tirto.id - Bakal calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo menyindir rival politiknya yang juga sesama bakal capres, Anies Baswedan terkait pernyataan bahwa cawe-cawe Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2024 yang dianggap berpotensi menimbulkan kecurangan.
Ganjar menyindir Anies dengan menyebut setiap orang yang sudah berani masuk dalam arena pertarungan pilpres, maka dia harus siap dengan segala risiko. Sehingga setiap bakal capres atau capres nantinya, tidak boleh takut atau membuat isu ketakutan.
“Jadi kalau sudah mau nyalon. Jangan pernah takut pada isu apa pun," kata Ganjar Pranowo dalam konferensi pers di Rumah Aspirasi Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo di Jakarta Pusat pada Kamis (1/6/2023).
Gubernur Jawa Tengah itu menyadari bahwa dalam kontestasi setiap prosesi kontestasi politik, harus ada pengorbanan yang dilakukan. Ganjar meyakini akan ada konsekuensi yang harus dihadapi bila ingin menjadi capres.
“Dalam setiap kontestasi Pemilu apapun bisa terjadi," ungkapnya.
Anies sebelumnya merespons pernyataan Presiden Jokowi yang akan melakukan cawe-cawe pada Pilpres 2024. Anies mengaku mendengar kekhawatiran ihwal isu kriminalisasi yang dialami para caleg hingga potensi kecurangan pemilu. Menurut dia, hal itu imbas dari cawe-cawe karena ketidaknetralan Jokowi.
“Semua itu, dikhawatirkan muncul akibat adanya pernyataan bahwa tidak netral dan cawe-cawe," kata Anies di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap kekhawatiran ihwal isu kriminalisasi itu tidak benar adanya, sehingga pemilu tetap berjalan baik. Ia mengatakan setiap partai politik punya hak yang sama untuk mencalonkan kadernya untuk maju sebagai bacaleg hingga bacapres pada Pemilu 2024.
“Setiap caleg punya hak yang sama untuk kampanye untuk mendapatkan perlakuan yang sama. Begitu juga dengan capres memiliki hak yang sama, dengan fair, baik, dan netral. Kami berharap kekhawatiran itu tidak benar. Justru yang terjadi adalah pelaksanaan yang baik, sesuai dengan prinsip demokrasi, jujur, adil," ucap Anies.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz