Menuju konten utama

Heru Minta Dinsos DKI Bina PMKS secara Humanis

Dinsos DKI diminta membina PMKS yang masih banyak di Jakarta, terutama mereka yang memanfaatkan anak kecil.

Heru Minta Dinsos DKI Bina PMKS secara Humanis
Tangkayan layar - Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono di Baubau, Sulawesi Tenggara, Selasa (27/9). ANTARA/Indra Arief

tirto.id - Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono meminta kepada Dinas Sosial (Dinsos) DKI agar membina Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ada di Ibu Kota.

Sebab, Heru mengaku menemukan adanya tindakan tidak terpuji seorang PMKS yang memanfaatkan anak kecil untuk mengemis di jalanan. Salah satu contoh PMKS yang dia temukan di tol Jatiwaringin, Jakarta Timur.

"Yang turun masuk Tol Jatiwaringin, dari perumahan Angkatan Udara itu, setiap hari PMKS di situ. Tolong dibina, humanis. Tapi yang saya miris adalah bawa anak kecil, setiap hari saya lihat itu menangis," kata Heru di Jakarta, Selasa (18/10/2022).

PMKS adalah seseorang, keluarga, golongan, atau kelompak masyarakat yang mengalami kesulitan, hambatan, atau gangguan yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara memadai dan wajar.

Kepala Sekretariat Presiden itu pun meminta kepada Dinsos DKI Jakarta beserta jajarannya untuk turun ke lapangan menyelidiki latar belakang para PMKS itu berasal dari mana dan mengapa anak-anak tersebut tidak bersekolah.

Padahal, kata Heru, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI telah mengeluarkan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) agar seluruh anak di Jakarta memiliki kesempatan menempuh pendidikan yang sama.

Kemudian, Heru mengaku kasihan dengan anak-anak yang melakukan kegiatan itu dari pagi sampai sore dan harus mengemis dan menghirup udara buruk di jalanan.

“Nah, tolong, hari ini mungkin ada. Dia setiap sore tuh pergantian, tugas ibu, jadi yang membawa anak-anak itu prioritas. Jualan, gendong anak, kenapa bisa seperti itu. Nanti bu Kadis lapor ke Pak Asisten, terima kasih,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PMKS atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri