Menuju konten utama

Hari Tanpa Beha No Bra Day 13 Oktober 2020: Kesadaran Bahaya Kanker

Hari Tanpa Beha atau No Bra Day 13 Oktober 2020: kampanye untuk menyadarkan orang bahaya kanker payudara.

Hari Tanpa Beha No Bra Day 13 Oktober 2020: Kesadaran Bahaya Kanker
Gambar framing waru atau simbol cinta didada wanita dengan lencana merah muda untuk mendukung penderita kanker payudara. Foto/Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Tanggal 13 Oktober dikenal sebagai Hari Tanpa Bra (No Bra Day) atau Hari Tanpa Beha yang jatuh tepat di tengah Bulan Kesadaran Kanker Payudara. No Bra Day dikampanyekan untuk meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan payudara.

Hari ini diperingati untuk membantu mengingatkan orang, kanker payudara adalah penyakit yang berpotensi fatal, tetapi juga salah satu bentuk kanker yang paling dapat dicegah. Hari Tanpa Bra adalah tentang belajar mengenali tanda-tanda peringatan dini untuk berperang melawan kanker.

Asal-usul No Bra Day sulit dipastikan. Beberapa menyebut, Hari Tanpa Beha berawal dari sejarah 9 Juli 2011 dan 19 Oktober 2011. Tanggal terakhir merupakan hari kampanye BRA Day di Toronto, Kanada, oleh Dr. Mitchell Brown.

BRA (Breast Reconstruction Awareness) Day diperingati untuk meningkatkan kesadaran bagi wanita yang menjalani mastektomi dan mendorong pemeriksaan diri.

Kemudian, pada bulan Juli di tahun yang sama, seseorang yang menggunakan nama samaran Anastasia Donuts menyusun Hari Tanpa Bra untuk meningkatkan kesadaran akan kanker payudara, bersama dengan situs web untuk membantu mempromosikan terjadinya acara tersebut.

Tiga tahun kemudian, dua hari digabungkan dan terpilih 13 Oktober sebagai No Bra Day atau Hari Tanpa Beha yang berpetapan dengan Bulan Kesadaran Kanker Payudara Nasional.

Setiap tahun, pada tanggal 13 Oktober, tagar #NoBraDay atau #FreetheTatas akan muncul di media sosial. Mayoritas post yang diunggah memuat foto diri perempuan yang tengah mengeksplisitkan payudaranya.

Apakah Memakai Beha Berpotensi Sebabkan Kanker Payudara?

Berdasarkan penelitian, pemakaian beha atau bra tidak berkaitan dengan kanker payudara. Relasi antara melepas bra dengan potensi kanker payudara pun masih diragukan kebenarannya oleh para pakar kesehatan.

Dilansir The Guardian, pada 1995, gagasan memakai bra berkawat terus menerus bisa menimbulkan kanker payudara merebak. Hal ini dikompori Sydney Singer dan Soma Grismaijer yang menerbitkan buku Dressed to Kill.

Gagasan ini kembali ditumbuhkan pada 2015 oleh seorang praktisi medis alternatif yang menulis di Goop, situs kepunyaan aktris Gwyneth Paltrow.

Sementara gagasan ini terus diedarkan di kalangan perempuan, tak banyak yang menelisik latar belakang para pencetus gagasan tersebut. Mereka semua bukan peneliti kanker ataupun dokter, karya mereka tidak pernah diulas oleh pakar medis, serta tidak pernah dipublikasikan di jurnal kesehatan tepercaya.

Singer dan Grismeijer mewawancarai lebih dari 4.000 perempuan AS dan menemukan, perempuan yang tidak memakai bra memiliki kemungkinan 1:68 untuk mengidap kanker payudara.

Sementara itu, mereka yang memakai bra selama 24 jam berpeluang 3:4 untuk menderitanya. Menurut kedua orang ini, bra berkawat bisa menghalangi sirkulasi cairan limfa sehingga menyebabkan payudara membengkak terisi “toksin”.

Sejumlah peneliti membantah argumen Singer dan Grismeijer ini. Mereka mengatakan cairan limfa tidak akan terjebak karena kawat bra. Lebih lanjut, memakai bra dengan ukuran pas justru bisa mencegah payudara menjadi melar.

Penelitian dari Fred Hutchinson Cancer Center di Seattle tahun 2014 juga menyokong pembantahan terhadap penulis Dress to Kill. Mereka menemukan, tidak ada kaitan antara penggunaan bra dengan peningkatan risiko kanker payudara.

Di samping institusi yang membuat studi ini, Breast Cancer Now, Cancer Research UK, The American Cancer Society, dan The US National Institutes of Health juga menyoroti kurangnya bukti penggunaan bra berelasi dengan potensi kanker payudara.

Infografik No Bra Day

Infografik No Bra Day. tirto.id/Fuadi

Manfaat Tak Pakai Kutang

Meski begitu, kampanye No Bra Day tetap populer setiap tanggal 13 Oktober. Meski studi menyebutkan pemakaian bra tak berpotensi menyebabkan kanker payudara, kesadaran terhadap bahaya kanker ini tetap perlu ditingkatkan, karena kanker payudara bisa berakibat fatal, padahal bisa dicegah jika diketahui lebih dini.

Tidak pakai beha juga memiliki manfaat kesehatan. Sebuah studi yang melibatkan 330 wanita berusia 18 sampai 35 telah menyimpulkan bahwa secara medis, fisiologis, dan anatomis payudara tidak mendapatkan keuntungan dari pemakaian bra yang hampir konstan.

Menurut penelitian ini, wanita yang tidak pakai bra secara teratur akan mengurangi potensi kekenduran bentuk payudara dari waktu ke waktu, kenyamanan lebih besar, dan sedikit sakit punggung.

Sementara itu, Dr. Stafford Broumand kepada Refinery menyampaikan bahwa untuk wanita yang lebih muda, tidak mengenakan bra akan menyebabkan produksi kolagen dan elastisitas meningkat, yang meningkatkan pertumbuhan payudara.

Baca juga artikel terkait NO BRA DAY atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH