Menuju konten utama
Antropologi

Jenis-jenis Kepercayaan, Pengertian, & Apa Bedanya dengan Agama?

Istilah kepercayaan dan agama punya kemiripan pengertian meskipun tidak sepenuhnya sama.

Jenis-jenis Kepercayaan, Pengertian, & Apa Bedanya dengan Agama?
Penganut kepercayaan Sunda Wiwitan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Apa perbedaan kepercayaan dengan agama? Sebenarnya, kepercayaan dan agama punya kemiripan pengertian. Di Indonesia saat ini, istilah kepercayaan kerap dilekatkan dengan terminologi "penghayat aliran kepercayaan" setelah terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No.97/PUU-XIV/2016.

Putusan MK tersebut menjamin aliran kepercayaan di Indonesia selain agama Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Buddha, Hindu, dan Konghucu, yang sebelumnya dianggap sebagai "agama resmi" di Indonesia.

Terdapat banyak sekali aliran kepercayaan di berbagai daerah di Indonesia, misalnya kepercayaan Kaharingan bagi masyarakat adat Dayak, Sunda Wiwitan dari Jawa Barat, dan lain sebagainya.

Dalam kajian antropologi dasar, istilah kepercayaan biasanya membahas mengenai kepercayaan-kepercayaan yang dianut manusia di zaman pra-aksara (pra-sejarah) atau masa ketika manusia belum mengenal tulisan.

Namun, kepercayaan juga berkaitan dengan kepercayaan agama, seperti kepercayaan politeisme yang meyakini banyak Tuhan, hingga monoteisme yang meyakini keesaan Tuhan.

Secara istilah, kepercayaan ini lazimnya dihubungkan dengan keyakinan masyarakat bahwa benda-benda, makhluk hidup, atau zat supranatural tertentu memiliki kekuatan gaib yang alamiah, sebagaimana dikutip dari buku Antropologi (2009) karya Dyastriningrum.

Apa saja jenis-jenis kepercayaan? Berikut penjelasannya sebagaimana dikutip dari uraian "Perkembangan Agama dan Kepercayaan di Indonesia" yang ditulis Puji Lestari:

1. Animisme

Secara singkat, animisme artinya kepercayaan bahwa manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan memiliki jiwa atau roh tertentu.

Kepercayaan animisme memuja roh, termasuk roh orang yang sudah meninggal, ada juga yang menyembah pohon atau binatang yang sebenarnya bukan benda atau materinya, melainkan jiwa atau roh yang ada dalam pohon atau binatang tersebut.

2. Dinamisme

Kepercayaan dinamisme menganggap bahwa benda-benda tertentu memiliki kekuatan gaib. Dalam antropologi, kekuatan gaib yang diyakini penganut dinamisme itu istilahnya adalah mana. Karena itulah, kepercayaan dinamisme juga dikenal sebagai manaisme.

Kekuatan gaib nan sakti itu, dalam pandangan dinamisme, berpengaruh pada hidup manusia. Pengaruhnya dapat berdampak buruk atau bermanfaat pada kehidupan sehari-hari.

Sebagai misal, aliran dinamisme meyakini bahwa batu akik, keris, kain tertentu memiliki kekuatan sakti yang ampuh untuk digunakan dalam kesempatan-kesempatan tertentu.

3. Totemisme

Secara bahasa, totemisme berasal dari kata Ojibwa dari Suku Algonkin, Amerika Utara. Arti totem dapat berupa burung, ikan, binatang, atau tumbuhan tertentu.

Totemisme meyakini bahwa ada daya atau sifat keilahian pada benda-benda tertentu, selain manusia. Kepercayaan ini menganggap bahwa hewan atau tumbuhan tertentu dapat memberi pengaruh, baik itu pengaruh baik atau dampak buruk bagi penganutnya.

Lazimnya, penganut totemisme menganggap keramat hewan atau tumbuhan yang dipercaya sebagai totem, serta dilarang membunuh atau memakan hewan atau tumbuhan tersebut.

4. Politeisme

Dalam bahasa Yunani, politeisme artinya banyak Tuhan. Dalam hal ini, politeisme meyakini bahwa Tuhan tidak esa, tidak tunggal, serta lebih dari satu.

Biasanya, politeisme dianggap sebagai kepercayaan terhadap keberadaan dewa-dewi yang memiliki tugas-tugas tertentu untuk mengatur urusan semesta.

Namun, sebenarnya, segala kepercayaan yang meyakini bahwa terdapat beberapa Tuhan yang mengatur urusan dunia, terkhusus perkara manusia, dianggap sebagai politeisme.

Dalam aliran politeisme juga diyakini bahwa dewa-dewi tertentu lebih unggul daripada dewa lainnya. Misalnya, Dewa Zeus dianggap lebih hebat daripada Dewa Hermes, Dewi Afrodit, dan lain sebagainya.

5. Panteisme

Aliran panteisme meyakini bahwa alam semesta adalah Tuhan. Kepercayaan ini menafikan keyakinan bahwa Tuhan menciptakan alam atau kehadirannya di luar alam. Penganut panteisme berpendapat bahwa Tuhan itu melingkupi segalanya melalui alam semesta ini.

6. Monoteisme

Berkebalikan dengan politeisme yang meyakini banyak Tuhan, kepercayaan monoteisme berpendapat bahwa hanya ada satu Tuhan, yang esa, atau tunggal. Agama Islam, Yahudi, dan Kristen tergolong agama monoteis.

Baca juga artikel terkait ALIRAN KEPERCAYAAN atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Iswara N Raditya