Menuju konten utama

Gurihnya Bisnis Aplikasi Ponsel Pintar

Aplikasi hadir sebagai penyelamat manusia modern dalam beraktivitas sehari-hari. Di mata pengembangnya, aplikasi juga merupakan bisnis yang menggiurkan.

Gurihnya Bisnis Aplikasi Ponsel Pintar
Tiga orang anak sedang berjalan sambil mengamati layar smartphonenya. Foto/Getty Images

tirto.id - Aplikasi merupakan roh dari sebuah ponsel pintar. Tanpa ada aplikasi-aplikasi yang menarik, sebuah ponsel pintar tak ubahnya seperti sebongkah batu. Coba tengok kegagalan ponsel pintar berbasis sistem operasi BlackBerry maupun berbasis Windows Phone. Keduanya gagal karena tidak mampu menyediakan aplikasi yang bagus dan beragam bagi penggunanya.

Saat ini, hanya ada dua sistem operasi ponsel pintar yang berjaya perihal menyajikan aplikasi, yakni Android dan iOS atau iPhone.

Hari ini aplikasi di ponsel pintar adalah segalanya. Hampir tiap jengkal kehidupan manusia kini, bisa diselesaikan hanya menggunakan suatu aplikasi. Mulai dari membaca, menonton, membeli tiket pesawat dan hotel, membeli berbagai barang, membantu mengatur jadwal pekerjaan, dan memesan ojek atau taksi untuk mengantarkan kita ke tujuan, semuanya dilakukan menggunakan aplikasi.

Berapa banyak aplikasi yang Anda pasang atau install di ponsel pintar milik Anda? Saya sendiri memiliki 35 aplikasi yang terpasang di ponsel pintar: 3 aplikasi pesan instan, 2 aplikasi media sosial, 3 aplikasi berita, dan 2 aplikasi transportasi online. Tentu, dari 35 aplikasi di ponsel pintar saya itu tidak semuanya sering saya gunakan. Beberapa aplikasi hanya saya gunakan seminggu sekali. Hanya sedikit aplikasi yang saya gunakan setiap hari secara rutin.

Sebagaimana diwartakan Techcruch, pengguna ponsel pintar rata-rata hanya menggunakan 5 aplikasi secara rutin.

Data yang dilansir Nielsen mengungkapkan pada kuartal-4 tahun 2014 lalu, pengguna ponsel pintar di Amerika Serikat rata-rata menggunakan 26,7 aplikasi per bulan.

Dan, rata-rata pengguna ponsel pintar di Amerika Serikat menghabiskan waktu 37 jam 28 menit per bulan dalam menghabiskan waktunya memainkan aplikasi. Angka tersebut, meningkat jika dibandingkan kuartal-4 tahun 2012. Kala itu, pengguna ponsel pintar di Amerika Serikat rata-rata menggunakan 26,5 aplikasi per bulan dan menghabiskan waktu rata-rata 23 jam 2 menit per bulan untuk bermain-main dengan aplikasi.

Senada dengan data yang dipublikasikan Nielsen, laporan dari App Annie, sebuah firma pemasaran digital, berjudul “2016 Retrospective” mengungkapkan waktu yang dihabiskan untuk menggunakan aplikasi ponsel pintar di seluruh dunia meningkat lebih dari 150 miliar jam dari tahun ke tahun.

Di tahun 2016, App Annie memperkirakan bahwa waktu yang dihabiskan pengguna ponsel pintar seluruh dunia, mencapai angka 900 miliar jam. Meningkat 25 persen dibandingkan waktu yang dihabiskan pada tahun 2015.

Berbanding lurus dengan waktu yang dihabiskan pengguna ponsel pintar yang kian meningkat, total jumlah download atau mengundung aplikasi juga meningkat. Gabungan App Store dari Apple yang menyajikan aplikasi untuk iPhone dan Play Store dari Google yang menyajikan aplikasi bagi Android menghasilkan total lebih dari 90 miliar unduhan di tahun 2016 lalu.

Baik aplikasi bagi perangkat iPhone maupun Android, App Annie mengungkapkan bahwa Facebook menjadi yang paling unggul. Di iPhone, aplikasi Facebook menduduki peringkat pertama sebagai aplikasi yang memiliki jumlah pengguna aktif bulanan terbanyak. Sementara di perangkat Android, WhatsApp milik Facebook, menjadi yang terunggul sebagai aplikasi pemilik pengguna aktif bulanan terbanyak.

Untuk pasar Indonesia, App Annie mengungkapkan bahwa baik di iPhone maupun Android, WhatsApp menjadi yang paling unggul untuk urusan pengguna aktif bulanan. Dalam daftar yang dirilis, Go-Jek adalah satu-satunya aplikasi dari Indonesia yang masuk 10 besar di pasar Indonesia sebagai aplikasi dengan jumlah pengguna aktif bulanan terbanyak. Di ponsel pintar iPhone, Go-Jek berada di peringkat 10 aplikasi pemilik pengguna aktif bulanan terbanyak, sedangkan pada perangkat Android di peringkat ke-8.

Dengan makin tercengkeramnya manusia kini dengan aplikasi yang terpasang di ponsel pintar, tak heran bahwa saat ini, waktu yang dihabiskan untuk aplikasi jauh lebih banyak daripada waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi.

Data yang dirilis Flurry, sebagaimana diberitakan Techcrunch mengungkapkan, di kuartal-2 tahun 2014 lalu, waktu yang dihabiskan orang Amerika Serikat menonton televisi masih jauh lebih unggul daripada waktu yang dihabiskan untuk aplikasi.

Kala itu, rata-rata perbandingannya adalah, 168 menit waktu yang dihabiskan per hari untuk menonton televisi, melawan 139 menit waktu yang dihabiskan untuk bermain-main dengan aplikasi ponsel pintar per hari. Sedangkan di kuartal-2 tahun 2015, keadaan telah mulai berbalik.

Orang Amerika Serikat menghabiskan waktu lebih banyak untuk aplikasi dibandingkan untuk televisi. Angka rata-ratanya mencapai 198 menit untuk aplikasi, melawan 168 menit untuk televisi. Di dua data statistik tersebut, waktu yang dihabiskan untuk televisi sama, tapi waktu untuk aplikasi semakin meningkat.

Dengan begitu massifnya penggunaan aplikasi dalam kehidupan manusia modern kini, tak mengherankan bahwa aplikasi ponsel pintar, merupakan mesin bisnis yang sangat menggiurkan. Bahkan, ada beberapa ungkapan umum yang menyebutkan bahwa menjadi kaya di zaman ini, jauh lebih mudah daripada masa lalu. Tinggal drop-out dari kampus, mengurung diri di kamar dengan sebuah laptop, dan mulai membuat aplikasi yang mungkin akan populer di pasaran.

Forbes di tahun 2013 lalu memberitakan Apple menggelontorkan uang pembayaran senilai $5 miliar bagi developer atau pengembang aplikasi yang menjual aplikasi mereka melalui platform App Store. Jumlah uang yang dibayarkan tersebut, terjadi lantaran diperoleh 50 miliar unduhan aplikasi melalui App Store.

Sedangkan pembayaran bagi developer di pasar aplikasi Play Store untuk Android, diperkirakan Google menggelontorkan uang senilai $900 juta. Uang tersebut merupakan hasil dari unduhan yang berjumlah 48 miliar di Play Store.

Infografik Bisnis Aplikasi Ponsel Pintar

Rata-rata, aplikasi Android memperoleh pendapatan $0,187 per aplikasi per unduhan. Sedangkan aplikasi iPhone, memperoleh pendapatan $0,1 per aplikasi per download.

Selain pembayaran dari pasar aplikasi, baik App Store maupun Play Store, suatu aplikasi juga memperoleh uang dari iklan yang terpasang di aplikasi tersebut. Bahkan, belanja iklan di dunia digital, termasuk aplikasi ponsel pintar, lebih besar daripada belanja iklan di televisi.

Menurut laporan eMarketer, di tahun 2017 diperkirakan belanja iklan digital mencapai angka $77,37 miliar.

Dari angka tersebut, $52,76 dihabiskan untuk platform mobile yang tentu saja mencakup aplikasi ponsel pintar. Sedangkan belanja iklan untuk televisi diperkirakan hanya mencapai angka $72,01 miliar. Bahkan, di tahun 2020, diperkirakan belanja iklan untuk dunia digital,akan mencapai angka $105,21 miliar. Unggul jauh dari belanja iklan televisi yang di tahun 2020 diperkirakan hanya mencapai $77,17 miliar.

Selain memperoleh uang dari pasar aplikasi maupun iklan, ada cukup banyak pintu suatu aplikasi mendulang uang. Mulai dari menjual konten-konten atau layanan tertentu hingga membanderol aplikasi mereka dengan harga yang cukup tinggi merupakan langkah yang bisa dilakukan suatu aplikasi, mendulang uang dari meroketnya penggunaan aplikasi ponsel pintar dalam kehidupan manusia.

Saat ini, telah terbukti bahwa banyak aplikasi yang membuat hidup manusia lebih mudah. Saat menulis tulisan ini, dengan mudah saya bisa memesan makan malam melalui sebuah aplikasi. Dan dengan mudah pula, melalui aplikasi, saya bisa menonton serial laga favorit. Mungkin sudah saatnya, bisnis konvensional berdamai dengan aplikasi ponsel pintar.

Baca juga artikel terkait SMARTPHONE atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Maulida Sri Handayani