tirto.id - Tahun Baru Islam atau 1 Muharram 1444 H akan tiba pada 30 Juli 2022. Pada bulan ini terdapat keutamaan yang mempunyai dalil dari Al Quran dan Hadis. Muharram menjadi salah satu bulan yang disucikan (haram) dalam Islam.
Dalam kalender hijriah, 12 bulan yang yang ada di dalamnya, terdapat empat bulan yang dimuliakan (asy-syahrul hurum). Keempatnya terdiri dari Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Bila masuk di dalam 4 bulan tersebut maka dilarang melakukan peperangan, termasuk berbuat zalim.
Allah menyatakan bulan haram ini pada Al Quran sebagai berikut:
"Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah ialah dua belas bulan pada ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (S At Taubah: 36)
Menurut situs NU, Ibnu Katsir berpendapat dengan begitu mulia dan istimewanya Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab maka perbuatan dosa dan perbuatan baik akan dilipatgandakan ganjarannya. Allah telah memberikan pengecualian 4 bulan ini dari 12 bulan yang tersedia.
Keutamaan bulan Muharram turut disampaikan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam lewat sebuah hadis. Dari Abu Bakrah mengatakan, Nabi Muhammad bersabda:
“Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada 12 bulan. Di antaranya ada 4 bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Puasa di Bulan Muharram
Salah satu amalan yang memiliki tuntunan secara khusus dikerjakan di bulan Muharram adalah puasa Tasu'a dan puasa Asyura. Perbedaan keduanya ada di tanggal pelaksanaannya. Puasa tasu'a dikerjakan pada 9 Muharram dan puasa Asyura 10 Muharram.
Dari kedua jenis puasa di bulan Muharram itu, puasa Asyura 10 Muharram adalah yang utama. Puasa satu hari ini keutamaannya sangat besar. Bahkan, dosa orang yang berpuasa di tanggal tersebut diampuni hingga 2 tahun.
Keutamaan tersebut termaktub pada sebuah hadis shahih. Nabi Muhammad bersabda:
"Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162).
Sementara itu, puasa Tasu'a dikerjakan mengiringi puasa Asyura. Dahulu, kaum Yahudi juga mengagungkan tanggal 10 Muharram. Oleh sebab itu, di zaman Nabi Muhammad pernah dilakukan puasa Tasu'a 9 Muharram untuk menyelisihi kesamaan itu.
Demikian demikian, praktik yang berlaku untuk puasa sunnah ini yaitu bisa dikerjakan pada 10 Muharram saja sebagai puasa Asyura. Atau, jika mau, seorang muslim dapat menambahkan puasa Tasu'a dan berlanjut ke puasa Asyura keesokan harinya. Jadi ingin lengkap melaksanakan puasa Tasu'a dan puasa Asyura tahun ini, maka puasa dilaksanakan pada 9-10 Muharram 1444 H atau bertepatan dengan 7-8 Agustus 2022.
Kendati demikian, mengingat agungnya keutamaan Muharram, ada baiknya membekali hari-hari di bulan tersebut dengan puasa sunnah lainnya. Dikutip dari PAY Aisyah, kaum muslimin dapat pula melakukan puasa senin-kamis atau ayyamul bidh. Nabi Muhammad bahkan menjadi puasa di bulan Muharram ada yang terbaik nomor dua, setelah Ramadhan.
Sementara itu, sebaik-sebaik waktu untuk berpuasa di luar bulan Ramadhan adalah di bulan Muharram. Hal ini ditegaskan Nabi Muhammad melalui hadits yang diceritakan dari Abu Hurairah:
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)
Tidak ada salahnya pula untuk mengerjakan amalan sunnah lainnya seperti shalat dhuha, shakat rawatib, shalat tahajud, memperbanyak dzikir, bersedekah, dan sebagainya. Dengan begitu, pahala yang didapatkan makin berlipat ganda.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dipna Videlia Putsanra