tirto.id - Sebagian besar manusia di dunia menganut agama alias kepercayaan, meskipun ada pula yang tidak terlalu relijius. Lantas, apa itu sebenarnya agama menurut para ahli, dan bagaimana sejarah, macam-macam, serta perkembangannya?
Agama atau religi mengenalkan bahwa di dunia ini terdapat hal yang berkuasa atas segala sesuatu dan memiliki kekuatan kendali. Terdapat beberapa ahli yang memberikan definisi mengenai agama atau kepercayaan.
Secara umum, agama dapat didefisinikan sebagai sistem yang mengatur kepercayaan dan peribadatan Kepada Tuhan serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, serta pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatan kehidupan.
Masing-masing agama biasanya mempunyai mitologi, simbol, atau sejarah untuk menjelaskan makna hidup dan asal-usul kehidupan atau alam semesta. Kenneth Shouler dalam The Everything World's Religions Book (2010) memperkirakan ada sekitar 4.200 agama di dunia.
Definisi Agama Menurut Beberapa Ahli
Edward Burnett Tylor, dikutip dari Seven Theories of Religion (1996) karya Daniel L. Pals, definisi agama adalah kepercayaan seseorang terhadap makhluk spiritual, misalnya roh, jiwa, dan hal-hal lain yang punya peran dalam kehidupan manusia.
James George Frazer dalam bukunya berjudul The Golden Bough cenderung sepakat dengan Tylor, namun ia membedakan sihir dengan agama. Menurutnya, agama adalah keyakinan bahwa dunia alam dikuasai oleh satu atau lebih dewa dengan karakteristik pribadi dengan siapa bisa mengaku, bukan oleh hukum.
Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan (1974) memaparkan, di Indonesia, istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama yang diakui resmi negara: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budhisme, dan Khonghuchu.
Selain itu, Koentjaraningrat juga menyimpulkan bahwa agama merupakan rasa percaya seorang manusia agar bisa nyaman ketika menjalani kehidupan, meliputi kenyamanan jasmani (fisik) dan rohani (jiwa).
Sejarah Munculnya Agama
Asal mula munculnya agama dijelaskan oleh Herbert Spencer. Ia berpendapat bahwa dahulu manusia sudah sadar akan kematian yang pasti dialami seluruh orang.
Cara percayanya pun beragam. Orang-orang di zaman purba atau primitif, misalnya, merasa bahwa terdapat kekuatan magis yang meliputi sebuah benda atau bahkan manusia. Di masa pra sejarah, lahir beberapa keyakinan seperti animisme, dinamisme, toteisme, dan lain-lain.
Bukan hanya itu, kepercayaan terus berkembang hingga terdapat sebuah istilah mengenai Tuhan yang dikenal sebagai satu-satunya pencipta alam semesta dan memiliki kendali atas segalanya.
Ini merupakan hasil yang ditimbulkan dari rasa takut manusia semula. Peradaban akhirnya melakukan penyembahan terhadap sesuatu yang tak terlihat namun berpengaruh penting, meliputi dewa, roh-roh, pohon, hingga Zat tertinggi yang disebut Tuhan.
Macam Agama dan Perkembangan
Secara umum, dikutip dari Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya (2007) yang ditulis Tedi Sutardi, agama dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu Agama Bumi atau Agama Alam dan Agama Wahyu atau Agama Langit.
Agama Bumi disebut sebagai kepercayaan pada sesuatu yang ada di alam bumi. Mereka merasa yakin terhadap benda apa pun di permukaan bumi punya kekuatan magis atau spiritual.
Biasanya, agama ini dianut oleh masyarakat tradisional yang masih menghargai kepercayaan nenek moyang.
Dalam perkembangannya, Agama Bumi kental dengan budaya dan adat setempat. Upacara atau ritual keagamaan dilakukan dengan cara sesuai keadaan aturan daerahnya.
Sedangkan Agama Wahyu didefinisikan sebagai agama yang dianut oleh masyarakat dunia berdasarkan rasa percaya terhadap adanya wahyu Tuhan. Orang yang pertama kali menyampaikan wahyu atau perintah Tuhan ini disebut dengan Nabi.
Penganut Agama Wahyu percaya bahwa Tuhan mengatur seluruh aspek kehidupan, baik di bumi maupun semesta lainnya. Kekuatan yang dimiliki penguasa jagat raya ini tidak ada tandingan. Jadi, seluruh manusia wajib mengikuti wahyu yang diajarkan-Nya melalui Nabi untuk menjalankan kebenaran.
Dalam perkembangan, terdapat beberapa agama yang termasuk Agama Wahyu atau yang disebut juga Agama Samawi.
Ada Yahudi, Katolik, Kristen, Islam, dan lain sebagainya. Masing-masing agama punya aturan untuk ketika menjalani kehidupan yang ditulis sedemikian rupa dalam sebuah literasi yang disebut “Kitab Suci”.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya