tirto.id - Para pengemudi ojek daring di bawah naungan Go-Jek Indonesia bakal mendapatkan jaminan keselamatan dari BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. Untuk itu, iuran yang harus dibayarkan setiap bulannya pun adalah sebesar Rp16.800.
“Karena pendapatan setiap individu berbeda-beda, levelnya beda-beda, maka kami ambil keputusan untuk mengambil premi paling rendah,” ujar Chief Human Resources Go-Jek Indonesia Monica Oudang dalam jumpa pers di Wisma Aldiron, Jakarta pada Sabtu (11/11/2017) siang.
Lebih lanjut, Monica berpendapat kalau pihaknya tidak akan mengalami kendala yang berarti dalam melakukan penarikan iuran untuk BPJS Ketenagakerjaan. Selain karena potongannya yang langsung dilakukan pada saldo uang elektronik, pengemudi yang memutuskan untuk ikut program pun dinilai bakal berkomitmen terhadap pilihannya.
“Untuk program BPJS Ketenagakerjaan ini, saya melihatnya pasti tidak akan ada kesulitan. Apalagi tujuan awal dari kami adalah peningkatan jumlah pendaftaran mitra kami pada BPJS Ketenagakerjaan,” ungkap Monica.
Sementara itu, Tirto juga sempat menemui beberapa pengemudi ojek daring yang berafiliasi dengan Go-Jek. Salah satunya pengemudi yang berdomisili di Manggarai, Jakarta Selatan bernama Prihatin Budi.
Menurut pria yang akrab disapa Pri itu, pengenaan iuran yang dilakukan Go-Jek tidak memberatkan. Selama ini Pri telah ikut program iuran untuk tabungan haji yang dikenakan setiap harinya.
Pri mengatakan kalau potongan langsung dikenakan pada saldo uang elektronik tanpa harus membuat dirinya membayar secara manual di mesin ATM. Sedangkan untuk keikutsertaan dalam BPJS Ketenagakerjaan, Pri mengaku telah menjadi peserta.
“Dengan dipotongnya (iuran BPJS Ketenagakerjaan) lewat deposit, saya tidak harus bayar ke mesin ATM,” ucap Pri.
Sama halnya dengan Pri, seorang pengemudi lain bernama Mistari juga menyatakan kalau potongan pembayaran dari deposit tidak memberatkan karena jumlah nominalnya yang relatif kecil. Mistari sendiri mengaku belum memutuskan untuk bergabung dalam program BPJS Ketenagakerjaan.
Sejauh ini, para pengemudi Go-Jek cukup antusias pada sejumlah program peningkatan kesejahteraan lainnya, menurut Monica. Sebelumnya Go-jek juga menawarkan program untuk KPR, tabungan umrah maupun haji.
Monica pun menyebutkan kalau setiap program memiliki jumlah peserta yang berbeda-beda. Sayangnya, Monica mengaku belum memiliki data berisi angka pasti dari jumlah peserta di masing-masing program tersebut.
“Kami belum evaluasi programnya satu per satu,” ucap Monica
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora