Menuju konten utama

Harga BBM 2017 Tetap, Pertamina Disinyalir Merugi

Keputusan tidak menaikkan harga BBM pada 2017 dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat. Namun, penetapan itu dinilai akan membuat Pertamina merugi.

Harga BBM 2017 Tetap, Pertamina Disinyalir Merugi
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjiipto (tengah) mengikuti rapat bersama Komisi VII di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (22/9). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Meski harga minyak dunia tengah menunjukkan tren kenaikan, pemerintah telah memutuskan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) pada Januari-Maret 2017 akan tetap.

Menanggapi penetapan itu, PT Pertamina (Persero) disinyalir akan mengalami kerugian lantaran harus menalangi selisih biaya produksi BBM dengan harga jualnya jika harga BBM tidak dinaikkan awal tahun depan.

"Untuk posisi saat ini, kami akan melihat bahwa harga minyak dunia masih fluktuatif sehingga nanti kita lihat lagi Februari, Maret, seperti apa. Kami yakin bahwa pemerintah memberi perhatian terhadap kinerja kami, di samping perhatiannya terhadap daya beli masyarakat," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dalam jumpa pers di Jakarta, seperti dilaporkan Antara, Selasa (20/12/2016).

Meskipun begitu, menurut Dwi, apapun keputusan pemerintah terhadap harga BBM, Pertamina akan berusaha melakukan efisiensi untuk mengurangi beban perseroan. "Tapi kami yakin pemerintah tidak akan membiarkan Pertamina dalam posisi rugi," imbuhnya.

Dwi menuturkan yang penting dilakukan saat ini adalah terus melakukan efisiensi meski belum ada kepastian kondisi harga minyak dunia ke depan. "Siapa yang tahu kalau nanti akan terjadi penurunan? Tetapi perhatian pemerintah atas daya beli masyarakat ini yang harus didukung," katanya.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang menuturkan, sejak 1 Oktober lalu harga BBM seharusnya sudah naik mengikuti kenaikan harga minyak dunia. Namun, kala itu Pertamina setuju harga solar tidak perlu naik. "Pertamina untung juga tidak ada gunanya karena kalau untung harus dikembalikan kepada negara," katanya.

Kendati demikian, ia menilai kenaikan solar merupakan salah satu penyumbang inflasi karena penggunaannya untuk angkutan dan distribusi barang memang sulit.

Pasalnya, jika harga solar naik akan mengerek kenaikan harga barang lainnya. "Ketika solar tidak naik, buat kami tidak masalah. Pasalnya kerugian pun dilihat berdasarkan hitungan tahun, bukan bulan," katanya.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan fokus utama dalam penetapan harga BBM yang diputuskan tetap pada awal 2017 adalah agar premium, solar, dan minyak tanah tidak mengalami masalah sehingga bisa menjaga daya beli masyarakat.

"Fokusnya jangan Pertamina rugi berapa. Fokus pemerintah itu bagaimana premium, solar, dan minyak tanah itu tidak mengalami kenaikan. Pemerintah memutuskan tidak menaikkan harga sesuai arahan Presiden Jokowi. Kita lihat tiga bulan ke depan," katanya.

Pemerintah melalui Kementerian ESDM, menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) periode Januari-Maret 2017 tetap. Dengan ketetapan tersebut, maka harga jual jenis BBM tertentu, dan jenis BBM khusus penugasan tetap, yakni premium sebesar Rp6.450 per liter, solar bersubsidi tetap Rp5.150 per liter sedangkan minyak tanah Rp2.500 per liter.

Baca juga artikel terkait PT PERTAMINA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari