Menuju konten utama

Grand Syekh Al-Azhar Bakal Berkunjung ke Pesantren Darunnajah

Grand Syekh mengakui adanya hambatan dialog adalah jurang yang memisahkan peradaban orang Barat dengan peradaban umat Islam dan Timur.

Grand Syekh Al-Azhar Bakal Berkunjung ke Pesantren Darunnajah
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (tengah) berfoto bersama Wakil Grand Syekh Al Azhar Mohammed Abdel Rahman Ad-Duweiny (ketiga kiri) dan jajaran saat menerima kunjungannya di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (21/6/2024). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.

tirto.id - Grand Syekh Al Azhar, Ahmed Mohammed Ahmed Al-Thayeb, melakukan lawatan kunjungan ke Indonesia sejak Selasa 9 Juli 2024. Kunjungan pertama, Grand Syekh menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka.

Dalam pertemuan itu keduanya membahas mengenai moderasi beragama dan pentingnya perdamaian dan toleransi. Jokowi menyampaikan saat ini perang dan konflik terjadi di mana-mana, termasuk di Gaza sehingga penting bagi semua pihak untuk terus menyuarakan gencatan senjata yang permanen, mempermudah akses bantuan kemanusiaan, dan mewujudkan perdamaian dengan segera.

“Di dalam menanggapi hal ini, Grand Syekh sangat setuju dengan pandangan Bapak Presiden bahwa perang harus segera diakhiri dan perdamaian harus diwujudkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah persatuan di dunia ini, negara-negara dunia semua harus mendorong perdamaian di Gaza, perdamaian untuk bangsa Palestina, termasuk juga persatuan di antara negara-negara muslim,” kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

Hal berikutnya yang disampaikan Presiden Jokowi, yakni pentingnya penguatan dialog antar iman. Jokowi mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk dan toleransi adalah DNA Indonesia.

“Bapak Presiden menjelaskan mengenai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan dari dekat Indonesia terus mengikuti peran dan reputasi dari Al Azhar dalam mendorong toleransi dan moderasi. Bapak Presiden menekankan pentingnya upaya bersama untuk meningkatkan nilai toleransi dan perdamaian melalui dialog lintas agama guna mencegah tumbuh suburnya ekstremisme dan Islamophobia,” kata Retno.

Presiden Jokowi terima kunjungan Grand Syekh Al Azhar

Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Grand Syekh Al Azhar Imam Akbar Ahmed Al Tayeb saat menerima kunjungan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/7/2024). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

Selanjutnya, Rabu 10 Juli 2024, Grand Syekh menemui Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, di Istana Wakil Presiden. Dalam perjumpaan keduanya dibahas mengenai wajah Islam bukanlah agama kekerasan, melainkan agama yang penuh kasih, toleran, dan menghormati perbedaan.

"Kita perlu menunjukkan kepada dunia bahwa Islam bukanlah agama kekerasan.

Sebaliknya, Islam agama yang penuh kasih, toleran, dan menghormati perbedaan," kata Ma'ruf Amin.

Wapres juga menekankan perlunya pemahaman yang lebih baik terhadap Islam di kalangan non-Muslim, sembari mendesak tindakan tegas terhadap aksi-aksi kebencian terhadap Islam, seperti pembakaran Al Quran.

"Kita perlu dorong adanya pemahaman yang lebih baik di antara negara-negara non-Muslim terhadap Islam. Di saat yang sama, kita juga perlu dorong mereka agar bertindak tegas terhadap aksi-aksi kebencian terhadap Islam, seperti pembakaran Al Quran,” kata Ma'ruf Amin.

Bertemu NU, Muhammadiyah hingga Darunnajah

Selain menemui kepala negara dan wakilnya, Grand Syekh juga menemui Ormas Islam yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Dalam pertemuannya dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Hotel Pullman, Rabu 10 Juli 2024, Grand Syekh Kembali menegaskan agar umat Islam membangun hubungan dengan umat lain. Sebab, Islam menganggap perbedaan sebagai sesuatu yang lumrah. Bahkan, Islam memiliki pandangan untuk menentang permusuhan terhadap umat manusia.

“Islam yang kita ingin tunjukkan, bukanlah penghambat untuk dialog. Islam dari dasar akidahnya adalah agama dialog, agama yang mempertemukan semua peradaban,” kata Grand Syekh.

Grand Syekh mengakui adanya hambatan dialog adalah jurang yang memisahkan peradaban orang Barat dengan peradaban umat Islam dan Timur.

“Ini jurang yang sangat dalam sekali dan belum ada upaya sungguh-sungguh dari para cendekiawan di Barat untuk memahami peradaban islam dan kebudayaan yang ada di Timur secara menyeluruh,” kata dia.

Selain PBNU, Grand Syekh juga menyambangi Muhammadiyah, Masjid Istiqlal, BAZNAS dan BWI, Pusat Studi Alquran dan Pondok Pesantren Modern Darunnajah Jakarta.

President Universitas Darunnajah Hadiyanto Arief mengungkapkan bahwa kunjungan tersebut menjadi momen evaluasi dan peningkatan kualitas Pendidikan Islam di Indonesia. Hadiyanto menyebut Unversitas Al Azhar sebagai kampus tertua dan punya andil dalam perkembangan Islam modern.

"Al-Azhar sebagai Universitas tertua di dunia tentu punya andil besar dalam kebijakan Islam modern di belahan dunia. Diharapkan kedatangan beliau dapat lebih mencerahkan tentang dakwah Islamiyah yang dapat disampaikan secara efektif dan inklusif," kata Hadiyanto Arief, Kamis, 11 Juli 2024.

Darunnajah menjadi perwakilan pesantren yang dikunjungi oleh Grand Syekh Al Azhar. Oleh karenanya Hadiyanto menegaskan akan memanfaatkan kesempatan tersebut.

“Universitas Al-Azhar sudah lama jadi simbol pendidikan Islam bagi dunia. Kita ingin mengambil contoh yang baik demi peradaban Islam yang baik di Indonesia. Al-Azhar juga sudah banyak berkontribusi bagi pondok-pondok pesantren di Indonesia dengan wakafnya, kekayaannya, dan kemandiriannya," kata Hadiyanto.

Baca juga artikel terkait KUNJUNGAN atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Intan Umbari Prihatin