tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa mandatori biodiesel dengan campuran 30 persen minyak sawit (B30) dapat menghemat devisa negara hingga Rp110 triliun.
Asumsi tersebut didasarkan pada produksi kelapa sawit Indonesia yang mencapai 46 juta ton per tahun.
"Coba bayangkan, dengan menjadikan CPO kita ke B30, kita menghemat kurang lebih Rp110 triliun per tahun. Nantinya kalau nanti samapi B50 saya tidak bisa menghitung, yang jelas lebih dari Rp200 triliun," ujarnya dalam pidato HUT PDI-P ke 47 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020).
Menurut Jokowi, pemanfaatan minyak kelapa sawit di dalam negeri harus ditingkatkan agar Indonesia dapat mulai menghentikan ekspor Crude Palm Oil (CPO).
Jika bahan baku minyak mentah kelapa sawit itu dapat diolah di dalam negeri, maka Indonesia tak perlu bergantung dengan mekanisme pasar yang kerap membuat harga-harga komoditas Indonesia anjlok.
"Ini harus kita lakukan karena kalau tidak kita dimain-mainkan oleh pasar. Misalnya Uni Eropa kemarin memunculkan isu sawit tidak ramah lingkungan. Kenapa, sih, mereka omong begitu? Karena minyak sawit ini bisa lebih murah minyak bunga matahari mereka," imbuhnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengatakan bahwa Indonesia tengah mempercepat kebijakan hilirisasi industri dan bakal segera menyetop ekspor bahan mentah hasil tambang.
Di tahun ini, kebijakan tersebut telah dilakukan pada komoditas nikel yang rencananya bakal diolah oleh smelter-smelter dalam negeri dan digunakan sebagai bahan baku baterai mobil listrik.
"Karena kita ingin jadikan nikel kita litium untuk mobil listrik, karena indonesia adalah produsen terbesar nikel," pungkasnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana