tirto.id - Nike membuat gebrakan minggu lalu ketika mengumumkan akan meluncurkan jilbab yang dikhususkan bagi perempuan Muslim untuk dipakai saat berolahraga.
Dirancang dan telah diuji oleh pemain skate Zahra Lari dan atlet angkat berat Amna Al Haddad, Nike Pro Hijab dianggap sebagai pakaian olahraga dengan kinerja tinggi yang dirancang untuk mengatasi hambatan menjauhkan perempuan Muslim jauh dari kondisi fit.
Produk ini tidak akan mencapai pasar sampai 2018, tetapi telah menerima beragam reaksi.
Banyak orang mengkritik perusahaan itu, mengklaim bahwa hijab tersebut justru membuat normal penindasan terhadap perempuan. Sebagai hasilnya, beberapa orang yang memprotes bahkan telah mengancam akan memboikot Nike.
Menanggapi kritik tersebut, Amna kemudian berkomentar dalam sebuah posting Instagram-nya.
"Dengan peluncuran Nike Pro Hijab, saya menyadari ada banyak reaksi beragam mengapa Nike memutuskan untuk membuat produk seperti 'sekarang'."
"Dari perspektif saya sebagai mantan atlet yang berlaga dengan hijab, di masa lalu, merek besar tidak melihat kebutuhan itu atau pasar [untuk hijab], karena tidak populer dan tidak pernah terdengar wanita berlatih, berolahraga, dan berkompetisi menggunakan hijab.
Amna menyebutkan, ini adalah fenomena baru di mana banyak perempuan telah menyatakan kebutuhannya memakai hijab dan lebih banyak atlet profesional yang telah memperjuangkan haknya agar dapat berkompetisi menggunakan jilbab, dan bermain di lapangan yang sama. "Kami membuat itu menjadi berita besar, kami tidak bisa diabaikan," papar Amna.
"Sebagai perempuan Muslim, kami telah bersuara di media tentang hal itu - secara pribadi sejak 2011. Orang-orang besar tidak bisa berbuat apa-apa kecuali melihat kita sebagai 'underdog' dan dampaknya terhadap industri olahraga dan dunia. Mereka tahu bahwa kita di sini untuk tinggal dan memutuskan untuk ikut berpesta dan membuat alternatif hijab olahraga kompetitif di pasaran, yang dengan cara lain, tengah eksis di pasaran beberapa tahun.
"Saya mendukung perempuan Muslim dengan atau tanpa jilbab, dan bagaimana mereka berpakaian adalah pilihan mereka. Dengan Nike Pro Hijab, itu pasti akan mendorong generasi baru atlet untuk mengejar olahraga profesional, dan tanpa kita atlet yang berjuang untuk hak ini dan membuat hal itu terjadi, Nike tidak akan 'Just Do It'."
Amna pun mencatat bahwa tulisan tersebut murni merupakan pendapatnya terkait persoalan itu. Ia mengaku tidak dibayar ataupun diminta untuk menulis.
Sementara itu, banyak orang setuju dengan dia dan memuji hijab yang dikeluarkan Nike.
"Setiap wanita punya wewenang soal hak untuk memilih apa yang dia ingin pakai dan benar-benar sulit bagi mereka memilih jilbab untuk menemukan pakaian yang cocok. Ini merupakan langkah ke arah yang benar sehingga SEMUA wanita disertakan, " demikian yang ditulisakan salah satu orang yang pro.
Menanggapi pro-kontra itu, Nike mengatakan kepada The Independent bahwa para atlet berhijab bercerita pada Nike bahwa hijab itu adalah sesuatu yang mereka inginkan dan mereka butuhkan.
"Kami bekerja dengan berbagai macam atlet berjilbab untuk menguji dan memberikan umpan balik pada produk ini dan mencari pendapat ahli dari pendukung dan masyarakat setempat untuk memberikan saran pada desain dan kebutuhan daerah," ungkap Nike.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari