Menuju konten utama

Ini Respons Mensos Terkait Pengemis Punya Mobil

Mensos Khofifah Indar Parawansa mengingatkan pentingnya peran para tokoh agama untuk memberikan pemahaman kepada pengikutnya bahwa agama mengajarkan bahwa tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah atau memberi lebih baik dari pada meminta-minta.

Ini Respons Mensos Terkait Pengemis Punya Mobil
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berdialog dengan warga penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kantor Pos Pontianak, Kalbar, Sabtu (11/6). Antara Foto/Jessica Helena Wuysang.

tirto.id - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengaku kaget saat mengetahui ada pengemis kaya di Sampit, Kalimantan Tengah yang memiliki mobil dan kartu kredit. Ia pun meminta para tokoh agama agar memberikan pemahaman pada masyarakat sekitar agar tidak menjadikan pengemis sebagai profesi.

Agak kaget saya ketika pengemis di razia di Sampit ternyata dia punya sedan dan kartu kredit, pengemis keren ini,” kata Khofifah di Jakarta, Kamis (16/6/2016).

Khofifah mengatakan, di sinilah tugas para tokoh agama dari agama apa pun untuk memberikan pemahaman kepada pengikutnya bahwa dalam ajaran agama dijelaskan 'tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah' atau memberi lebih baik dari pada meminta-minta.

“Maka tokoh agama menjadi penting, agama apa pun menyampaikan kepada pengikutnya bahwa tangan di atas lebih mulia dari pada di bawah,” kata dia.

Khofifah menjelaskan, berdasarkan Alquran, pada hari akhir nanti, saat penghitungan amal ada bermacam-macam bentuk orang, misalnya, hanya kulit dan tulang. Mereka ini adalah yang hidupnya suka meminta-minta.

“Ini tugas tokoh agama untuk mengingatkan pengikutnya,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, seorang pengemis kaya terjaring saat razia gelandangan dan pengemis di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Setelah diperiksa, pengemis tersebut ternyata memiliki mobil sedan, kartu ATM dan kartu kredit. Pengemis kaya itu bernama Arif Komady dan mengaku berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Arif dan dua pengemis lainnya terjaring saat Satuan Polisi Pamong Praja bersama Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kotim melakukan razia di kawasan Taman Kota dan ikon kota Patung Jelawat.

Kepada petugas, Arif mengaku datang ke Sampit bersama istri dan anaknya dengan tujuan mengemis. Cacat fisik yang dideritanya menjadi modal baginya mencari banyak uang memanfaatkan rasa iba dermawan.

Menggunakan sedannya, Arif mengaku dalam sebulan terakhir sudah mengemis di beberapa kota seperti Kapuas, Palangka Raya, Kasongan, Kereng Pangi dan Sampit.

Beberapa waktu lalu petugas juga menjaring seorang pengemis perempuan yang mengantongi uang jutaan rupiah dan sejumlah sertifikat tanah.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz