Menuju konten utama

Isu Timnas Malaysia Kena Sanksi FIFA, Apa Komentar AFC?

Isu Timnas Malaysia terkena sanksi oleh FIFA, apa pendapat AFC? Kenapa muncu Malaysia dibanned FIFA terkait pemain naturalisasi?

Isu Timnas Malaysia Kena Sanksi FIFA, Apa Komentar AFC?
Pesepak bola Timnas U-23 Indonesia Achmad Maulana Syarif (kedua kanan) berebut bola dengan pesepak bola Timnas U-23 Malaysia Ziad El Basheer Bin Norhisham (kanan) dalam pertandingan penyisihan Grup A Piala AFF U-23 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Senin (21/7/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/mrh/bar

tirto.id - Isu Malaysia dibanned FIFA karena menggunakan pemain yang tidak sesuai regulasi, mencuat kembali. Terkait hal ini, Konfederasi Sepak Bola Asia, AFC, melalui sekretaris jenderal (sekjen) mereka, Datuk Seri Windsor Paul, menyebut bahwa isu tersebut jadi ranah FIFA, bukan AFC.

Isu Malaysia terkena sanksi FIFA ini menyeruak setelah Harimau Malaya menurunkan 5 pemain kelahiran Amerika Selatan, yaitu Facundo Garces, Imanol Machuca, Jon Irazabal, Joao Figueiredo, dan Rodrigo Holgado. Kelimanya berlaga saat Malaysia berduel kontra Vietnam pada 10 Juni 2025 di Kualifikasi Piala Asia 2027.

Isu ini muncul karena terdapat aturan ketat FIFA terkait naturalisasi pemain. Dalam Pasal 7 regulasi FIFA, disebutkan bahwa pemain yang dinaturalisasi mesti memenuhi salah satu dari 4 kriteria.

Pertama, pemain tersebut lahir di negara yang melakukan naturalisasi. Jika tidak, orang tua sang pemain lahir di negara tersebut. Jika tidak, kakek atau nenek sang pemain lahir di negara tersebut. Opsi terakhir, sang pemain tinggal di negara tersebut minimal 5 tahun setelah usia 18 tahun.

Facundo Garcés yang lahir di Argentina dan kini memperkuat Independiente (Liga Argentina) adalah keturunan Malaysia melalui sang nenek. Ia mendapatkan status warga negara Malaysia pada 2 Juni 2025 lalu.

Hal yang sama berlaku untuk Imanol Machuca, penyerang Velez Sarsfield. Ia merupakan keturunan Malaysia. Demikian pula Rodrigo Holgado, pemain America de Cali (Kolombia). Neneknya lahir di Malaysia.

Sementara itu, Joao Figueiredo, penyerang Johor Darul Ta'zim, memiliki nenek yang lahir di Rembau, Negeri Sembilan. Terakhir, Jon Irazabal, bek JDT, memiliki jalur keturunan Malaysia dari sang ibu, yang berasal dari Sabah.

Di media sosial, muncul isu bahwa para pemain naturalisasi Harimau Malaya tidak memenuhi kriteria terakhir, yaitu sudah tinggal di Malaysia selama 5 tahun. Isu ini mengesampingkan syarat naturalisasi lainnya, yaitu faktor garis keturunan, yang dimiliki Garces, Machuca, Irazabal, Figueiredo, dan Holgado.

Isu ini berkembang liar dengan klaim bahwa Malaysia sudah mendapatkan sanksi FIFA dan AFC berupa denda 2 juta dolar AS (setara Rp 30 miliar), larangan perekrutan pemain keturunan selama 5 tahun, hingga pembatalan hasil pertandingan. Namun, terbukti bahwa saat ini Malaysia tidak mendapatkan sanksi apa-apa dari AFC.

Apa Pendapat AFC Soal Isu Malaysia Dibanned FIFA?

Dalam wawancara dengan Harian Metro, Sekjen AFC, Datuk Seri Windsor Paul, menegaskan bahwa isu sanksi tersebut berada di wilayah otoritas FIFA, bukan AFC. Di samping itu, ia juga menyebut bahwa yang akan tahu lebih dahulu soal sanksi FIFA ini adalah Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).

"Kami belum menerima pemberitahuan apa pun mengenai saksi tersebut. Lebih lanjut, FAM akan menjadi pihak pertama yang diberitahu, bukan pihak lain," kata Windsor dikutip Harian Metro.

"AFC tidak memiliki informasi karena hal-hal tersebut berada di bawah yurisdiksi FIFA," tambahnya.

Timnas Malaysia baru saja mundur dari CAFA Nations Cup 2025 yang rencananya bergulir pada 29 Agustus hingga 8 September. Awalnya, Harimau Malaya masuk ke Grup B bersama Tajikistan, Iran, dan Afghanistan.

Namun, pelatih Malaysia, Peter Cklamovski menyebutkan, faktor logistik dan jadwal yang di luar kalender resmi FIFA, jadi alasan Harimau Malaya menarik diri. Jika laga internasional tidak dimainkan dalam rentang kalender FIFA, para pemain utama Malaysia yang bermain di luar negeri, berpotensi sulit mendapatkan izin dari klub.

"Saya juga ingin pergi ke sana (turnamen CAFA) dengan kekuatan penuh karena kami akan pergi ke sana untuk memenangkan trofi. Kami memiliki pemain yang berlaga di Spanyol, Kolombia, dan Argentina," ujar sang juru taktik dikutip Harian Metro.

"Jadi akan sulit bagi kami untuk mendapatkan pemain-pemain ini. Saya pikir keputusan untuk mundur (dari CAFA) adalah keputusan yang wajar," tambahnya.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya