Menuju konten utama

IKAPPI Ungkap Mahalnya Pakan Ternak Picu Harga Daging Ayam Naik

IKAPPI mengungkapkan kenaikan harga daging ayam dipicu harga pakan yang mahal.

IKAPPI Ungkap Mahalnya Pakan Ternak Picu Harga Daging Ayam Naik
Pedagang membersihkan daging ayam di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Jumat (19/5/2023). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/rwa.

tirto.id - Harga daging ayam terus mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) Abdullah Mansuri menilai kenaikan harga daging ayam dipicu harga pakan yang mahal.

“Penyebabnya memang dari awal harga DOC atau anakannya nya tinggi. Harga DOC itu tembus hingga Rp8.000. Nah faktor yang paling kuat di awal itu adalah sebelum harga DOC naik itu adalah pakan. Pakannya tinggi, maka secara otomatis itu berpengaruh terhadap harga,” tutur Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) Abdullah Mansuri ketika dihubungi Tirto, Jakarta, Jumat (26/5/2023).

Dia menuturkan, jika harga pakan ayam mahal produksi pun akan terganggu. Akibatnya, pengurangan produksi terjadi dan membuat stok di pasaran menjadi berkurang.

“Jika pakannya tinggi, maka produksi akan terganggu, yang harusnya memproduksi satu ton katakanlah mereka akan mengurangi tonasenya. Karena memang produksi pakannya tinggi,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia berharap pemerintah mulai dari Kementerian Perdagangan, Pertanian hingga Bapanas pendampingan peternak dan pedagang. Hal itu dilakukan agar harga daging ayam kembali stabil.

“Pendampingan sebenarnya yang diperlukan peternak dan juga pedagang. Kemudian, pendampingan yang seharusnya dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, atau Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu harus melakukan advokasi atau pendampingan terhadap peternak-peternak,” ucapnya.

Terkait harga pangan yang tinggi, dia pun berharap pemerintah memberikan subsidi distribusi dan pakan. Diharapkan langkah tersebut juga bisa menekan harga daging ayam yang mahal.

“Jagung susah atau mahal maka disiapkan pemerintah untuk peternak, ini yang harus di advokasi atau didampingi,” ungkapnya.

Sebelumnya, Harga daging ayam terus mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Kenaikan terjadi secara bertahap, mulai dari harga Rp48.000 per kilogram (kg) naik ke Rp50.000 per kg. Lalu saat ini dijual Rp53.000 per kg.

Salah satu pedagang daging ayam di Kawasan Pasar Kopro, Jakarta Barat, Hardi (35) mengatakan, kenaikan harga daging ayam membuat dagangannya sepi.

“Ini harga daging ayam sudah naik terus dari minggu lalu, dagangan saya dan juga kawan-kawan saya pedagang daging ayam lainnya mengalami sepi pelanggan,” ucap Hardi saat sedang berbincang-bincang dengan Tirto, Jakarta, Kamis (25/5/2023).

“Untuk yang mahal ini di bagian filletnya, fillet bagian dada Rp55.000 per kilogram, terus fillet bagian paha itu harganya Rp53.000 per kilogram. Untuk per ekor dijual Rp42.000 dari yang sebelumnya Rp35.000," sambungnya.

Hardi mengatakan, harga ayam saat ini memang mengalami penurunan dari Rp55.000 per kg menjadi Rp53.000 per kg, namun masih tergolong mahal jika dibandingkan dengan kondisi normal.

Baca juga artikel terkait HARGA DAGING AYAM MAHAL atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin