tirto.id - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Izha Mahendra turut berbela sungkawa atas meninggalnya Presiden ketiga Indonesia, BJ Habibie. Ia pun mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mendoakan dan menaikan benderah merah putih setengah tiang.
"Seluruh rakyat Indonesia saya mohon untuk mendoakan beliau dan sama-sama sebenernya mestinya menaikan bendera merah putih setengah tiang atas wafatnya bapak BJ Habibie. Itu yang dapat saya sampaikan," ujarnya saat ditemui di RSPAD, Jalan Abdul Rahman Saleh Raya, Senen, Jakarta Pusat, pada Rabu (11/9/2019) malam.
Yusril menerangkan pertama kali mendapatkan informasi BJ Habibie meninggal usai ia menjalankan ibadah salat Magrib bersama Wakil Presiden terpilih, Ma'ruf Amin di kediaman Situbondo.
"Pak Kyai Ma'ruf Amin langsung membacakan doa kepada Allah semoga segala amal kebajikan beliau diterima dan segala kesalahan-kesalahannya diampuni Allah SWT," jelas dia.
Ia pun bercerita banyak sekali kenangannya bersama BJ Habibie ketika masih hidup. Awal mula kenal Habibie ketika masih menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek).
Saat itu, ia mengaku sangat dekat dengan BJ Habibie. Apalagi pada saat-saat terakhir pemerintahannya bersama Presiden Seharto. Saat itu BJ Habibie menjadi Wakil Presiden.
"Waktu itu saya berada di sekitar Pak Soeharto mengurusi bagaimana proses pergantian Presiden dari Pak Harto ke Habibie," terangnya.
Kemudian, ia juga mengaku masih ingat betul ketika peristiwa 21 Mei 1998. Pada saat itu, meskipun tengah menjabat di pemerintahan, Yusril mengatakan BJ Habibie memperlakukannya seperti anak kandungnya sendiri.
"Jadi enggak pernah dianggap saya pejabat pemerintah pada waktu itu. Tapi dianggap seperti anak beliau. Saya betul-betul merasakan kehilangan dan berduka cita," pungkasnya.
Thareq Kemal Habibie, anak dari Presiden Indonesia ketiga BJ Habibie, menyampaikan bahwa ayahnya telah meninggal dunia.
"Ayah saya, Presiden RI ketiga, telah meninggal pukul 18.03, innalillahi wainailaihi," ujar Thareq saat ditemui di RSPAD, Jalan Abdul Rahman Saleh Raya, Senen, Jakarta Pusat, pada Rabu (11/9/2019) malam.
"Alasan kenapa meninggal, sudah menua. Dan memang saya katakan kondisinya memang sudah gagal jantung," lanjutnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Irwan Syambudi