tirto.id - Emas perhiasan di Semar Nusantara dijual mulai Rp360.000 per gram dalam transaksi hari ini, Jumat (15/11/2019) untuk kadar 50 persen.
Semar Nusantara menjadi salah satu pusat emas yang berlokasi di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Emas perhiasan yang disediakan pun bervariasi dari kadar 50 persen hingga 99.9 persen.
Emas perhiasan kadar 50 persen masih dibagi lagi yang berwarna putih atau kuning. Warna kuning banderol mulai Rp360.000 per gram. Sedangkan emas putih dijual lebih tinggi Rp367.000 per gram.
Perhaisan yang tersedia untuk emas kadar 50 persen kuning dan putih terdiri dari cincin, kalung, anting hingga liontin.
Emas perhiasan kadar 75 persen juga dibagi dalam emas putih dan emas kuning. Emas putih dijual dengan harga Rp565.000 per gram.
Emas kuning dijual Rp552.000 per gram dalam bentuk cincin, kalung hingga liontin. Emas Semar juga tersedia untuk limited editon dalam bentuk anting, bross hingga kalung.
Sedangkan emas dengan kadar 99,9 persen atay 24K dijual Rp659.000 per gram. Emas 24K ini merupakan emas batangan yang umumnya digunakan oleh konsumen sebagai bagian dari investasi untuk masa depan dengan sertifikat berasal dari perusahaan.
Semar mengklaim, pihaknya tidak menjual emas dengan kadar di bawah 37.5 persen. Perhiasan emas dengan kadar 45 persen - 50 persen dianggap memiliki perpaduan yang sangat ideal antara harga dan kualitas.
Dalam perdagangan hari ini, harga emas naik pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor tetap ragu tentang kesepakatan perdagangan Amerika Serikat-Cina, sementara tergelincirnya aset-aset berisiko dan pelemahan dolar AS lebih lanjut mendukung kenaikan harga logam mulia.
Emas berjangka paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menguat 10,10 dolar AS atau 0,69 persen, menjadi ditutup pada 1.473,40 dolar AS per ounce. Sementara harga emas di pasar spot naik 0,70 persen menjadi 1.472,66 dolar AS per ounce pada pukul 02.05 sore waktu setempat (19.05 GMT).
"Emas akan berada dalam permintaan yang lebih besar setidaknya dalam jangka pendek, karena negosiasi perjanjian parsial dalam perselisihan perdagangan antara AS dan Cina tampaknya macet," kata analis Commerzbank, Daniel Briesemann mengatakan dalam sebuah catatan, dikutip dari Antara.
Editor: Agung DH