Menuju konten utama

Jatam Sebut Lokasi Ibu Kota Baru akan Untungkan Hashim dan Luhut

Jatam menilai pemindahan ibu kota di Kalimantan Timur hanya akan menguntungkan Hashim dan Luhut Pandjaitan.

Jatam Sebut Lokasi Ibu Kota Baru akan Untungkan Hashim dan Luhut
Peta Ibu kota baru Indonesia. foto/googlemaps

tirto.id - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mengkritisi rencana pemerintah yang memilih lokasi ibu kota baru di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sebab, menurut Jatam, sampai saat ini tidak ada data beban sosial-lingkungan dengan proyeksi 1 juta orang eksodus ke lokasi tersebut.

“Ide itu tidak dilandasi oleh kajian ilmiah, makanya rencana pemindahan ibu kota jelas serampangan dan bisa jadi hanya ambisi satu orang,” kata Koordinator Jatam Nasional, Merah Johansyah, Senin (26/8/2019).

Menurut Merah, pihak yang paling diuntungkan atas pemindahan ibu kota tersebut adalah pemilik konsesi tambang, salah satunya adalah Hashim Djojohadikusumo, adik dari Prabowo Subianto.

Berdasarkan catatan Jatam, mayoritas lahan di Kabupaten Penajam Utara dikuasai oleh PT ITCI Kartika Utama, perusahaan yang dikuasai oleh Hashim. Total lahan yang dikuasai ialah 173.395 hektare membentang di Penajam Utara, Kutai Kertanegara, dan Kutai Barat. Hal ini diketahui dari SK IUPHHK-HA: 160/Menhut-II/2012, tanggal 27 Maret 2012.

Di kabupaten itu, juga ada PT ITCI Hutani Manunggal, perusahaan patungan yang didirikan tahun 1993 oleh PT ITCI Kartika Utama dan PT Inhutani-1.

Walau begitu, performa dua perusahaan ini rupanya tak begitu baik. PT ITCI Kartika Utama tak seproduktif dulu lagi dan laporan penyertaan modal negara pada PT Inhutani tercatat selalu merugi.

"Tapi [dua perusahaan itu] akan jadi bernilai tawar cukup besar karena sebelah kawasannya akan berubah jadi ibu kota negara," kata Merah.

Selain itu, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pun tercatat menguasai seluruh lahan pertambangan dan perkebunan sawit di Kecamatan Muara Jawa Kukar, Kabupaten Kutai Kartanegara.

"Semua negosiasi lahan akan menguntungkan mereka, para oligarki penguasa lahan dan pemilik konsesi tambang," kata Merah.

Karenanya, Merah menilai keputusan lokasi ibu kota baru ini tak lebih hanya kompensasi politik dan bagi-bagi proyek pasca-Pilpres 2019.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo mengakui memang ada lahan milik Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur yang akan dijadikan ibu kota baru.

"Ada sebagian, kami tidak tahu detailnya di mana-mana. [...] Memamg ada lahan kami di Penajam Paser Utara, tetapi tidak tahu eksplisit spesifiknya dimana," ujar Edhy di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2019).

Meski begitu, Edhy tak mau persoalan ini dijadikan polemik. Kata Edhy, baik Hashim maupun kakaknya, Prabowo Subianto yang juga ketua umum Partai Gerindra siap jika diminta lahannya untuk pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur. Hal itu dilakukan keduanya untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Pak Prabowo sudah menyampaikan kepada publik, kepada kita semua, kepada seluruh rakyat Indonesia manakala diperlukan untuk kepentingan negara beliau akan siap untuk memberikan apapun yang beliau miliki itu, yang selama ini kita lakukan dan beliau sudah buktikan selama dari muda sampai sekarang mengabadikan untuk negara," jelas Edhy.

Baca juga artikel terkait PEMINDAHAN IBU KOTA atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Politik
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Alexander Haryanto