tirto.id - Wilayah Jabodetabek mengalami gangguan mati listrik pada Minggu (4/8/2019). Menurut ekonom INDEF, Bhima Yudistira pemadaman listrik ini sangat merugikan bagi aktivitas perekonimian.
Bhima menuturkan, karena ini hari libur bukan jam kerja maka dampaknya menganggu aktivitas di pusat perbelanjaan, mal, toko, restoran dan lain-lain.
Selain pusat perbelanjaan, Bhima menilai, pemadaman listrik dari PLN merugikan bagi UMKM. Alasannya aktivitas ekonomi mereka yang bergantung pada listrik sangat terganggu.
"Bisa dibayangkan pekerjaan di hari libur seperti bengkel, makanan minuman yg bergantung pada listrik terganggu. UMKM juga menjadi korban yg paling rentan karena tidak semua mampu beli genset untuk backup ketika listrik padam," jelas Bhima.
Gangguan listrik juga berimbas ke jaringan telepon dan internet yang pada akhirnya mempengaruhi jual beli secara online. "Order jadi terlambat, dan konsumen mengeluh," terang Bhima.
Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka, dalam rilis yang diterima Tirto, Minggu (4/8/2019) menjelaskan pemadaman listrik ini terjadi lantaran Gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya mengalami trip, sementara Gas Turbin 7 saat ini dalam posisi mati (Off).
Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan atau trip, sehingga mengakibatkan aliran listrik di wilayah Jabodetabek mengalami pemadaman.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi, saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa Gardu Induk sudah mulai berhasil dilakukan penyalaan," ujar Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka, dalam rilis yang diterima Tirto, Minggu (4/8/2019).
Sejauh ini, PLN mengklaim telah melakukan upaya perbaikan listrik di Jabodetabek.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH