tirto.id - Israel akan menyetujui pembangunan total sekitar 1.285 unit rumah baru pada 2018 di Tepi Barat dan merencanakan lebih lanjut 2.500 lainnya di sekitar 20 permukiman berbeda. Hal ini dipaparkan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman dalam sebuah pernyataan pada Selasa (9/1/2018), seperti dikutip Independent.
Departemen sipil Israel dijadwalkan memberikan persetujuan akhir untuk pembangunan lebih dari 300 unit perumahan di permukiman termasuk Susya, Petzael, Ariel, Alfei Menashe dan Oranit.
Rencana konstruksi terbesar itu juga mencakup 212 unit perumahan baru di Oranit dan 55 di Petzael. Tengah berjalan pula pembangunan 44 rumah baru di Ma'aleh Adumim dan beberapa di Ariel dan Beit Aryeh.
Selain itu, pemerintah Israel juga diharapkan bisa mempromosikan perencanaan ratusan unit rumah lagi. Diperkirakan akan ada pembahasan rencana membangun 381 rumah di Kfar Adumim, 196 di Givat Ze'ev, 120 di Karmei Tzur, serta puluhan di Efrat, Tzofim, Hinanit, Metzad dan tempat lain.
Permukiman Tepi Barat tersebut menjadi salah satu masalah yang paling menjengkelkan dalam upaya untuk memulai kembali perundingan damai Israel-Palestina, yang telah dibekukan sejak tahun 2014.
Warga Palestina menginginkan Tepi Barat untuk masa depan, bersama dengan Yerusalem Timur dan Jalur Gaza. Sebagian besar negara menganggap ilegal permukiman Israel yang dibangun di wilayah yang ditangkap Israel dalam "Perang Enam Hari" pada 1967.
Israel membantah bahwa permukimannya ilegal dan mengatakan masa depan mereka harus ditentukan dalam perundingan damai dengan Palestina.
Mengutip Hareetz, Lieberman menambahkan beberapa lusinan unit perumahan akhirnya mulai beredar di wilayah Yahudi Hebron. Hal ini merupakan bentuk persetujuan akhir yang langka untuk sebuah lingkungan baru bagi pemukiman Yahudi di kota mayoritas penduduk Palestina.
Belum ada komentar langsung dari pejabat Palestina tersebut. Orang-orang Palestina menganggap permukiman Israel di Tepi Barat adalah sebuah isu penting dalam perundingan damai karena menyangkal mereka sebegai negara bersebelahan yang layak.
Perundingan damai yang diperantarai AS antara Israel dan Palestina ambruk pada tahun 2014. Sebuah tawaran oleh pemerintahan Trump untuk memulai kembali perdamaian hanya menunjukkan sedikit tanda kemajuan.
Gedung Putih mengatakan sebelumnya bahwa Wakil Presiden AS Mike Pence akan mengunjungi wilayah tersebut dari tanggal 20 sampai 23 Januari. Pence memulai sebuah tur yang direncanakan pada Desember setelah Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pence akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Raja Yordania Abdullah, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kata Gedung Putih.
Keputusan Trump tentang Yerusalem dan pengumuman pada Desember bahwa Amerika Serikat akan memulai proses pemindahan kedutaannya dari Tel Aviv membuat marah orang-orang Palestina. Mereka menilai bahwa Amerika Serikat tidak dapat lagi mempererat perdamaian dengan Israel.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari