Menuju konten utama

Apa Itu Agama Menurut Para Ahli: Sejarah, Macam, & Perkembangan

Memahami pengertian agama, sejarah, fungsi, dan macam-macamnya

Apa Itu Agama Menurut Para Ahli: Sejarah, Macam, & Perkembangan
Ilustrasi meditasi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pengertian agama yang diyakini mampu memberikan pedoman dan tuntunan hidup membuat banyak manusia memeluk salah satunya. Apa itu agama dan tinjauannya dari sisi sejarah hingga perkembangannya?

Ada macam-macam agama yang berkembang saat ini mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan sebagainya. Kenneth Shouler dalam The Everything World's Religions Book (2010), memperkirakan ada sekitar 4.200 agama di dunia.

Setiap manusia yang meyakini salah satu dari agama tersebut, akan mengimani dan melaksanakan ajaran yang ada di dalamnya. Saat seseorang taat beragama, umumnya merasakan semangat dalam menjalani hidup. Sifat agama yang mengajarkan kebaikan menjadikan pemeluknya melakukan kebajikan Tuhan, untuk sesama manusia, hingga lingkungannya.

Definisi Agama Menurut Beberapa Ahli

Agama atau religi mengenalkan pada manusia bahwa terdapat "sesuatu" yang berkuasa atas segala hal dan memiliki kekuatan kendali, yaitu Tuhan. Secara umum, agama didefinisikan sebagai sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan, tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, hingga pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tata kehidupan.

Sejumlah ahli telah memberikan definisi terhadap pengertian agama atau kepercayaan. Edward Burnett Tylor, dikutip dari Seven Theories of Religion (1996) karya Daniel L. Pals, pengertian agama adalah kepercayaan seseorang terhadap makhluk spiritual, misalnya roh, jiwa, dan hal-hal lain yang punya peran dalam kehidupan manusia.

Selanjutnya, James George Frazer dalam bukunya berjudul The Golden Bough, cenderung sepakat dengan Tylor, namun ia membedakan sihir dengan agama. Menurutnya, agama adalah keyakinan bahwa dunia alam dikuasai oleh satu atau lebih dewa dengan karakteristik pribadi dengan siapa bisa mengaku, bukan oleh hukum.

Ada pun antropolog Indonesia, Koentjaraningrat, dalam Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan (1974) memaparkan, istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama yang diakui resmi negara: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddhisme, dan Konghucu. Pandangannya terkait kondisi di Indonesia.

Koentjaraningrat juga menyimpulkan bahwa agama merupakan rasa percaya seorang manusia agar bisa nyaman ketika menjalani kehidupan, meliputi kenyamanan jasmani (fisik) dan rohani (jiwa).

Sejarah Agama

Asal mula munculnya agama dijelaskan oleh Herbert Spencer. Ia berpendapat bahwa dahulu manusia sudah sadar akan kematian yang pasti dialami seluruh orang.

Cara percayanya pun beragam. Orang-orang di zaman purba atau primitif, misalnya, merasa bahwa terdapat kekuatan magis yang meliputi sebuah benda atau bahkan manusia. Di masa pra sejarah, lahir beberapa keyakinan seperti animisme, dinamisme, toteisme, dan lain-lain.

Bukan hanya itu, kepercayaan terus berkembang hingga terdapat sebuah istilah mengenai Tuhan yang dikenal sebagai satu-satunya pencipta alam semesta dan memiliki kendali atas segalanya.

Ini merupakan hasil yang ditimbulkan dari rasa takut manusia semula. Peradaban akhirnya melakukan penyembahan terhadap sesuatu yang tak terlihat namun berpengaruh penting, meliputi dewa, roh-roh, pohon, hingga Zat tertinggi yang disebut Tuhan.

Fungsi Agama

Agama memiliki berbagai fungsi yang bisa diperoleh individu hingga masyarakat. Mulyadi, dalam Agama dan Pengaruhnya dalam Kehidupan (2019), menjelaskan fungsi tersebut yaitu:

1. Fungsi agama bagi kehidupan individu

  • Sumber nilai dalam menjaga kesusilaan yang menjadi acuan dan petunjuk bagi manusia.
  • Agama menjadi sarana untuk mengatasi frustrasi dengan mengarahkan pemenuhan kepuasan batin manusia kepada Tuhan melalui peribadatan.
  • Agama menjadi sarana memuaskan keingintahuan seperti orientasi kehidupan hingga cara untuk menempatkan diri lebih bermakna di tengah-tengah alam semesta.
2. Fungsi agama bagi kehidupan masyarakat

  • Fungsi edukatif, yaitu ajaran agama memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi, baik perintah atau larangan.
  • Fungsi penyelamat, yaitu keinginan pemeluk agama untuk mendapatkan keselamatan di dua alam sesuai ajaran agama, yaitu dunia dan akhirat.
  • Fungsi perdamaian, yaitu agama mendorong pemeluknya mendapatkan rasa damai dalam batin ketika berbuat kebaikan, hingga merasa bersalah saat melakukan dosa.
  • Fungsi kontrol sosial, yaitu pemeluk terikat batin pada ajaran agama yang membuatnya seakan mendapat pengawasan sosial secara individu atau kelompok.
  • Fungsi pemupuk rasa solidaritas, yaitu agama membuat pemeluknya memiliki kesamaan dalam kesatuan iman dan kepercayaan secara psikologis, sehingga membina solidaritas.
  • Fungsi transformatif, yaitu agama mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok pada kehidupan baru sesuai ajaran agama yang dianutnya.
  • Fungsi kreatif, yaitu agama mendorong pemeluknya untuk lebih produktif demi kepentingan dirinya dan orang lain.
  • Fungsi sublimatif, yaitu ajaran agama mengapresiasi semua usaha manusia, baik yang bersifat duniawi dan akhirat. Selama usaha tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama dan diniatkan tulus pada Tuhan akan bernilai ibadah.

Macam-Macam Agama

Secara umum, dikutip dari Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya (2007) yang ditulis Tedi Sutardi, agama dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu Agama Bumi atau Agama Alam dan Agama Wahyu atau Agama Langit.

Agama Bumi disebut sebagai kepercayaan pada sesuatu yang ada di alam bumi. Mereka merasa yakin terhadap benda apa pun di permukaan bumi punya kekuatan magis atau spiritual.

Biasanya, agama ini dianut oleh masyarakat tradisional yang masih menghargai kepercayaan nenek moyang.

Dalam perkembangannya, Agama Bumi kental dengan budaya dan adat setempat. Upacara atau ritual keagamaan dilakukan dengan cara sesuai keadaan aturan daerahnya.

Sedangkan Agama Wahyu didefinisikan sebagai agama yang dianut oleh masyarakat dunia berdasarkan rasa percaya terhadap adanya wahyu Tuhan. Orang yang pertama kali menyampaikan wahyu atau perintah Tuhan ini disebut dengan Nabi.

Penganut Agama Wahyu percaya bahwa Tuhan mengatur seluruh aspek kehidupan, baik di bumi maupun semesta lainnya. Kekuatan yang dimiliki penguasa jagat raya ini tidak ada tandingan. Jadi, seluruh manusia wajib mengikuti wahyu yang diajarkan-Nya melalui Nabi untuk menjalankan kebenaran.

Dalam perkembangan, terdapat beberapa agama yang termasuk Agama Wahyu atau yang disebut juga Agama Samawi.

Ada Yahudi, Katolik, Kristen, Islam, dan lain sebagainya. Masing-masing agama punya aturan untuk ketika menjalani kehidupan yang ditulis sedemikian rupa dalam sebuah literasi yang disebut “Kitab Suci”.

Baca juga artikel terkait AGAMA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Edusains
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar