tirto.id - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani pada Senin, (28/3/2016), berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama bilateral, termasuk mengenai konflik Suriah, selama pembicaraan mereka melalui telepon.
Rouhani mengatakan bahwa kerja sama dan koordinasi antara Teheran dan Moskow sangatlah penting bagi perdamaian di Suriah.
Sebelumnya, pasukan pemerintah Suriah yang didukung oleh bantuan udara Rusia telah berhasil mengusir militan Islamic State (IS) dari Palmyra pada Minggu, (27/3/2016), yang disebut-sebut pihak militer sebagai "pukulan mematikan" terhadap para militan yang menguasai kota itu tahun lalu dan menghancurkan kuil-kuil kunonya.
Baik Kremlin maupun Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran (NSC) telah menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad atas keberhasilan pasukannya merebut kembali Palmyra dari para militan IS.
"Pemerintah Iran dan pasukan bersenjatanya akan terus memberikan dukungan penuh kepada Suriah dan Poros Perlawanan," kata Sekretaris NSC Ali Shamkhani, seperti dikutip Antara, Selasa, (29/3/2016)
Pemerintah Suriah dan oposisi dukungan Barat saat ini mengadakan pembicaraan perdamaian yang dimediasi oleh Perserikataan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai bagian dari usaha diplomatik untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lima tahun itu.
"Selama gencatan senjata, pembicaraan politik (di antara kelompok-kelompok di Suriah) sebaiknya dipercepat tetapi hendaknya tidak menghentikan pertempuran melawan para teroris di Suriah," kata Rouhani.
(ANT)