tirto.id - Beberapa ilmuwan di India mengkritik kebijakan yang akan diajukan ke pemerintah India untuk membayar mahasiswa yang telah menerbitkan hasil penelitiannya di jurnal pilihan atau jurnal internasional.
Para ilmuwan tersebut khawatir pemberian insentif justru akan menurunkan kualitas penelitian dan meningkatkan kesalahan ilmiah dalam paper atau jurnal yang akan dipublikasikan.
Sebelumnya pemerintah India akan memberikan 50.000 rupee (hampir 10 juta rupiah) untuk mahasiswa pascasarjana yang telah menerbitkan hasil penelitiannya di jurnal internasional bergengsi dan 20.000 rupee (sekitar 4 juta rupiah) untuk mahasiswa yang menerbitkan hasil penelitiannya di jurnal-jurnal pilihan.
Para akademisi dan ilmuwan di India mengatakan bahwa beberapa bukti menunjukkan skema tersebut tidak dapat meningkatkan kualitas penelitian.
Sebuah studi pada 2011 terhadap kebijakan pemberian insentif hasil publikasi penelitian yang dilakukan di Cina, Korea Selatan, dan Turki, menunjukkan tingkat jumlah pengiriman jurnal yang lebih banyak di nature tetapi berbanding terbalik dengan jurnal yang terpublikasi.
Para peneliti menyarankan agar pemerintah lebih fokus mendanai penelitian yang sudah ada dan mengurangi pendanaan terhadap program yang belum pasti, termasuk bonus insentif untuk hasil publikasi penelitian.
Gautam Menon, ahli biologi komputasi dari Institute of Mathematical Sciences, mengatakan kebijakan tersebut akan menciptakan sistem yang akan banyak memproduksi jurnal tetapi bernilai rendah.
Hal senada dikatakan oleh Arunan Elangannan, ahli kimia anorganik dari Indian Institute of Science.
Berdasarkan analisis dari Retraction Watch, Elangannan mengatakan bahwa banyak jurnal-jurnal penelitian dari India ditarik yang jumlahnya dua kali lipat dibanding jurnal-jurnal Amerika Serikat karena kesalahan ilmiah.
“Pemberian insentif ini akan memainkan sistem yang ada nantinya,” ucap Mukund Thattai, ahli biologi komputasi National Centre for Biological Sciences, seperti dilansir nature.
Thattai juga mengatakan pemberian insentif hasil publikasi akan mengarahkan ilmuwan dalam penipuan dan plagiasi.
Ashutosh Sharma, sekretaris Kementrian Sains dan Teknologi di New Delhi, mengatakan kebijakan tersebut sebenarnya dilakukan untuk mendorong penelitian yang berkualitas.
Sharma juga mengatakan bahwa publikasi jurnal merupakan salah satu indikator untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti atau mahasiswa.
“Untuk mendorong dan memotivasi mahasiswa melakukan penelitian yang berkualitas, “ucap Sharma.
Sharma juga mengatakan bahwa pemerintah India telah meluncurkan banyak kebijakan dan skema untuk mendorong penelitian yang berkualitas selama empat tahun terakhir.
Untuk pemberian insentif hasil publikasi, Sharma mengatakan bahwa pemerintah telah membentuk komite kedua untuk membahas dan membertimbangkan kebijakan tersebut berkaca dari beberapa negara yang telah menerapkannya.
Penulis: Nurcholis Maarif
Editor: Yantina Debora