tirto.id - Pemerintah Indonesia meluncurkan pendanaan untuk transisi energi atau Just Energy Transition Partnership (JETP) di Indonesia. Dalam tahap awal ini, Amerika Serikat (AS) dan Jepang menjadi pendonor JETP sebesar 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp310 triliun (asumsi kurs Rp 15.500 per dolar AS) hingga 2027 mendatang.
"Melalui kemitraan ini untuk mendukung target ambisius iklim di Indonesia dan investasi terkait mitra-mitra internasional, termasuk dengan mobilisasi 20 miliar dolar AS pendanaan publik selama tiga sampai lima tahun ke depan," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di BICC Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).
Luhut menegaskan, kerja sama antara Indonesia dengan AS dan Jepang dalam transisi energi tersebut tidak akan mengganggu pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Selain itu, transisi energi juga harus mampu menciptakan lapangan kerja.
Luhut juga menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi energi baru dan terbarukan hingga 439 gigawatt (GW), yang dapat dilakukan pengembangan geothermal hingga tenaga hidro dan angin.
"Masih banyak yang bisa kita lakukan 439 GW bukanlah angka yang kecil, saya rasa USD 20 miliar ini masih banyak kurang bagi kita berkembang, tapi kita bisa mulai dengan ini," jelasnya.
Sementara itu, Climate Counselor to The Secretary at US Department of The Teasury, John Morton menjelaskan, pendanaan ini diharapkan bisa mempercepat energi baru dan terbarukan di Indonesia.
"Ini adalah sebuah permulaan, kita kerja sama untuk mulai implementasi dari kemitraan ini dan kita akan melakukan perencanaan investasi secara komprehensif dengan kemitraan ini," tambahnya.
Untuk mempercepat menuju transisi energi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa sebelumnya sudah meluncurkan Energy Transition Mechanism (ETM). Peluncuran ini sebagai salah satu platform kerjasama pendanaan untuk proyek energi bersih.
"Melalui ETM ini kami pemerintah Indonesia membuka akses kerjasama yang transparan dan kompatibel. Sehingga semua pihak bisa melihat bersama potensi pengembangan proyek energi bersih di Indonesia yang bisa dikolaborasikan," ujar Sri Mulyani dalam Peluncuran ETM di Jimbaran, Bali, Senin (14/11/2022).
Pemerintah Indonesia, lanjut Sri Mulyani akan menggunakan skema ETM untuk mempensiunkan PLTU. Rencananya, PLTU Cirebon di Jawa Barat dengan kapasitas 660 megawatt (MW) menjadi pembangkit berbasis batu bara yang dipensiunkan pertama kali.
"Tentu saja ini perlu perencanaan yang lebih matang baik secara finansial maupun teknologi yang akan dilakukan oleh PLN," kata Sri Mulyani.
"Kami telah mengidentifikasi 15 GW PLTU untuk dipensiunkan lebih awal. Ini ukuran yang besar untuk menentukan aksi jangka pendek dan berarti untuk mempercepat transisi dari energi fosil ke energi bersih," sambungnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang