Menuju konten utama

Harga Minyak Dunia Merosot Dipicu Penguatan Nilai Tukar Dolar AS

Harga minyak merosot pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).

twilight di lokasi kilang minyak. foto/shhuterstock

tirto.id - Harga minyak merosot pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Penurunan itu memperpanjang kerugian sesi sebelumnya karena pesanan pabrik terkait industri AS melemah, sementara dolar AS menguat yang membuat minyak mentah lebih mahal untuk pembeli non-Amerika.

Dikutip dari Antara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret tergelincir 53 sen atau 0,7 persen, menjadi menetap pada 75,88 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April merosot 67 sen atau 0,8 persen, menjadi ditutup pada 82,17 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Kemudian menurut data Departemen Perdagangan terbaru, pesanan baru untuk barang-barang manufaktur AS naik secara luas pada Desember. Kemudian peralatan industri dan mesin lainnya turun.

"Hal itu menyoroti lebih banyak perlambatan ekonomi, terutama di sisi industri, yang berdampak negatif bagi minyak bumi," kata John Kilduff, partner di Again Capital.

Untuk diketahui The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar seperempat persentase poin pada Rabu (1/2). Tetapi hal itu terus menjanjikan peningkatan berkelanjutan dalam biaya pinjaman sebagai bagian dari pertempurannya melawan inflasi.

"Inflasi agak mereda tetapi tetap tinggi," kata Bank Sentral AS dalam sebuah pernyataan yang menandai pengakuan eksplisit atas kemajuan yang dibuat dalam menurunkan laju kenaikan harga dari level tertinggi 40 tahun yang dicapai tahun lalu.

Sementara inflasi tampaknya telah melambat di negara-negara ekonomi utama. Kemudian respons bank-bank sentral dan kecepatan pembukaan kembali dari penguncian COVID-19 tidak pasti.

"Investor menjadi kurang percaya diri dengan kekuatan prospek, sesuatu yang dapat kita lihat berubah berulang kali pada kuartal pertama ini karena kurangnya visibilitas suku bunga dan transisi COVID China," kata Analis pasar senior di OANDA, Craig Erlam.

Lalu, Komisi Eropa minggu lalu mengusulkan bahwa mulai 5 Februari, Uni Eropa menerapkan batas harga 100 dolar AS per barel untuk produk minyak premium Rusia seperti solar, dan batas 45 dolar AS per barel untuk produk diskon seperti bahan bakar minyak.

Sementara itu, panel OPEC+ mendukung kebijakan produksi kelompok produsen saat ini pada pertemuan Rabu (1/2), mempertahankan pengurangan produksi yang disepakati tahun lalu tidak berubah di tengah harapan permintaan China yang lebih tinggi dan prospek pasokan Rusia yang tidak pasti.

Baca juga artikel terkait HARGA MINYAK DUNIA HARI INI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin
-->