatkan bug dalam dua perangkat lunak ini untuk menginfeksi pengguna yang mengunjungi situs web yang disusupi.
Infeksi terjadi tanpa intervensi dan sepengetahuan pengguna. Banyak yang menggunakan pendekatan ini untuk menargetkan serangan pada korban. Dalam beberapa kasus mereka juga menggunakan malware 'tanpa file', yang sulit dideteksi dan dihapus.
Sementara untuk rekayasa sosial, serangan ini membutuhkan partisipasi dari pengguna, dengan target yang dikelabui untuk mengklik tautan dan mengunduh file berbahaya ke komputer mereka.
Ancaman Lokal
Selain ancaman online, Kaspersky Lab juga mengungkapkan bahwa 53,7% pengguna komputer di Indonesia jadi sasaran ancaman lokal.
Worms dan dokumen bervirus merupakan penyebab sebagian besar insiden berbasis komputer, dengan infeksi sering terjadi melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, serta metode offline lainnya.
Pada periode Oktober-Desember 2018, produk Kaspersky Lab mendeteksi 29.865.064 insiden lokal di komputer para pengguna KSN, sehingga menempatkan Indonesia di peringkat ke-62 dunia.
Kaspersky Lab menyarankan bahwa untuk melindungi diri dari ancaman online dan lokal, pengguna perlu menginstal perangkat lunak keamanan tingkat bisnis atau konsumen, yang mencakup empat hal, yakni:
- Komponen deteksi perilaku yang mampu mendeteksi aktivitas berbahaya bahkan jika kode tidak diketahui
- Kemampuan pencegahan eksploitasi yang baik dalam mendeteksi dan memblokir upaya malware untuk memanfaatkan kerentanan perangkat lunak
- Memiliki fitur-fitur pembelajaran mesin terbaik untuk menemukan kode samaran berbahaya dan dikaburkan yang dirancang untuk menembus metode pendeteksian klasik
- Kemampuan untuk memblokir objek yang terinfeksi agar tidak terhubung ke komputer, termasuk untuk bisnis: firewall, fungsi anti-rootkit, dan kontrol atas perangkat yang dapat dilepas.
Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager untuk Indonesia di Kaspersky Lab Asia Pasifik mengatakan, berdasarkan laporan Q4 2018 ini, diharapkan semua pelaku bisnis, konsumen, hingga pemerintah menyadari dan beradaptasi dengan berbagai kemungkinan ancaman di dunia siber.
"Saya berharap, pada tahun 2019, orang Indonesia akan menjadi lebih baik dalam mengamankan diri mulai dari identitas, privasi, dan uang mereka secara online," tambahnya.
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Agung DH