Menuju konten utama

ILO Catat Penuruan Tajam Upah Rill di Seluruh Dunia

ILO membeberkan upah bulanan global turun secara riil menjadi minus 0,9 persen pada paruh pertama tahun 2022.

Pekerja berjalan di atas JPO Dukuh Atas, Jakarta, Senin (4/5/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.

tirto.id - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menuturkan krisis inflasi yang parah dikombinasikan dengan perlambatan global dalam pertumbuhan ekonomi mengakibatkan penurunan tajam dalam upah bulanan rill di banyak negara. Dalam laporan upah global 2022-2023, ILO membeberkan upah bulanan global turun secara riil menjadi minus 0,9 persen pada paruh pertama tahun 2022, pertama kali dalam abad ini pertumbuhan upah global riil negatif.

Kemudian upah rill di negara-negara Kelompok 20 (G20) pada paruh pertama tahun 2022 diperkirakan turun hingga minus 2,2 persen. Lalu upah riil di negara-negara berkembang G20 tumbuh sebesar 0,8 persen, 2,6 persen lebih rendah dari tahun 2019, tahun sebelum pandemi COVID-19.

"Berbagai krisis global yang kita hadapi telah menyebabkan penurunan upah riil. Ini menempatkan puluhan juta pekerja dalam situasi yang mengerikan karena mereka menghadapi ketidakpastian yang semakin meningkat," kata Direktur Jenderal ILO Gilbert F. Houngbo dikutip dari Antara, Kamis (1/12/2022).

"Ketimpangan pendapatan dan kemiskinan akan meningkat jika daya beli masyarakat berpenghasilan terendah tidak dipertahankan. Selain itu, pemulihan pasca pandemi yang sangat dibutuhkan dapat berisiko. Hal ini dapat memicu keresahan sosial lebih lanjut di seluruh dunia dan melemahkan tujuan mencapai kemakmuran dan perdamaian untuk semua,” tambahnya.

Lebih lanjut, dalam laporan tersebut juga menunjukkan di Amerika Utara seperti Kanada dan Amerika Serikat, pertumbuhan upah riil mereka rata-rata turun menjadi nol pada tahun 2021 dan turun menjadi minus 3,2 persen pada paruh pertama tahun 2022. Sementara itu, di Uni Eropa, skema retensi pekerjaan dan subsidi upah sebagian besar melindungi pekerjaan dan tingkat upah selama pandemi, pertumbuhan upah riil meningkat menjadi 1,3 persen pada tahun 2021 dan turun menjadi minus 2,4 persen pada paruh pertama tahun 2022.

Selanjutnya, di Eropa Timur, pertumbuhan upah riil melambat menjadi 4,0 persen pada 2020 dan 3,3 persen pada 2021, dan turun menjadi minus 3,3 persen pada paruh pertama 2022.

“Kita harus memberikan perhatian khusus kepada pekerja di kelas menengah dan bawah dari skala gaji. Berjuang melawan penurunan upah riil dapat membantu menjaga pertumbuhan ekonomi, yang pada gilirannya dapat membantu memulihkan tingkat pekerjaan yang diamati sebelum pandemi,” kata salah satu penulis laporan tersebut, Rosalia Vazquez -Alvarez.

Baca juga artikel terkait UPAH BULANAN GLOBAL

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin