tirto.id - Hari Kesehatan Jiwa (World Mental Health Day) diperingati pada tanggal 10 Oktober setiap tahunnya.
Tujuan dari peringatan hari ini adalah meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan mental di seluruh dunia dan memobilisasi upaya dalam mendukung kesehatan mental.
Dikutip dari laman resmi WHO, tema Hari Kesehatan Jiwa tahun ini adalah "Mental health care for all: let's make it a reality".
Salah satu yang ingin difokuskan dari peringatan Hari Kesehatan Jiwa, yaitu pada penyakit Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
Pasalnya, pemerintah dari seluruh dunia menyadari kebutuhan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan mental di sisi kehidupan.
Lantas, beberapa negara telah menemukan cara baru untuk memberikan perhatian terhadap kesehatan mental para penduduknya.
Gejala ADHD
Menurut lamanCDC, gejala dari seorang anak yang menderita ADHD adalah:
- Banyak melamun;
- Lupa atau kehilangan banyak hal;
- Menggeliat atau gelisah;
- Terlalu banyak bicara;
- Membuat kesalahan yang ceroboh atau mengambil risiko yang tidak perlu;
- Sulit menahan tawaran;
- Mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain.
ADHD adalah penyakit kesehatan yang memengaruhi jutaan anak-anak dan sering berlanjut hingga dewasa.
ADHD mencakup kombinasi masalah yang berangsur-angsur, seperti kesulitan mempertahankan perhatian, hiperaktif, dan perilaku impulsif.
Anak-anak dengan ADHD juga mungkin berjuang dengan harga diri yang rendah, hubungan yang bermasalah, dan kinerja yang buruk di sekolah.
Gejala penyakit ini terkadang berkurang seiring bertambahnya usia.
Akan tetapi, beberapa orang tidak pernah sepenuhnya mengatasi gejala ADHD mereka. Meski akhrinya mereka bisa dapat menemukan strategi untuk menjadi sukses.
Dilansir dari laman NHS, penyebab dari ADHD, yaitu:
1. Genetika
ADHD umumnya diturunkan dari gen keluarga. Penelitian menunjukkan bahwa orang tua dan saudara kandung dari anak dengan gangguan ADHD memiliki kemungkinan lebih besar memiliki ADHD.
2. Fungsi dan struktur otak
Suatu penelitian telah mengidentifikasi sejumlah kemungkinan perbedaan otak orang tanpa gangguan ADHD dan orang dengan gangguan ADHD.
Misalnya, penelitian yang melibatkan pemindaian otak menunjukkan bahwa area otak tertentu mungkin lebih kecil pada orang dengan ADHD, sedangkan area lain mungkin lebih besar.
Penelitian lain menunjukkan bahwa orang dengan ADHD mungkin memiliki ketidakseimbangan tingkat neurotransmiter di otak, atau bahan kimia di otak tidak bekerja dengan baik.
3. Kelompok berisiko
Mereka yang masuk dalam kelompok berisiko, yaitu:
- Orang yang lahir prematur (sebelum minggu ke-37 kehamilan) atau dengan berat badan lahir rendah
- Orang dengan gangguan epilepsi
- Orang dengan kerusakan otak, yang terjadi baik di dalam rahim atau setelah cedera kepala parah di kemudian hari
Sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia
Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati pertama kalinya pada tanggal 10 Oktober 1992.
Kala itu, peringatan hari ini dimulai sebagai kegiatan tahunan Federasi Kesehatan Mental Dunia (Federation for Mental Health) oleh Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter.
Kemudian, secara resmi Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 10 Oktober. Semula, Hari Kesehatan Mental Sedunia tidak memiliki tema khusus.
Tujuannya sangat sederhana, yaitu untuk mempromosikan kesadaran kesehatan mental dan mendidik masyarakat tentang isu-isu yang relevan.
Dalam tiga tahun pertama, salah satu kegiatan utama untuk menandai Hari Kesehatan Mental Sedunia adalah siaran televisi dengan durasi selama dua jam secara global melalui sistem satelit badan informasi AS dari studio di Talahassee, Florida.
Terdapat pula anggota Dewan WFMH yang berpartisipasi dari studio dan telepon langsung dari Australia, Chili, Inggris, Zambia serta segmen pra-rekaman dari Jenewa, Atlanta dan Mexico City untuk merayakan Hari Kesehatan Mental Sedunia, demikian seperti yang dituliskan dalam laman WFMH.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno