Menuju konten utama

CIPS Nilai Subsidi Jagung Tidak akan Turunkan Harga Telur Ayam

CIPS menilai rencana pemerintah memberikan subsidi jagung untuk pakan guna menekan harga telur ayam tidak menyelesaikan masalah.

CIPS Nilai Subsidi Jagung Tidak akan Turunkan Harga Telur Ayam
Pekerja mengambil telur ayam di Desa Sindangrasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (23/9/2021). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/hp.

tirto.id - Pemerintah berencana memberikan subsidi jagung untuk pakan guna menekan harga telur ayam. Peneliti Center for Indonesian Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir menilai, rencana tersebut tidak akan menyelesaikan masalah.

"Skema subsidi ini jika dilakukan, dampaknya baru dapat dirasakan setelah 80-110 hari masa tanam jagung. Selama periode tersebut, harga telur akan cenderung tetap tinggi dan bahkan berpotensi terus naik,” tutur Peneliti Center for Indonesian Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (25/5/2023).

Dia menuturkan selain dampak terhadap harga telur yang tidak langsung dirasakan masyarakat, skema subsidi jagung juga berpotensi menimbulkan persoalan baru. Salah satunya oversupply jagung yang akan merugikan petani di masa panen.

Lebih lanjut, dia juga menilai kebijakan tersebut sulit dilakukan yaitu penentuan skema subsidi dan durasi pemberian subsidi. Dia menuturkan jika subsidi jagung diberikan terlalu lama, akan berpotensi menimbulkan oversupply.

"Swasta perlu dilibatkan dalam importasi jagung, sehingga peternak dapat mengakses pakan murah dan berkualitas dengan lebih cepat,” ucapnya.

Mukhammad Faisol menyebut, Kemunculan El Nino juga membuat masa tanam dan masa panen jagung terancam tidak berjalan sebagaimana yang sudah direncanakan. El Nino yang berkepanjangan dapat menimbulkan banyak hal, salah satunya adalah kebakaran hutan.

Bagi sektor pertanian, bencana El Nino memberikan beberapa dampak negatif, seperti mengeringnya tanah pertanian hingga menyebabkan perubahan pola tanam serta pola/siklus perkembangbiakan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman jagung. Selain itu, munculnya El Nino juga berakibat pada berkurangnya ketersediaan air bersih.

Untuk diketahui, berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga telur ayam ras segar mencapai Rp 31.900 per kilogram pada 24 Mei 2023. Pada bulan sebelumnya (17/4/2023), harga telur ayam masih berada di Rp 29.900 per kilogram.

Data ini menunjukkan kenaikan harga telur ayam mencapai 6,7% dalam lima minggu terakhir. Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengakui harga telur ayam mengalami kenaikan.

"Betul ada yang naik harganya tapi ada yang turun juga, yang turun kadang-kadang mungkin teman-teman bisa melihat bahwa harganya tidak selalu Rp40 ribu, ada yang Rp38 ribu, ada yang Rp35 ribu, dan malah ada yang Rp25 ribu,” tutur Jerry di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (23/5/2023).

“Jadi ini variatif harganya, tentunya kita berharap ada keseimbangan, fluktuasi betul terjadi tetapi dari apa yang saya kunjungi di pasar-pasar selama ini relatif harganya stabil dan yang paling penting adalah ketersediaan,” tambahnya.

Jery mengklaim pihaknya akan terus mengecek harga telur ayam di pasaran. Lebih lanjut, dia menjelaskan walaupun harga telur mengalami kenaikan tetapi stok tetap tersedia di pasaran. Tidak hanya telur ayam, dia berharap komoditas lain juga terpenuhi untuk masyarakat.

Baca juga artikel terkait HARGA TELUR AYAM NAIK atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Bisnis
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin