tirto.id - Kucing hutan adalah jenis hewan dilindungi yang tidak disarankan untuk dipelihara di rumah. Walaupun tampilannya cukup menggemaskan, kucing hutan, punya sifat liar dan cenderung buas.
Kucing hutan sejatinya adalah kucing yang hidup di alam liar. Kucing-kucing ini tidak dijinakkan dan biasanya bisa ditemukan pada berbagai habitat, mulai dari hutan tropis hingga padang rumput.
Secara umum, kucing hutan memiliki insting berburu yang sangat kuat. Mereka juga cenderung menghindari interaksi dengan manusia dan lebih suka hidup soliter di alam liar serta sangat teritorial.
Meskipun beberapa spesies kucing hutan bisa dijinakkan, namun usaha ini memerlukan keahlian khusus dan upaya yang sangat sulit. Intinya, tidak semua kucing hutan dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungan domestik, semacam lingkungan rumah atau pemukiman penduduk.
Lantas, apa sajakah jenis-jenis kucing hutan ini?
Jenis-Jenis Kucing Hutan
Berikut ini jenis-jenis kucing hutan yang masih bisa ditemukan di alam liar, walaupun jumlahnya sudah sangat terbatas.
Macan Tutul Jawa
Macan Tutul Jawa ukuran tubuhnya relatif lebih kecil dari jenis macan tutul lainnya. Bulu kucing hutan ini memiliki pola bintik-bintik hitam tersebar di seluruh tubuhnya. Bintik-bintik ini berbentuk seperti roset dan pola ini membantu mereka berkamuflase di dalam hutan yang lebat.
Warna dasar tubuh macan tutul yang hanya ditemukan di Pulau Jawa ini cenderung kekuningan atau keemasan dengan, meskipun ada variasi dalam warna bulu pada masing-masing macan tutul.
Harimau Sumatera
Harimau Sumatera adalah jenis harimau yang berukuran paling kecil di dunia. Panjang tubuhnya (termasuk ekor) berkisan antara 2,4 hingga 2,8 meter. Beratnya bisa mencapai 100 hingga 140 kg untuk jantan dewasa dan untuk betina dewasa, beratnya cenderung lebih ringan.
Jenis kucing hutan ini, sayangnya berstatus sangat terancam punah. Ini terjadi akibat perburuan liar di habitat asli kucing hutan ini, hilangnya habitat mereka akibat konversi hutan, dan konflik dengan manusia.
Cheetah
Cheetah adalah hewan darat tercepat, mencapai kecepatan antara 112 dan 120 km/jam (70 dan 75 mph). Dalam waktu singkat, cheetah dapat menempuh jarak hingga 460 m, dan memiliki kemampuan untuk berakselerasi dari 0 hingga 110 km/jam (68 mph) dalam waktu tiga detik.
Kecepatan ini ternyata lebih cepat dari kebanyakan mobil balap.
Lynx
Lynx adalah salah satu dari empat kucing hutan berukuran sedang. Semuanya adalah anggota dari genus Lynx.
Lynx biasanya hidup menyendiri. Namun, sekelompok kecil lynx, sesekali dapat melakukan perjalanan dan berburu bersama.
Mereka memangsa berbagai macam hewan mulai dari Rusa Kutub, Rusa Roe, Rusa Merah kecil, dan Chamois, hingga mangsa yang lebih kecil dan lebih umum, seperti burung, serta mamalia kecil, seperti kelinci salju, ikan, domba, dan kambing.
Macan Dahan Benua
Jenis kucing hutan ini kebanyakan menghabiskan waktu di pepohonan untuk menghindari predator yang lebih besar.
Kucing hutan ini dikenal karena penampilannya yang khas, ditandai oleh bintik-bintik besar yang menyerupai dahan pohon di bulunya yang berfungsi sebagai kamuflase untuk melindungi diri dari musuh ketika ia berada di hutan.
Kucing ini aktif pada malam hari atau nokturnal, serta memangsa hewan lain yang lebih kecil seprti burung, mamalia, atau ikan.
Kucing Merah
Kucing Merah adalah spesies kucing liar atau kucing hutan sangat langka dan endemik di Pulau Kalimantan, Indonesia dan Malaysia.
Kucing ini dikenal sebagai salah satu kucing hutan paling misterius di dunia karena jarang terlihat dan sangat sedikit informasi yang tersedia tentang perilaku alaminya.
Kucing Emas
Kucing ini dikenal karena warna bulunya yang berwarna emas dan sangat indah. Kucing ini juga memiliki sifat sangat misterius sehingga sering disebut sebagai "hantu hutan."
Saat ini kucing emas saat berstatus Near Threatened (NT) dengan populasi yang terus menurun.
Kucing Batu
Kucing batu atau Pardofelis marmorata merupakan salah satu kucing hutan berukuran kecil. Kucing hutan ini juga dikenal sebagai Marbled Cat.
Pola bulunya yang unik menyerupai marmer inilah yang membuatnya menyandang sebutan Marbled Cat tersebut.
Kucing hutan ini banyak ditemukan di hutan tropis Asia Tenggara, khususnya di habitat hutan sekunder, hutan bekas tebangan, dan semak belukar berbatu.
Ukuran Kucing Batu hampir sama dengan kucing domestik. Namun, tubuhnya lebih panjang dan ramping.
Kucing Bakau
Kucing hutan ini adalah spesies kucing liar yang memiliki kemampuan unik berenang dan berburu di lingkungan perairan.
Jenis kuring hutan ini ditemukan di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk daerah rawa, hutan bakau, dan sungai.
Kucing Blacan
Kucing hutan ini berasal dari persilangan kucing American Shorthair. Kucing blacan disebut juga dengan Asian Leopard.
Asian Leopard biasanya merujuk pada jenis Macan Tutul Asia atau Panthera pardus, yang merupakan salah satu subspesies dari macan tutul.
Kucing hutan ini dikenal dengan pola bintik-bintik hitam yang khas di tubuhnya dan tersebar luas di Asia
Fakta-Fakta Menarik dan Unik tentang Kucing Hutan
Berikut ini daftar fakta menarik dan unik seputar kucing hutan alias kucing liar ini:
1. Harga kucing hutan.
Kucing hutan adalah hewan liar yang dilindungi di banyak negara, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, kucing hutan tidak boleh diperjualbelikan secara legal.
Penjualan atau perdagangan kucing hutan, baik hidup maupun bagian tubuhnya, dilarang oleh hukum dan dapat dikenai sanksi pidana sesuai dengan undang-undang konservasi satwa liar.
2. Apakah kucing hutan boleh dipelihara?
Kucing hutan Indonesia dilarang untuk dipelihara dan diperjualbelikan. Berdasrkan UU No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, kucing hutan termasuk satwa liar yang dilindungi.
Selain itu Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999 menetapkan kucing hutan sebagai salah satu spesies yang masuk dalam daftar spesies yang dlindungi.
3. Bisa berenang dangan sangat baik.
Salah satu jenis kucing hutan, yaitu Kucing Bakau dikenal sebagai pemangsa akuatik yang sangat lihai. Jenis kucing ini memiliki selaput di antara jari-jari kakinya yang membantu berenang dan berburu ikan, katak, serta hewan air lainnya.
4. Soliter dan teritorial.
Jenis kucing hutan ini secara umum sangat soliter atau hidup sendiri dan akan mempertahankan wilayah kekuasannya dengan menandainya lewat bau urin atau cakaran di pohon.
Kucing hutan jarang terlihat hidup bergerombol, kecuali pada saat musim kawin.
5. Pola bulu unik.
Secara umum kucing hutan memiliki pola bulu yang unik, yaitu bintik-bintik atau garis-garis. Pola bulu ini berfungsi sebagai kamuflase saat mereka harus bersembunyi dari pemangsa, musuh atau predator di hutan lebat.
Demikianlah informasi mengenai beberapa jenis kucing hutan yang bisa ditemui di alam liar. Dengan memahami informasi tersebut, sekaligus fakta menarik seputar kucing hutan ini, diharapkan banyak yang akan semakin memahami bahwa kucing hutan ini adalah jenis kucing liar yang dilindungi, serta sudah sangat terbatas populasinya.
Editor: Lucia Dianawuri & Dhita Koesno