Menuju konten utama
Sosiologi

Nilai-Nilai Kearifan Lokal di Indonesia, Dimensi, dan Contohnya

Nilai-nilai kearifan lokal di Indonesia harus dijaga dan dilestarikan. Apa saja contoh dan dimensinya? Temukan penjelasannya lengkap di sini.

Nilai-Nilai Kearifan Lokal di Indonesia, Dimensi, dan Contohnya
Pagelaran Seni Peuting Panineungan di Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (15/6/2019), untuk melestarikan seni kebudayaan nusantara dan menjaga nilai-nilai kearifan lokal. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/pras.

tirto.id - Nilai-nilai kearifan lokal di Indonesia terdiri dari lima jenis. Lantas, bagaimana dengan dimensi dan contoh nilai-nilai kearifan lokal tersebut?

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar keempat di dunia. Dengan wilayah yang luas beserta segala keanekaragamannya, Indonesia pastinya punya banyak kearifan lokal atau local wisdom.

Kearifan lokal memiliki keterkaitan dengan suatu kelompok maupun komunitas tertentu. Kelompok yang dimaksud adalah suatu kesatuan sosial yang saling terorganisasi menjadi suatu kumpulan masyarakat yang memiliki kepentingan bersama dan bersifat fungsional.

Nilai-Nilai Kearifan Lokal

Sebagaimana dikutip dari tulisan Valencia Tamara Wiediharto et al., berjudul “Nilai-Nilai Kearifan Lokal Tradisi Suran” dimuat DIAKRONIKA Vol. 20 No. 1 Th. 2020, nilai-nilai kearifan lokal terdiri dari lima macam, yakni sebagai berikut:

1. Nilai Religi

Nilai kearifan lokal yang pertama ialah nilai religi, yakni nilai yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Nilai kearifan lokal ini terdiri dari segala sesuatu yang ada dalam agama, baik yang tersurat maupun tersirat, yang memengaruhi bagaimana seseorang berperilaku.

2. Nilai Estetika

Nilai kearifan lokal berikutnya ialah nilai estetika. Nilai estetika adalah nilai yang mengacu pada gagasan, tindakan, dan hasil seni yang indah atau buruk.

3. Nilai Gotong Royong

Nilai gotong royong dalam nilai kearifan lokal adalah nilai yang muncul sebagai bentuk kerja sama kelompok masyarakat untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara mufakat dan musyawarah. Tujuannya agar kegiatan yang dilakukan secara sukarela dapat berjalan dengan lancar, mudah, dan ringan.

4. Nilai Moral

Nilai kearifan lokal keempat ialah nilai moral, yakni prinsip yang mengatur bagaimana seseorang bertindak, membantu mereka membedakan antara hal baik dan buruk dalam hubungan mereka dengan orang lain di masyarakat.

5. Nilai Toleransi

Adapun nilai kearifan lokal yang terakhir ialah nilai toleransi, yakni yang mengacu pada sikap terbuka, lapang dada, dan sukarela dalam menghadapi perbedaan. Ini adalah nilai yang didasarkan pada kedamaian, menghargai perbedaan, dan kesadaran.

Dimensi Kearifan Lokal

Dimensi kearifan lokal terdiri dari enam macam, menurut Mitchell, sebagaimana dikutip dari buku Prosiding Seminar Nasional dan Pertemuan Perkumpulan Dosen PGMI Se-Indonesia (2018), yakni sebagai berikut:

1. Dimensi Pengetahuan Lokal

Dimensi kearifan lokal yang pertama ialah pengetahuan lokal. Maksudnya, masyarakat memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan hidupnya. Hal ini dikarenakan masyarakat memiliki pengetahuan lokal tentang menguasai alam, seperti pengetahuan masyarakat tentang perubahan iklim dan gejala alam lainnya.

2. Dimensi Nilai Lokal

Nilai lokal dalam dimensi kearifan lokal maksudnya ialah bahwa semua masyarakat memiliki aturan atau nilai-nilai lokal tentang perbuatan atau tingkah laku yang dianut dan diterima oleh semua anggotanya. Namun, nilai-nilai ini berkembang seiring perkembangan masyarakat. Adapun contoh dimensi nilai lokal ialah tradisi tato dan menindik di beberapa bagian tubuh yang dilakukan oleh suku Dayak.

3. Dimensi Keterampilan Lokal

Dimensi kearifan lokal untuk keterampilan lokal maksudnya bahwa setiap masyarakat memiliki kemampuan untuk bertahan hidup guna memenuhi kebutuhan kekeluargaan, atau ekonomi substansi. Ini adalah cara hidup manusia bergantung pada alam.

4. Dimensi Sumber daya Lokal

Sumber daya lokal dalam dimensi kearifan lokal maknanya bahwa setiap masyarakat akan menggunakan sumber daya lokal sesuai kebutuhannya dan tidak akan mengeksploitasi secara besar-besaran atau komersial.

5. Dimensi Mekanisme Pengambilan Keputusan Lokal

Dimensi kearifan lokal berikutnya ialah mekanisme pengambilan keputusan lokal. Adapun maksudnya bahwa setiap masyarakat memiliki pemerintahan lokal. Kepala suku memerintah warganya untuk mengikuti aturan. Jika seseorang melanggar, kepala suku akan memberikan sangsi tertentu.

6. Dimensi Solidaritas Kelompok Lokal

Dalam dimensi kearifan lokal ini digambarkan manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan pekerjaannya lantaran manusia tidak dapat hidup sendirian. Manusia bekerja sama untuk menjaga lingkungan sekitarnya.

Contoh Kearifan Lokal di Indonesia

Indonesia memiliki berbagai macam kearifan lokal yang berperan dalam membangun peradaban suatu masyarakat.

Kun Maryati dalam Sosiologi: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial (2013) memaparkan beberapa bentuk dan contoh kearifan lokal di Indonesia, yakni sebagai berikut:

Pertama, kearifan lokal dalam karya-karya masyarakat. Contohnya dapat ditemukan dalam seni batik. Selain memiliki motif yang indah, setiap motif batik tradisional memiliki makna mendalam.

Kedua, kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam. Sebagai contoh dapat ditemukan dalam tradisi Tana 'Ulen yang dianut masyarakat Dayak di Kalimantan. Mereka tidak sangat menghormati alam dan dilarang keras melakukan hal-hal yang merugikan alam di wilayah Tana 'Ulen.

Ketiga, kearifan lokal dalam bidang pertanian. Sebagai contoh adalah Nyabuk Gunung atau Ngais Gunung di beberapa daerah di Jawa, yakni sistem pertanian ini di dataran tinggi tanpa harus mengubah kontur tanah.

Pemberdayaan Melalui Nilai-Nilai Kearifan Lokal

Menurut modul berjudul "Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan" (2017) terbitan Kemendikbud, pemberdayaan adalah cara agar masyarakat, organisasi, maupun komunitas tertentu dapat mengelola kehidupan yang dijalani.

Tujuan pemberdayaan adalah agar dapat memperbaiki kehidupan (demi kesejahteraan), perbaikan aksesibilitas (inovasi terbaru), pendidikan yang layak, perbaikan tindakan, perekonomian yang meningkat, pengembangan jaringan, dan perbaikan lingkungan baik dalam fisik maupun sosial.

Bentuk pemberdayaan masyarakat berdasarkan nilai kearifan lokal memiliki artian sebagai tata letak suatu input untuk menanggulangi permasalahan sosial.

Nilai kearifan lokal sendiri adalah nilai sosial yang terdapat di suatu kawasan masyarakat. Beragam nilai itu meliputi gotong royong, ikatan kekerabatan, musyawarah, dan solidaritas antar umat.

Dengan adanya pemberdayaan komunitas berbasis kearifan lokal, akan menghasilkan masyarakat yang berdaya ubah seperti:

  • Dapat mengerti potensi dalam diri dan merencanakan untuk ke depannya;
  • Memberi arahan terhadap tiap individu;
  • Mempunyai power dalam berunding ketika menghadapi masalah;
  • Dapat membangun kerjasama yang saling menghasilkan keuntungan;
  • Setiap tindakan dapat dipertanggungjawabkan.

Baca juga artikel terkait KEARIFAN LOKAL atau tulisan lainnya dari Jessica Amelia Hapsari

tirto.id - Edusains
Reporter: Jessica Amelia Hapsari
Penulis: Jessica Amelia Hapsari
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Ibnu Azis