Menuju konten utama

Hujan Lebat Akibatkan Banjir dan Longsor di Yogyakarta

Wilayah terdampak paling banyak terdapat di Kabupaten Bantul meliputi sembilan Kecamatan Imogiri, Piyungan, Pleret, Pundong, Kretek, Jetis, Bantul, Kasihan dan Pandak.

Hujan Lebat Akibatkan Banjir dan Longsor di Yogyakarta
Prakiraan cuaca hujan dan berawan. FOTO/istockphoto

tirto.id - Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur D.I. Yogyakarta pada 17 Maret 2019 kemarin mengakibatkan banjir dibeberapa wilayah.

Menurut informasi dari BPBD DIY yang diterima redaksi Tirto wilayah terdampak banjir antara lain Kulon Progo dengan empat kecamatan meliputi Panjatan, Wates, Sentolo dan Temon, dan longsor di Kecamatan Kokap.

Daerah Gunungkidul wilayah terdampak genangan di enam kecamatan yaitu Purwosari, Semanu, Panggang, Tepus, Playen, Tanjungsari. Longsor di kecamatan Patuk dan terdampak angin kencang di Playen yang mengakibatkan pohon tumbang.

WIlayah Sleman dilaporkan terdapat pohon tumbang di Kecamatan Sayegan dan Minggir.

Di Kota Yogyakarta terdapat pohon tumbang di Kecamatan Kotagede dan terdapat genangan di Kecamatan Umbulharjo.

Wilayah terdampak paling banyak terdapat di Kabupaten Bantul meliputi sembilan Kecamatan Imogiri, Piyungan, Pleret, Pundong, Kretek, Jetis, Bantul, Kasihan dan Pandak konsentrasi banjir berada di DAS Celeng.

Serta terdampak longsor di Dua Kecamatan yaitu Pleret dan Pundong.

Sementara untuk kondisi Kondisi sungai dan waduk antara lain.

  1. Waduk sermo mengalami penambahan debit air secara signifikan
  2. Aliran sungai serang membawa beberapa kayu glondongan
  3. sungai di gua kebon mengalami penambahan drastic.
  4. Tanggul di Bendungan Wates Jebol.
  5. Sungai Progo ada peningkatan debit.
  6. Sungai Bedog peningkatan, kewaspadaan daerah Bantul selatan
  7. Sungai winongo ada peningkatan, status waspada
  8. Sungai Gajah wong ada peningkatan, status waspada
  9. Luapan, Selatan TPR Parangtritis
  10. Luapan, Sungai Gejuk, Sanden
  11. Luapan, Sungai Belik Wonokromo
  12. Luapan, Kali Celeng Imogiri
  13. Luapan, Kedungpring
Melalui rilis yang diterima redaksi Tirto, BPBD DIY juga menyebutkan bahwa hujan yang terjadi diindikasikan terdeteksinya aliran udara basah dari Asia menuju wilayah Jawa.

Serta adanya Tropical Cyclone “Savannah” di Samudera Hindia 972 hPa Max 75 kts yang berdampak pada terbentuknya palung tekanan udara rendah (trough) serta perlambantan angin di wilayah Jawa.

Faktor hangatnya suhu permukaan laut di Samudera Hindia selatan Jawa 28 - 30 disinyalir juga ikut menyumbang tersedianya uap air yang melimpah bagi pembentukan awan hujan di wilayah Jawa.

Kondisi tersebut diprakirakan menyebabkan udara hangat lembab serta labil sehingga berpotensi mengakibatkan hujan dengan intensitas ringan – sedang sepanjang hari.

BPBD DIY mengimbau dan merekomendasikan agar masyarakat mewaspadai potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor.

Mewaspadai terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh. Tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir.

Serta mencermati informasi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan petugas dan sumber-sumber terpercaya.

BPBD DIY menyebutkan hingga saat ini tindakan yang sudah dilakukan antara lain pertolongan dan penyelamatan sampai ke evakuasi di titik aman dan sampai sekarang masih terus berlangsung.

Dukungan Logistik dan peralatan masih terus dilakukan dan masih membutuhkan dukungan. Untuk kebutuhan seperti air hangat, air bersih, pakaian hangat, terpal, alas tidur, selimut, serta makanan siap saji.

BPBD DIY juga menyebutkan, bagi masyarakat yang ingin mengetahui informasi lebih lanjut dapat memantau akun twitter @pusdalops_diy, frequensi radio 170.300 MHz output, 165.300 MHz input, -5000 _duplex dengan tone 88,5 Hz, facebook pusdalopsbpbddiy, serta nomer telepon 0274 555585.

Baca juga artikel terkait BANJIR atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Agung DH
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari