tirto.id - Kritik sastra adalah cara untuk membedah, menilai, dan mengapresiasi sebuah karya sastra baik itu novel, cerpen, puisi, maupun drama.
Bentuk-bentuk kritik sastra yang biasa kita lihat di kehidupan sehari-hari misalnya review dari karya-karya sastra tersebut hingga kajian akademik yang ditulis oleh akademisi sastra maupun bidang lain tentang karya tersebut.
Tidak seperti yang diyakini banyak orang, bentuk kritik ini tidak hanya berisi ‘kritik’ secara harfiah atau kekurangan-kekurangan sebuah karya saja, tetapi juga aspek-aspek positif serta hal-hal ekstrinsik yang tersembunyi di balik karya tersebut.
Menurut Wellek (1978), kritik sastra pada intinya adalah studi karya sastra yang konkret dengan penekanan pada penilaiannya.
Di Indonesia, kritik sastra dipelopori oleh H. B. Jassin di tahun 1920-an. Jassin sendiri dianggap sebagai tokoh kritikus sastra utama hingga dijuluki ‘Paus Sastra Indonesia’.
Karena sebuah kritik tidak hanya berisi penilaian (evaluasi) saja, maka sebuah kritik yang baik dan komprehensif juga harus mengandung interpretasi (penafsiran) dan analisis (penguraian) dari kritikus.
Jenis-Jenis Kritik Sastra
Berikut ini adalah jenis-jenis kritik sastra, seperti dikutip dari modul Jenis-jenis Kritik Sastra:
A. Kritik Sastra Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan betuknya, Abrams (1981) membagi kritik sastrai menjadi kritik teoritik dan kritik praktikal.
- Kritik teoritik adalah jenis kritik sastra yang berusaha menetapkan istilah-istilah dan kategori-kategori yang akan digunakan dalam menganalisis dan menafsirkan karya sastra. Artinya kritik teoritik belum berbicara tentang suatu karya sastra yang konkret.
- Kritik praktikal adalah kritik terhadap suatu karya sastra yang sudah konkret menggunakan konsep-konsep yang ditetapkan dalam kritik teoritik sebelumnya.
B. Kritik Sastra Berdasarkan Pelaksanaan
Berdasarkan pelaksanaannya, kritik sastra dibagi menjadi kritik judisial, kritik impresionistik, dan kritik induktif, berikut penjelasannya:
- Kritik judisial adalah kritik terhadap suatu karya dengan membandingkan karya tersebut dengan karya lain yang secara konvensional dianggap sebagai standar umum kehebatan dan keindahan sastra.
- Kritik impresionistik adalah kritik yang mengungkapkan kesan-kesan dari kritikus terhadap sebuah karya sastra tertentu dan memaparkan tafsiran mereka.
- Kritik induktif adalah analisis sebuah karya sastra berdasarkan fenomena yang terjadi dalam karya tersebut secara objektif, baik dari segi isi, ide, maupun segi kebahasaan melalui teori sastra.
C. Kritik Sastra Berdasarkan Orientasi
Berdasarkan orientasinya, kritik sastra dibagi menjadi kritik mimetik, kritik pragmatik, kritik ekspresif, dan kritik objektif beserta penjelasannya berikut ini:
- Kritik mimetik merupakan kritik yang berfokus kepada hubungan karya sastra dengan realita atau kenyataan.
- Kritik pragmatik adalah kritik yang berfokus pada tanggapan pembaca dan dampak karya sastra tersebut kepada pembaca.
- Kritik ekspresif adalah kritik yang berfokus kepada pengarang/penyair yang mengekspresikan perasaannya terhadap karya tersebut dikaitkan dengan latar belakang dari pengarang itu sendiri.
- Kritik objektif adalah kritik yang berfokus pada karya itu sendiri atau analisis secara unsur intrinsik saja.
Dengan adanya kritik sastra baik pengarang, pengamat, maupun pembaca dapat menikmati karya sastra jauh lebih dalam daripada hanya membaca karyanya saja.
Selain itu, kritik sastra juga bisa dijadikan sebagai tolok ukur pertama untuk pertimbangan calon pembaca apakah karya tersebut cocok untuk dibaca atau tidak.
Pada akhirnya kritik sastra adalah upaya nyata untuk melestarikan dan meramaikan dunia kesusastraan itu sendiri.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Maria Ulfa