tirto.id - Jerman menawarkan teknologi untuk memitigasi kebakaran hutan di Indonesia yaitu dengan menggunakan satelit. Langkah tersebut dilakukan saat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan delegasi bisnis Jerman yang dipimpin oleh Anggota Parlemen Jerman sekaligus Presiden dan CEO Asienbrücke Association, Andreas Scheuer.
Asienbrücke Association merupakan organisasi non-profit yang bertujuan untuk mempromosikan kerja sama negara-negara di Kawasan Asia Pasifik dengan Jerman dan Uni Eropa. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Asienbrücke Association mencari peluang kemitraan kerja sama ekonomi dan investasi, khususnya untuk sektor teknologi, mobilitas, dan logistik.
Dalam pertemuan tersebut, salah satu perusahaan Jerman juga menawarkan teknologi untuk penanganan kebakaran hutan dengan satelit untuk mendeteksi titik api dan siap berkolaborasi lebih lanjut untuk membantu Indonesia.
Selanjutnya, CEO Samsara Capital Investment menyampaikan Jerman memiliki teknologi untuk penanganan kebakaran hutan dengan satelit untuk mendeteksi titik api dan siap berkolaborasi lebih lanjut untuk membantu Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Andreas Scheuer juga mengapresiasi kestabilan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Andreas mengatakan, penting bagi Jerman untuk menjalin kerja sama untuk memperbaiki neraca perdagangan kedua negara.
“Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN. Penting bagi Jerman sebagai mitra untuk terus menjalin kerja sama yang baik, terutama untuk memperbaiki neraca perdagangan kedua negara yang dinilai belum mencapai potensi terbaiknya,” ungkap Andreas Scheuer dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (6/10/2023).
Sementara itu, Airlangga Hartarto menyampaikan, saat ini PDB per kapita Indonesia di 2022 telah meningkat ke 4.580 dolar AS. Harapannya, dalam 10 tahun ke depan akan berada di atas 10.000 dolar AS.
“Performa perekonomian Indonesia berada di jalur yang baik dalam beberapa kuartal terakhir. Bahkan pada kuartal ke-2 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh ke angka 5,17% (yoy),” ujar Menko Airlangga.
Pertemuan Indonesia-Jerman juga membahas isu ekonomi, seperti transisi energi konvensional ke sumber energi terbarukan, strategi pengembangan industri, serta investasi masa depan melalui pengembangan kapasitas generasi muda. Delegasi Jerman menyampaikan peluang untuk membangun kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia.
“Kami terbuka untuk kerja sama pengembangan kapasitas tenaga kerja. Indonesia memiliki bonus demografi di mana banyak engineer muda yang berpotensi untuk ditingkatkan keahliannya melalui pengalaman bekerja di perusahaan Jerman,” kata Airlangga.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin