Menuju konten utama

Jika Trump-Putin Kian Akrab, Bagaimana Nasib Snowden?

Obama menolak mengampuni Edward Snowden. Bagaimana masa depan Snowden di tengah kedekatan Donald Trump dan Vladimir Putin?

Jika Trump-Putin Kian Akrab, Bagaimana Nasib Snowden?
Sebuah kursi digambarkan di atas panggung sebagai mantan Agen CIA AS Edward Snowden sat pengaugerahan dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian, Norwegia, [Antara Foto/reuters/ Svein Ove Ekornesvaag]

tirto.id - Di detik-detik terakhir sebagai Presiden Amerika Serikat, Barack Obama sempat membuat kebijakan-kebijakan mengejutkan. Dua di antaranya yang mengundang perbincangan adalah menanggapi serius kasus peretasan yang dilakukan Rusia dengan ‘mengusir’ 35 diplomat Putin dari Amerika. Ini tentu menambah panas hubungan AS-Rusia yang memang selalu punya riwayat buruk.

Kebijakan lainnya adalah pengurangan masa tahanan Chelsea Manning, pembocor rahasia negara di AS. Tak tanggung-tanggung, Manning yang divonis 35 tahun penjara diberi potongan 29 tahun, sehingga akan bebas Mei nanti.

Kado Obama untuk Manning ini jadi pembicaraan karena sebelumnya Obama memang diminta banyak pihak untuk memberikan ampunan pada pembocor rahasia negara yang dianggap berjasa. Salah satu yang paling ramai mendapat dukungan adalah Edward Snowden, peniup peluit—pembocor rahasia negara yang masih bersuaka di Rusia. Ia dikenal sebagai bekas pegawai negeri di National Security Agency alias Badan Keamanan Negara milik Amerika, yang membocorkan kejahatan siber negaranya pada media.

Setidaknya, seperti dikutip dari situs Amnesty International, ada lebih dari 1 juta orang yang menandatangani petisi mendesak Obama untuk memberi pengampunan pada Snowden.

Namun hingga 18 Januari 2017 (di Indonesia tanggal 19), dalam konferensi pers terakhirnya sebagai Presiden Amerika Serikat, Obama masih bersikeras tak mengindahkan petisi itu. Ia malah menjelaskan mengapa Manning—orang yang juga membocorkan rahasia negara—layak mendapatkan pengampunan 29 tahun darinya.

“Chelsea Manning sudah melewati masa tahanan yang berat. Jadi, gagasan kebanyakan orang yang berpikir kalau mengungkap informasi rahasia yang vital (seperti yang dilakukan Manning) tidak dihukum… Aku pikir mereka tidak akan mendapat impresi itu (jika dilihat) dari hukuman yang telah dijalani (Manning),” kata Obama seperti dilansir dari The Guardian.

Obama menganggap hukuman 35 tahun yang divonis pada Manning sangat tidak proporsional jika dibandingkan pembocor rahasia lainnya.

Manning, bekas analis agen intelijen AS di Iraq, ditangkap tujuh tahun lalu karena membocorkan lebih dari 700 ribu dokumen rahasia AS kepada WikiLeaks. Ia memang telah menjalani enam tahun hukuman di penjara militer Fort Leavenworth, Kansas. “Setidaknya pesannya sudah tersampaikan,” kata Obama menegaskan bahwa menjadi pembocor rahasia negara ada konsekuensinya.

Tapi nama Snowden bahkan tak disebut barang sekali pun dalam temu pers yang berlangsung kurang lebih sejam itu.

Alan Rusbridger, editor The Guardian, media yang merilis bocoran dokumen dari Snowden masih berharap kebaikan hati Obama. Dalam opini berjudul “Snowden Does Not Deserve the Threat He Faces” yang diterbitkan The New York Times di hari yang sama dengan pidato terakhir Presiden Obama, Rusbridger mengimbau Obama menggunakan kekuasaannya di jam-jam terakhir untuk mengampuni Snowden.

Ia mencoba mengingatkan Obama bahwa yang dilakukan Snowden bukan tindakan mengkhianati negara, melainkan menyelamatkan banyak orang demi nama moral. Ia juga menegaskan bahwa hanya Obama yang mampu menyelamatkan nyawa Snowden, sebelum kuasa pemerintahan AS jatuh ke tangan Donald J. Trump pada 20 Januari 2017.

Rusbridger mengkhawatirkan hubungan baik antara Presiden baru AS Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin akan berpengaruh pada keselamatan Snowden. Trump yang menganggap Snowden sebagai pengkhianat negara ditakutkan akan meminta pelarian itu pada Rusia, agar bisa dibawa pulang ke AS supaya bisa dieksekusi. Rusbridger juga mengingatkan kalau Snowden tak pernah memilih Rusia sebagai tujuan bersuaka. Ia menulis kalau Snowden selalu ingin pulang ke Amerika. Hal itu memang benar karena izin paspornya dicabut Pemerintah Amerika saat hendak terbang dari Rusia ke Amerika Latin.

Ketakutan serupa juga digambarkan Glenn Greenwald, wartawan The Guardian yang menuliskan kisah Snowden. Dalam wawancara dengan Democracy Now awal Januari, ia juga membaca kedekatan AS-Rusia yang berpeluang untuk memberikan Trump kesempatan berkata: “Tengok, aku bisa dapat Snowden, sesuatu yang Obama enggak bisa buat.”

Infografik Edward Snowden

Tapi beberapa jam sebelum Obama melakukan konferensi pers terakhirnya, Pemerintah Rusia mengumumkan perpanjangan tempat tinggal untuk Snowden. Tak tanggung-tanggung, Snowden diberikan tiga tahun tambahan untuk menetap di negeri Putin itu. Seperti dilansir Reuters, Pemerintah Rusia mengatakan perpanjangan waktu itu diberikan karena kelakuan baik Snowden yang tak melanggar hukum, dan tak pernah ada keluhan tentangnya.

Perpanjangan tiga tahun ini memungkinkan Snowden mengajukan permohonan menjadi warga negara Rusia pada tahun depan. Ia yang telah menetap di Rusia selama 4 tahun sejak 2014, hanya butuh waktu setahun lagi untuk menggenapi syarat administrasi yang berlaku di sana. Tapi dari pihak Snowden sendiri belum ada kabar mengenai hal ini: apakah ia ingin berganti kewarganegaraan atau tidak.

Terlepas dari itu, dalam wawancara dengan The Guardian awal November lalu ketika Trump dinyatakan menang pemilu AS, Snowden sendiri mengaku tak khawatir dengan hubungan baik Trump dan Putin. “Kupikir yang kulakukan adalah hal benar. Dan saat kalian tahu, aku tak bisa memprediksi bagaimana masa depan, aku tak bisa memprediksi apa yang bakal terjadi besok, (tapi setidaknya) aku bisa nyaman dengan caraku hidup hari ini,” ungkap Snowden.

Tentang ketidaktakutannya pada Trump dan apa yang mungkin dilakukan Trump, ia menambahkan, “Kalau aku tertabrak bus, atau drone, atau jatuh dari pesawat besok, kau tahu tidak? Itu sama sekali tak ada artinya lagi buatku, karena aku yakin dengan keputusan-keputusan yang sudah kubuat.”

Mungkin hanya orang yang dijauhkan dari keluarga, rumah, dan tanahnya sekaligus dibenci dan diincar oleh negaranya sendiri yang bisa memahami perasaan Snowden sekarang.

Baca juga artikel terkait EDWARD SNOWDEN atau tulisan lainnya dari Aulia Adam

tirto.id - Politik
Reporter: Aulia Adam
Penulis: Aulia Adam
Editor: Zen RS