Menuju konten utama

Jokowi Ingin Cawe-Cawe, Amien Rais: Logika Tanpa Etika

Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais menilai cawe-cawe yang dilakukan Presiden Joko Widodo berlebihan.

Jokowi Ingin Cawe-Cawe, Amien Rais: Logika Tanpa Etika
Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais (tengah) dan sejumlah kader Partai Ummat berjalan saat akan menyerahkan berkas pendaftaran sebagai partai politik calon peserta Pemilu 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (12/8/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.

tirto.id - Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais meminta Presiden Joko Widodo untuk menghentikan manuver politik dalam pemilu 2024. Hal itu merespons pernyataan Jokowi yang mengakui akan cawe-cawe dalam pesta demokrasi nanti.

"Mengenai Pilpres 2024 nanti, dalam beberapa kesempatan Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa tidak ada yang salah kalau dia cawe-cawe mengatur kemenangan jagoannya supaya jadi presiden penerusnya, ini sebuah logika tanpa etika," kata Amien dalam saluran Youtube Amien Rais Official dikutip Tirto, Sabtu (3/6/2023).

Tirto telah memperoleh izin dari Humas Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya untuk mengutip pernyataan Amien.

Selanjutnya, Amien menilai cawe-cawe dilakukan Jokowi sudah berlebihan. Lantaran sudah mencampuri urusan yang bukan wewenangnya sebagai presiden.

"Saya lihat Jokowi bukan lagi sekadar cawe-cawe tetapi intervensi langsung dengan mengerahkan semua resources yang ia miliki secara ugal-ugalan, seluruh aparat di bawah kendalinya dikerahkan untuk mencapai target politiknya," kata Amien.

Lebih lanjut, dia menilai manuver Jokowi berbahaya dalam beberapa waktu terakhir. Pertama, Jokowi tanpa malu meminta adik iparnya yang juga Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman untuk menambah masa jabatan Ketua KPK Firli Bahuri.

Kemudian, Jokowi membentuk tim percepatan reformasi hukum sebagai simbol menghina presiden masa depan yang diminta melanjutkan kekacauan hukum.

Terakhir, Amien menyinggung soal aksi Peninjauan Kembali Partai Demokrat kubu Moeldoko ke Mahkamah Agung. Dia menuding upaya tersebut sebagai aksi pengambilalihan Partai Demokrat dan Jokowi mengetahui hal tersebut.

Amien menilai, setidaknya ada dua target yang dicapai Jokowi lewat cawe-cawe tersebut. Pertama, Amien menilai aksi cawe-cawe sebagai upaya untuk melindungi keselamatan diri keluarga, anak dan menantu, serta kawan-kawan dekatnya tidak diproses hukum.

"Jadi dia perlu presiden yang akan bisa melindungi ya itu maunya dia," kata Amien.

Kedua, dia menilai keinginan Jokowi agar Indonesia terus menjadi subordinat Tiongkok. Amien mengklaim mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin Presiden Tiongkok Xi Jinping murka, karena rencana pencaplokan Indonesia secara perlahan oleh Tiongkok menjadi sulit atau terhambat. Dia pun mengaitkan dengan kebijakan ekspor pasir laut yang dilakukan Jokowi sebagai kebijakan pro-asing.

Sebab itu, Amien berharap Jokowi teguh pada dasar negara dan tidak percaya para surveyor yang ada di lingkarannya.

"Jadi pak Jokowi Anda mau membuat keputusan apalagi supaya negara kita makin lemah? Jadi pak Jokowi tinggal 15-16 bulan lagi Anda jadi presiden, tolong lah pegang teguh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan jangan percaya pada sejumlah surveyor yang memuji-muji Anda," kata Amien.

Baca juga artikel terkait CAWE-CAWE JOKOWI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin