Menuju konten utama

Kabar Palestina Terkini: Jumlah Korban, Respons Amerika & Irak

Konflik Israel dan Palestina meningkat di Yerusalem selama beberapa pekan terakhir, berikut berita dan kabar terkininya.

Kabar Palestina Terkini: Jumlah Korban, Respons Amerika & Irak
Warga Palestina bereaksi ketika polisi Israel menembakkan granat setrum selama bentrokan di kompleks penampungan Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh muslim sebagai Suaka Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, di tengah ketegangan atas kemungkinan penggusuran beberapa keluarga Palestina dari rumah-rumah di wilayah yang diklaim oleh pemukim Yahudi di lingkungan Sheikh Jarrah, di Kota Tua Yerusalem, Jumat (7/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad/AWW/sa.

tirto.id - Berita terkini tentang konflik Palestina dan Israel adalah sekitar 88 orang dibawa ke rumah sakit dan lebih dari 200 orang terluka. Sebagian besar dari mereka, terkena peluru karet, granat kejut dan pemukulan. Hal itu disampaikan oleh petugas medis Palestina.

Konflik itu terjadi karena protes atas ancaman penggusuran dan upaya pengekangan kebebasan beragama di antara umat Islam di Yerusalem, demikian Independent mewartakan.

Pada Sabtu malam, para pengunjuk rasa Palestina berkumpul sembari meneriakkan "Tuhan itu Maha Besar" dan beberapa di antaranya melemparkan batu dan botol air ke petugas polisi, bahkan peserta demonstrasi juga menyalakan api untuk merobohkan barikade polisi.

Sembari menunggangi kuda, polisi melepaskan tembakan granat kejut ke arah pengunjuk rasa. Polisi pun menembakkan meriam air dari truk untuk mengusir kerumunan.

Menurut laporan polisi, bentrok sempat pecah di dekat masjid lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem. Warga Palestina melawan upaya pengusiran, beberapa ditangkap dan satu petugas dipukul wajahnya dengan batu.

Buka suara atas insiden itu, Paus Fransiskus menyerukan kedua belah pihak agar mengakhiri kerusuhan di Yerusalem. Ia mengundang beberapa pihak untuk mencari solusi agar saling menghormati identitas multikultural kota itu. Paus mengatakan: "Kekerasan akan melahirkan kekerasan, hentikan bentrokan".

Tampaknya pesan itu kurang diindahkan. Pada Minggu pagi, tentara Israel mengatakan kalau mereka telah melakukan serangan udara di sebuah pos militer Hamas di Gaza. Langkah itu mereka lakukan setelah para militan Palestina menembakkan roket di selatan Israel. Namun, tidak ada korban yang dilaporkan atas kejadian itu.

Infografik SC Konflik Palestina

Infografik SC Konflik Palestina. tirto.id/Fuad

Respons AS dan Irak Atas Konflik Israel-Palestina

Amerika Serikat telah buka suara atas konflik Israel-Palestina. Negara yang dipimpin Joe Biden itu menyatakan "keprihatinan serius" tentang kekerasan di Yerusalem. Pertanyaan itu AS sampaikan setelah polisi Israel menindak para demonstran yang menolak pengusiran paksa keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah.

Diwartakan Aljazeera, Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi menyatakan, warga Palestina memiliki hak legal untuk tetap tinggal di wilayah Sheikh Jarrah. Ia bahkan mengutuk tindakan Israel di Yerusalem Timur.

Konflik antara Israel dan Palestina meningkat di Yerusalem selama beberapa pekan terakhir, di tempat yang sama-sama diklaim oleh Israel dan Palestina. Israel memblokir tempat berkumpul orang-orang Palestina untuk bersosialisasi saat berbuka puasa.

Insiden tersebut mengakibatkan bentrok selama dua pekan sebelum Israel mencabut perbatasan. Kendati demikian, bentrok kembali terjadi dalam beberapa hari terakhir karena Israel mengancam akan melakukan penggusuran terhadap puluhan warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah.

Dikutip AP News, kompleks Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam. Di sisi lain, situs ini juga dianggap suci oleh orang Yahudi. Mereka menyebutnya sebagai Temple Mount dan menghormatinya sebagai tempat di mana kuil-kuil Alkitab berdiri. Ini adalah titik api dari konflik Israel-Palestina yang terjadi sejak lama.

Baca juga artikel terkait KONFLIK ISRAEL PALESTINA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya