Menuju konten utama

Janji Prabowo Pangkas Tarif Listrik Dinilai Bisa Bikin PLN 'Sakit'

Janji capres Prabowo Subianto untuk menurunkan harga tarif dasar listrik, menurut Direktur Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, akan membuat PT PLN (Persero) sakit.

Janji Prabowo Pangkas Tarif Listrik Dinilai Bisa Bikin PLN 'Sakit'
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto menyapa simpatisan saat kampanye terbuka di Lapangan GOR Wisanggeni, Tegal, Jawa Tengah, Senin (1/4/2019). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah.

tirto.id - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam kampanye akbarnya berjanji untuk menurunkan tarif dasar listrik (TDL) dalam durasi 100 hari.

Mengenai strategi penurunan harga TDL ini, menurut Direktur Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, akan membuat PT PLN (Persero) "sakit".

"Secara ekonomi peluang untuk menurunkan tarif listrik sangat kecil karena dengan tarif sekarang pun, margin PLN sangat rendah hanya 2-4 persen, jauh dibandingkan margin ideal 10-12 persen," jelas dia kepada Tirto, Jumat (12/4/2019).

Ia menjelaskan, jika pemerintah ingin meringankan beban PLN dalam menanggung subsidi yang akan dilakukan sebagai program penurunan harga TDL listrik maka pemerintah bisa juga melakukan intervensi kebijakan. Namun, kata Fabby, langkah yang satu ini akan membuat APBN terbebani.

"Kalau kita lihat pembangkitan yang baru keluar, biaya pembangkitan tahun lalu naik 9,5% dari tahun sebelumnya. Konsekuensinya Tarif Tenaga Listrik tahun ini sebenarnya perlu dinaikkan sesuai dengan kenaikan biaya tersebut," papar dia.

Sebelumnya, Prabowo Subianto dalam kampanye akbar yang digelar di Glora Bung Karno (GBK), Minggu (7/4/2019) berjanji akan menurunkan tarif dasar listrik (TDL) dalam 100 hari kerja.

Ia mengatakan, program itu bukan sekadar janji kosong. Prabowo mengklaim bahwa rencana penurunan TDL itu sudah dibahas bersama ahli dan tim pemenangannya.

Kebijakan ini bertolak belakang dengan kondisi keuangan PLN. Seperti pada tahun lalu kondisi keuangan PLN memang sedang tidak kondusif, setidaknya sampai semester I-2018. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat selama enam bulan pertama 2018 PLN mengalami kerugian sebesar Rp5,35 triliun.

Kerugian akibat melonjaknya beban usaha yang ditanggung PLN. Pada semester 1-2017 beban usaha PLN senilai Rp130,25 triliun, pada periode yang sama 2018 angka itu naik menjadi Rp142,42 triliun. Kerugian yang diderita PLN itu bahkan diperkirakan akan berlanjut untuk semester II-2018.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri