tirto.id - Kemampuan orang bekerja atau menghasilkan uang terbatas, sementara keinginannya banyak. Agar keinginannya memiliki rumah, berhaji, dan punya dana pensiun di hari tua terwujud, kita sedari muda harus mulai berinvestasi. Salah satu produk investasi yang populer adalah emas.
Investasi emas memiliki beberapa keunggulan, seperti risikonya rendah, mudah dijual, bisa menjadi barang agunan, dan hasil investasinya cukup baik. Dalam dua tahun terakhir, harga emas terus menunjukkan tren kenaikan yang cukup signifikan. Bahkan sempat menyentuh angka tertingginya pada perdagangan Sabtu, 19 Maret 2023, yakni Rp1.088.000.
Tingkat pengembalian investasi (Return on Investment/ROI) emas memang tidak sebesar jika berinvestasi di saham, namun masih lebih tinggi dari deposito di bank konvensional yang saat ini di kisaran 1,9%-2,5% dan 4%-6% per tahun untuk bank digital. Perlu diketahui, dalam 6 bulan terakhir, emas 1 gr telah mencatatkan kenaikkan harga sekitar 16%, dari yang sebelumnya hanya Rp937 ribu pada 20 September 2022.
Menurut Praktisi Keuangan dan Investasi Adrian Panggabean kepada tirto.id (16/3/2023), investasi emas lebih memberikan rasa aman. Banyak orang menyadari bahwa nilai uang saat ini tidak mencerminkan nilai kekayaan sesungguhnya. Nilai uang semakin merosot, sehingga orang kembali pada konsep orang zaman dahulu yang suka menyimpan kekayaan dalam bentuk emas untuk lindung nilai (hedging).
“Perekonomian dan bisnis yang lebih banyak ditopang oleh utang daripada aset (over leverage) membuat masyarakat cemas memegang uang. Daripada uangnya terus terdevaluasi, lebih baik pegang emas yang punya nilai stabil,” jelas Adrian yang juga dikenal sebagai ekonom.
Jenis Emas
Ada lima jenis emas yang biasa ditemui di pasaran, yaitu emas perhiasan, emas batangan, emas koin, emas granule atau serbuk emas yang biasa dibeli oleh penggrajin perhiasan, dan emas digital. Emas digital ini bisa dibeli secara online dan tidak ada bentuk fisiknya.
Selain lima jenis di atas, di pasar internasional juga diperdagangkan Emas ETF (Exchange Trade Fund) dan emas berjangka. Kedua jenis emas itu diperdagangkan seperti saham di bursa berjangka. Namun, investasi emas yang paling mudah dipahami oleh investor pemula adalah emas batangan.
Karena ada fisik emasnya, kita perlu memikirkan tempat penyimpanan yang aman. Bila tidak mau repot menyimpan emas di brankas pribadi, kita bisa membeli produk Brankas Logam Mulia dari PT Antam Tbk. Kita cukup membayar sejumlah uang untuk beli emas dan Antam yang akan menyimpan fisiknya.
Alternatif lain, kita bisa menyimpan di Safe Deposit Box (SDB) di bank. SDB adalah jasa penyewaan kotak untuk menyimpan harta seperti logam mulia dan surat-surat berharga. Jika menggunakan layanan SDB, bank akan mengenakan sejumlah biaya.
Berikut ini perkiraan biaya sewa SDB di lima bank nasional. BCA mematok tarif antara Rp150 ribu-Rp900 ribu per tahun, tergantung ukuran boksnya. Di BCA Syariah, tarifnya Rp250 ribu-Rp600 ribu per tahun, sedangkan di SDB CIMB Niaga Syariah Rp500 ribu-Rp2 juta per tahun.
Di dua bank pelat merah, yaitu Mandiri memasang tarif sewa SDB antara Rp200 ribu-Rp3 juta per tahun, dan di BNI Rp900 ribu-Rp3,750 juta per tahun.
Tips Investasi
Investasi bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau kenaikan nilai kekayaan di masa depan. Sebelum berinvestasi, investor pemula penting mencari tahu seluk-beluk investasi emas. Berikut ini ada beberapa tips investasi emas bagi investor pemula.
1. Tentukan tujuan investasi
Kamu berinvestasi untuk apa? Biaya pernikahan, beli rumah atau biaya pendidikan. Investasi emas ini cocok untuk tujuan jangka menengah dan panjang, yaitu lebih dari 5 tahun.
2. Sesuaikan dengan kemampuan finansial
Kamu perlu membuat perencanaan keuangan untuk mengatur alokasi penghasilan. Kita perlu menyisihkan sebagian penghasilan secara rutin untuk beli emas.
3. Beli emas di tempat penjualan terpercaya
Agar tidak tertipu membeli emas palsu, lebih baik beli emas di tempat resmi, seperti pegadaian dan Butik LM Antam. Jika beli emas secara online, pilih aplikasi yang memiliki sertifikat asli atau izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan (BAPPEBTI).
4. Pantau perkembangan harga emas
Harga emas berfluktuasi naik atau turun sesuai dengan permintaan dan penawaran di pasar. Jika harga sedang turun dan kamu punya dana lebih, manfaatkan momentum itu untuk menambah aset emas.
5. Pilih tempat penyimpanan emas
Kamu bisa menyimpan di brankas pribadi tapi risikonya rawan dicuri atau beli emas digital yang tidak pusing menyimpan fisiknya atau dititipkan di safe deposit box perbankan.
6. Mulai investasi dan menabung
Investasi emas memang menjanjikan hasil yang baik. Namun demikian, jangan lantas menempatkan semua uang di emas. Ingat prinsip investasi,”Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang.” Artinya, kita harus diversifikasi risiko dengan berinvestasi di produk berbeda agar tujuan meraih kenyamanan finansial di masa depan tercapai. Selamat berinvestasi.
Penulis: Suli Murwani
Editor: Dwi Ayuningtyas