Menuju konten utama

Gibran soal Debat: Ofensif atau Tidak, Dikembalikan ke Pemirsa

Selama debat berlangsung, menurut Gibran, baik tanggapan maupun pertanyaannya adalah bentuk counter attack terhadap cawapres nomor 1 dan 3.

Gibran soal Debat: Ofensif atau Tidak, Dikembalikan ke Pemirsa
Suasana debat capres, pada Minggu (7/1). (FOTO/Tim Media Prabowo Subianto).

tirto.id - Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menilai sejumlah argumentasi yang dilontarkan olehnya selama sesi debat, bukan merupakan serangan ofensif terhadap Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD.

"Masalah ofensif atau tidak, itu saya kembalikan lagi ke pemirsa atau penonton, ya. Terima kasih," ujar Gibran menjawab pertanyaan wartawan saat doorstop pascadebat cawapres di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Selama debat berlangsung, menurut Gibran, baik tanggapan maupun pertanyaannya adalah bentuk counter attack dari paslon nomor 2 terhadap nomor 1 dan 3, yang sebelumnya menyerang capres Prabowo Subianto pada debat capres, pada Minggu (7/1/2024) lalu.

"Tadi saya hanya bertukar pikiran dan menyampaikan visi-misi. Itu saja," jawab Gibran.

Sebelumnya, pada sesi debat Gibran mendapat kesempatan bertanya kepada Mahfud MD tentang cara mengatasi greenflation. Saat diingatkan Mahfud dan moderator untuk menyertakan penjelasan, Gibran berkilah bahwa dirinya menganggap Mahfud sudah tahu.

"Saya tidak jelaskan karena beliau kan profesor," kata Gibran, sambil kemudian menjelaskan bahwa yang dia maksud adalah inflasi hijau.

Mahfud pun menjawab pertanyaan Gibran dengan menjelaskan tentang ekonomi hijau. Menkopolhukam tersebut menyebut contoh ekonomi sirkuler yang banyak diterapkan orang-orang di daerah asalnya, yakni Madura.

"Orang Madura itu mempelopori ekonomi hijau," kata Mahfud, sambil menyebutkan langkah seperti memunguti sampah.

Gibran lantas menjawab, "Saya lagi nyari jawaban Prof Mahfud, kok enggak ketemu," kata Gibran. "Saya nanya greenflation kok jawabnya ekonomi hijau," katanya.

Gibran menjelaskan bahwa transisi menuju ekonomi hijau harus dilakukan hati-hati. Ia mencontohkan biaya R&D (research and development) yang mahal.

Mendapat waktu menjawab kembali, Mahfud enggan memanfaatkan kesempatannya.

"Jawabannya ngarang-ngarang enggak karuan. Itu pertanyaan recehan. Tidak layak dijawab menurut saya," kata Mahfud.

Baca juga artikel terkait DEBAT KEEMPAT atau tulisan lainnya

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Intan Umbari Prihatin