tirto.id - Konflik antara Israel dan Palestina kembali terjadi. Kabar terkininya, polisi Israel menembakkan peluru karet dan granat ke arah pemuda Palestina. Kejadian itu terjadi pada hari Jumat di Masjid Al-Aqsa Yerusalem.
Seperti diwartakan Reuters, konflik itu terjadi karena potensi penggusuran warga Palestina dari rumah mereka. Akibat bentrok tersebut, setidaknya 205 warga Palestina dan 17 petugas polisi terluka. Petugas medis Palestina mengatakan, ada ribuan warga Palestina menghadapi ratusan polisi Israel yang dilengkapi dengan perlengkapan anti huru hara.
Konflik ini meningkat di Yerusalem dan Tepi Barat. Bentrokan itu terjadi setiap malam di Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, tempat di mana banyak keluarga Palestina menghadapi penggusuran dalam kasus lama.
Dilaporkan, ada sekitar puluhan ribu warga Palestina berkumpul untuk melaksanakan salat di kompleks puncak bukit yang mengelilingi masjid. Namun, banyak di antara mereka yang memilih tetap tinggal untuk menentang penggusuran di kota yang telah lama menjadi pusat konflik antara Israel dan Palestina.
Polisi menggunakan meriam air yang dipasang pada kendaraan lapis baja untuk membubarkan pengunjuk rasa. "Jika kita tidak mendukung kelompok orang ini di sini, (penggusuran) akan (terjadi) di rumah saya, rumahnya, dan kepada setiap warga Palestina yang tinggal di sini," kata pengunjuk rasa Bashar Mahmoud (23) warga Palestina.
Atas bentrok itu, seorang pejabat Aqsa melalui pengeras suara masjid meminta agar semua pihak menenangkan situasi. "Polisi harus segera berhenti menembakkan granat kejut ke arah jamaah, dan pemuda harus tenang dan diam!"
Di sisi lain, juru bicara polisi Israel mengatakan, warga Palestina duluan yang melemparkan batu, kembang api dan benda-benda lain ke arah petugas. Akibatnya, setengah dari 17 orang terluka membutuhkan perawatan medis di rumah sakit.
"Kami akan menanggapi dengan tangan keras setiap gangguan kekerasan, kerusuhan atau kerusakan pada petugas kami, dan akan bekerja untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab dan membawa mereka ke pengadilan," kata juru bicara polisi itu.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas "menganggap (Israel) bertanggung jawab atas situasi berbahaya dan serangan berdosa yang terjadi di kota suci itu". Ia pun meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan sesi untuk mengatasi masalah tersebut.
Seperti diwartakan AP News, sebagian besar warga yang memprotes itu mengalami luka di wajah dan mata akibat peluru karet dan pecahan peluru dari granat setrum. Pada Jumat pagi, pasukan Israel menembak dan membunuh dua warga Palestina setelah mereka melepaskan tembakan ke pangkalan milik pasukan Polisi Perbatasan paramiliter Israel di Tepi Barat.
Penyebab Konflik Israel-Palestina
Konflik antara Israel dan Palestina meningkat di Yerusalem selama beberapa pekan terakhir, di tempat yang sama-sama diklaim oleh Israel dan Palestina. Israel memblokir tempat berkumpul orang-orang Palestina untuk bersosialisasi saat berbuka puasa. Insiden tersebut mengakibatkan bentrok selama dua pekan sebelum Israel mencabut perbatasan.
Kendati demikian, bentrok kembali terjadi dalam beberapa hari terakhir karena Israel mengancam akan melakukan penggusuran terhadap puluhan warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah.
Dikutip AP News, kompleks Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam. Di sisi lain, situs ini juga dianggap suci oleh orang Yahudi. Mereka menyebutnya sebagai Temple Mount dan menghormatinya sebagai tempat di mana kuil-kuil Alkitab berdiri. Ini adalah titik api dari konflik Israel-Palestina yang terjadi sejak lama.
Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk Uni Eropa dan Yordania pun sudah menyuarakan agar menahan diri dan menyuarakan kewaspadaan atas kemungkinan penggusuran.
Buka suara atas konflik yang kembali memanas itu, Amerika serikat mengaku prihatin atas ketegangan itu. AS pun meminta semua pihak untuk mencegah ketegangan itu.
“Sangat penting untuk menghindari langkah sepihak yang akan memperburuk ketegangan atau menjauhkan kita dari perdamaian. Dan itu termasuk penggusuran, aktivitas pemukiman, dan penghancuran rumah,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter kepada wartawan di Washington.
Yordania, yang berfungsi sebagai penjaga situs suci Muslim Yerusalem, sebelumnya telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan langkah-langkah "provokatif".
"Langkah-langkah provokatif Israel di Yerusalem yang diduduki dan pelanggaran hak-hak Palestina, termasuk hak-hak rakyat Sheikh Jarrah di rumah mereka, adalah bermain-main dengan api," kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi dalam pernyataan kementerian luar negeri di Twitter.
Editor: Iswara N Raditya