Menuju konten utama

H-2 Pilpres 2019, Menteri Amran: Jokowi Arahkan Lompat ke B100

Pemerintah memastikan pengembangan bahan bakar nabati kini langsung melompat pada penerapan B100.

H-2 Pilpres 2019, Menteri Amran: Jokowi Arahkan Lompat ke B100
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memaparkan capaian sektor pertanian pada diskusi Forum Merdeka barat (FMB) 9 di Kota Gorontalo, Gorontalo, Rabu (30/1/2019). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin.

tirto.id - Pemerintah memastikan pengembangan bahan bakar nabati kini langsung melompat ke B100. Hal ini juga menandakan bahwa pengujian yang tahap terakhir berada di B20, kini seolah tak lagi melalui pengembangan gradual seperti B30 dan B50 dahulu.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan lompatan ini merupakan arahan Presiden Jokowi. Meskipun melewati sejumlah tahapan, ia mengklaim bahwa hal ini bisa dilakukan sebab pemerintah telah memulai pengembangan B10 dan B20 terlebih dahulu.

"Sebenarnya bukan hal baru, sebelumnya sudah memulai dengan B10, B20. Atas arahan Bapak Presiden kita langsung melompat B100," ucap Amran kepada wartawan usai acara uji coba perdana B100 di Kementan pada Senin (15/4).

Kendati demikian, Amran mengatakan bahwa pengembangan B100 ini masih berada dalam tahap uji coba pada 5 kendaraan. Kini jumlah itu sudah ditambah hingga 50 kendaraan.

Pengembangannya pun diperkirakan masih membutuhkan lebih dari 1-2 tahun. Dengan demikian, belum dapat dipastikan bila uji coba b100 ini dapat segera ditingkatkan pada penggunaan massal secara riil bagi kendaraan yang ada.

Mengenai pengembangan B100 ini, Amran mengklaim bahwa Indonesia dapat mengurangi impor bahan bakar. Menurutnya B20 yang sudah lebih dulu dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan 6 juta kilo liter bahan bakar. Bila B100 ini dikembangkan maka ia mengklaim dapat memenuhi hingga 20 juta kilo liter.

"Ke depan kita akan kurangi impor. Bahkan kita bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri lalu hemat devisa negara Rp150 triliun," ucap Amran.

Di samping itu, ia mengklaim B100 merupakan energi ramah lingkungan. Sebagai perbandingan, karbonmonoksida (CO) biodiesel B100 lebih rendah 48 persen dibanding solar.

Lalu ia juga mengklaim bahwa pengembangan ini dapat membantu petani sawit. Terutama saat Indonesia tengah menghadapi masalah dengan Uni Eropa untuk ekspor sawitnya dalam bentuk biodiesel.

"Secara politik, ada Eropa protes masalah sawit ini bisa kita menekan dan melawan dengan cara memanfaatkan CPO kita dalam negeri dan itu sangat tepat solusi masa depan untuk sawit kita," ucap Amran.

Pada debat ke-5, Sabtu (13/4/2019) lalu, pembahasan B100 ini memang menjadi salah satu senjata Jokowi saat membantah cawapres 02, Sandiaga Uno yang mengatakan pemerintah belum cukup menggencarkan pemakaian biofuel untuk mengurangi defisit neraca perdagangan. Padahal menurut Sandiaga Indonesia memiliki jutaan lahan rusak.

Menanggapi itu, capres 01 Jokowi mengklaim saat ini pemerintah telah mulai memakai biofuel demi mengurangi impor. Terutama B20 yang akan terus ditingkatkan menjadi B-100.

"Biofuel itu sudah kita lakukan, B20, nantinya B100, sehingga impor minyak kita berkurang," ucap Jokowi Sabtu lalu.

Baca juga artikel terkait BIODIESEL B20 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri