Menuju konten utama
Periksa Fakta

Hoaks Imbauan Mematikan Gawai untuk Cegah Radiasi Kosmik

Unggahan di media sosial berasal dari pesan berantai yang sudah sempat menyebar beberapa tahun lalu dan sudah diberi cap hoaks oleh Kominfo.

Hoaks Imbauan Mematikan Gawai untuk Cegah Radiasi Kosmik
Header Periksa Fakta Hoaks Soal Radiasi Kosmik. tirto.id/FUad

tirto.id - Media sosial diramaikan dengan pesan berantai mengenai bahaya radiasi kosmik. Pesan ini tersebar di Facebook, terutama di sejumlah grup.

Dalam narasi yang beredar, disebutkan kalau pancaran cahaya kosmik dalam skala tinggi akan terjadi pada tengah malam dan menyebabkan efek radiasi yang berbahaya.

Narasi yang beredar berbunyi:

"Malam ini antara jam 00:30pagi hingga 3.30pagi pastikan off hp, laptop dll dan jauhkn dr badan anda. TV Singapore tlh mengumumkn berita tersebut.

Tlg beritahu keluarga dan sahabat2 anda. Malam ini antara jam 00:30 pagi hingga 3.30 pagi bumi kita akan menghadapi radiasi yg paling tinggi.

Pancaran cahaya Cosmic akan melintasi dekat dgn bumi. Oleh itu off hp dll dan jauhkn dr badan anda sbb akn menyebabkan kita mendapat efek radiasi yg berbahaya....

Boleh lihat di google dan NASA dan berita BBC. Bagikan pesan ini kpd org2 lain yg penting bagi keluarga ,Teman,Sahabat, dan juga anak istri anda. Anda blh menyelamatkan nyawa banyak orang dengan berbuat demikian... Semoga bermanfaat. Aamiin...🙏🏻🙏🏻."

Foto Periksa Fakta Hoaks Radiasi Kosmik

Foto Periksa Fakta Hoaks Radiasi Kosmik. foto/Hotline periksa fakta tirto

Informasi tersebut ditemukan di di grup "Info Berita Muba" dari akun "Ardi Yansah" pada 6 Maret 2024 (arsip), di grup "Ngada Bangkit" oleh akun "Fanci Loddo" pada 28 Februari 2024 (arsip), dan di grup "Kata" Moke matahari" dari akun "Safa Rudi" juga pada 28 Februari 2024 (arsip).

Narasi serupa juga ditemukan dari unggahan akun "Berita Viral" pada 3 Maret 2024 lalu (arsip) dan di TikTok dari akun "ming.beo" pada hari yang sama (arsip).

Tidak jelas kapan waktu terjadinya narasi dan imbauan diberikan. Namun, melihat interaksi yang terjadi di sejumlah grup tersebut, terlihat cukup banyak interaksi yang didapat unggahan ini. Salah satu unggahan mengumpulkan lebih dari 150 impresi dan 84 komentar, sementara ada unggahan lain yang sudah disebar ulang sebanyak lebih dari 360 kali.

Lalu bagaimana kebenarannya? Apakah benar ada radiasi sinar kosmik yang berbahaya? Apakah benar masyarakat perlu mematikan gawai untuk mencegah paparan radiasi kosmik?

Pemeriksaan Fakta

Tirto mencoba menelusuri kebenaran klaim mengenai keterkaitan gawai dengan radiasi kosmik yang disebut. Penelusuran di mesin pencarian dengan kata kunci "radiasi kosmik matikan hp" mengarahkan Tirto ke dua artikel yang dipublikasikan Kementerian Komunikasi dan Informatika (artikel 1, artikel 2).

Artikel pertama berasal dari tahun 2022, sementara artikel kedua pertama kali tayang pada tahun 2019. Keduanya telah mendapat cap hoaks. Melihat isi narasi yang diberikan dalam unggahan dua dan lima tahun lalu, yang dibantah Kominfo, isinya bisa dikatakan sama persis. Penggunaan tanda titik dan spasi yang kurang tepat, sampai dengan kata-kata yang salah ketik, juga terlihat dari unggahan masa lampau.

Ini bisa menjadi indikasi adanya misinformasi masa lampau yang digunakan kembali di masa kini. Tidak adanya tanggal terjadinya radiasi kosmik tersebut juga memungkinkan misinformasi ini diserukan berulang.

Dalam arsip artikel Tempo dari Juli 2018, disebut narasi yang sama beredar dan menyebar di grup WhatsApp kala itu. Dalam artikel tersebut, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Jasyanto, menyebut kalau kabar tersebut tidak benar.

"Ini hoaks. Selalu menggunakan momen gerhana kemunculannya (berita ini)," begitu ujarnya dikutip dari artikel tertanggal 27 Juli 2018.

Pada tanggal yang sama, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), juga sempat membantah narasi tentang radiasi kosmik tersebut dan kaitannya dengan penggunaan gawai. Bantahan tersebut disebarkan dalam kanal media sosial BMKG salah satunya di akun resmi Instagram mereka.

Dalam artikelnya terkait dengan radiasi kosmik, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyimpulkan kalau paparan radiasi kosmik tidak berbahaya bagi kesehatan.

Radiasi kosmik terdiri dari partikel bermuatan berenergi tinggi, sinar-X (x-ray), dan sinar gamma yang dihasilkan di luar angkasa. Partikel bermuatan ini bereaksi dengan atmosfer bumi untuk menghasilkan radiasi sekunder yang mencapai bumi. Radiasi kosmik dihasilkan oleh bintang-bintang, termasuk matahari. Bentuk lain dari radiasi yang berasal dari matahari adalah radiasi ultraviolet (UV).

Radiasi kosmik mempengaruhi tubuh terhadap radiasi dengan cara yang mirip dengan paparan sinar X di dunia kesehatan. Dosis tahunan rata-rata akibat radiasi kosmik di AS adalah 0,34 millisievert (mSv). Adapun satuan sievert adalah ukuran risiko kesehatan akibat radiasi. Hitungannya satu sieveret memiliki peluang 5,5 persen mengembangkan kanker akibat radiasi di kemudian hari.

Jumlah radiasi ini setara dengan jika seseorang melakukan tiga kali x-ray dada. Dosis radiasi yang rendah ini tidak mungkin mempengaruhi kesehatan manusia.

Senada dengan CDC, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyebut kalau paparan radiasi dari kosmik tidak lebih besar dari radiasi sinar-X medis. Menurut IAEA, secara total, besaran paparan radiasi per tahun diperkirakan sekitar 3,5 mSv pada manusia. Hampir setengahnya berasal dari sumber buatan seperti sinar X, mammogram, dan CT scan, sedangkan setengah lainnya berasal dari sumber alami, di mana sekitar 10 persen berasal dari radiasi kosmik.

Dijelaskan juga kalau pekerja di pesawat terbang dan mereka yang sering bepergian dengan transportasi udara memang terpapar dosis radiasi yang lebih tinggi. Awak penerbangan yang biasa beroperasi di ketinggian rendah mengalami paparan tidak lebih dari 1 milisievert per tahun. Sementara awak pesawat terbang yang bertugas di rute jarak jauh, mungkin terkena paparan radiasi tahunan hingga 6 milisievert.

Misinformasi dengan narasi sama juga pernah menyebar di India pada tahun 2019. Vishvas News, salah satu media yang juga telah terverifikasi International Fact-Checking Network (IFCN), sempat menelusuri klaim ini dan berkesimpulan kalau informasi ini hoaks.

Saat meminta konfirmasi Badan Antariksa India (ISRO), mereka mendapat jawaban kalau tidak ada bukti terkait adanya radiasi kosmik pada waktu tertentu. Selain itu menurut mereka juga tidak diketahui adanya keterkaitan antara radiasi kosmik dengan penggunaan telepon genggam ataupun laptop.

Kesimpulan

Berdasar hasil penelusuran, narasi mengenai bahaya radiasi sinar kosmik yang beredar di media sosial bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Narasi pernah muncul beberapa tahun silam dan sering digaungkan kembali jika ada peristiwa gerhana atau semacamnya. LAPAN dan BMKG pernah menyebut kalau informasi bahaya radiasi sinar kosmik tersebut sebagai hoaks.

Tentang kaitan radiasi kosmik dengan penggunaan alat elektronik seperti ponsel juga laptop juga tidak ditemukan sejauh ini.

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Farida Susanty