tirto.id -
"Kalo dari berbagai studi pembeliannya harganya bisa 2-3 kali lipat dari bus bahan bakar kovensional. Secara operasional dia [bus berbahan bakar listrik] lebih rendah biayanya sehingga di jangka panjang akan menjadi lebih ekonomis," jelas Agung saat ditemui wartawan setelah menandatangani nota kesepahaman dengan lima operator lokal yang akan mengoperasikan Bus Listrik Transjakarta, di Bundaran HI Jakarta Pusat, Minggu (5/5/2019).
Harga bis konvensional kata Agung ditaksir memiliki harga Rp2 miliar. Artinya bus listrik yang saat ini tersedia memiliki kisaran harga Rp4 miliar.
Meski mobilnya mahal biaya operasional bus listrik lebih murah. Hal ini yang membuat tiga bus berbahan bakar listrik di Jakarta akan memiliki tarif yang sama seperti bus konvensional.
"Enggak naik. Belinya mahal tapi operasionalnya murah. Supaya murah ya bahan bakarnya listrik," kata dia.
Agung menambahkan, rencanannya pada Juni mendatang akan ada tambahan armada baru dari bus listrik.
Bus listrik akan bertambah menjadi 10 armada setelah peraturan soal bus berbahan bakar listrik rampung dibuat pemerintah pusat.
Agung menjelaskan, armada yang ada saat ini masih terhitung baru. Jika ingin beralih ke energi listrik secara keseluruhan, maka ia perlu menerapkan strategi untuk mengganti bus-bus tua dengan jenis bus baru yang lebih ramah lingkungan.
"Harus dibuat road map biar perpindahanya smooth. Kan kelayakan bus operasional itu maksimal 10 tahun sementara kita banyak bus solar yang keluaran 2016, 2017 lama alihnya ya bertahap. Kalau alih listrik nanti akan ada strategi khusus. Uji coba dulu nanti," kata dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari