Menuju konten utama

Gerindra & PKS Usung Andra-Dimyati di Banten, Siap Lawan Airin?

Alih-alih mengajukan wakil untuk mendampingi Airin Rachmy Diani yang elektabilitasnya tinggi, Gerindra justru mengajukan calon sendiri didampingi PKS.

Gerindra & PKS Usung Andra-Dimyati di Banten, Siap Lawan Airin?
Warga Baduy Luar memasukkan kertas surat suara Pilkada Gubernur/Wagub Banten 2017 di di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (15/2). Sebanyak 7.188 Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang terdiri dari 3.698 pria dan 3.490 wanita suku Baduy menggunakan hak pilih mereka pada Pilkada Gubernur/Wagub Banten 2017. ANTARA FOTO/ Nunung Purnomo/kye/aww/17.

tirto.id - Partai Gerindra semakin serius mengusung Ketua DPD Gerindra Banten sekaligus Ketua DPRD Banten, Andra Soni, untuk maju di Pilkada Banten 2024.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengunggah dalam akun Instagram-nya tentang Andra yang bersanding dengan politikus PKS, Dimyati Natakusumah.

"Banten maju bersama Andra Soni dan Dimyati Natakusumah," tulis Dasco dalam unggahan tersebut.

Tirto berupaya menghubungi Sufmi Dasco untuk memastikan kabar tersebut, akan tetapi belum direspons.

Sementara itu, lewat juru bicaranya, Ahmad Mabruri, PKS memastikan bahwa mereka memang mendorong Dimyati untuk maju di Pilkada Banten.

"Yup. Untuk Banten memang Pak Dimyati," kata Ahmad kepada Tirto, Kamis (27/6/2024).

Ahmad membenarkan bahwa mereka mendorong Andra dan Dimyati untuk maju di Pilkada Banten. Ia tidak merinci kapan dukungan tersebut dikeluarkan, tapi mereka sudah memutuskan pengusungan Andra-Dimyati.

Ketua DPD Gerindra Banten sekaligus bakal calon Gubernur Banten, Andra Soni, membenarkan dirinya dan Dimyati bakal maju di Pilkada Banten 2024 sebagaimana pernyataan Dasco di media sosialnya.

Ia mengatakan, hasil komunikasi Gerindra dengan partai-partai di Banten membuahkan hasil, Gerindra dan PKS sepakat mengusung Andra-Dimyati.

"Alhamdulillah komunikasi-komunikasi itu ada yang ujungnya seperti tadi (pengusungan Andra-Dimyati)," kata Andra kepada Tirto, Kamis malam.

Ia mengatakan Gerindra dan PKS mengajak partai lain untuk bergabung dengan koalisi mereka.

"Insyaallah ada beberapa partai lain yang juga akan bersama-sama," kata Andra.

Andra juga memastikan Gerindra menghormati sikap partai yang tidak sejalan dengan koalisi mereka, salah satunya rencana Partai Golkar mengusung Airin Rachmi Diany. Ia menilai setiap partai adalah institusi mandiri, memiliki kursi dan kader tentu ingin memajukan kader di pilkada.

Ia menilai semakin banyak kandidat, maka semakin baik untuk rakyat dalam memilih. Ia mencontohkan sikap Prabowo yang tetap bertarung dengan Anies di Pilpres 2024, meski menurutnya, mantan Danjen Kopassus itu yang memenangkan Anies Pilkada Jakarta 2017. Maka itu, ia berharap saling menghormati keputusan partai.

Pemasangan APK Pilkada di Banten

Pengendara roda dua melintas di depan alat peraga kampanye (APK) di Pandeglang, Banten, Jumat (24/5/2024). SNTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/YU

"Tentu kita menghormati kedaulatan Partai Golkar dalam menentukan pasangannya. Kita juga berharap dihormati dalam keputusan, jadi poinnya adalah kita saling menghargai kedaulatan masing-masing partai," tutur Andra.

Partai Golkar sebagai salah satu mitra koalisi Partai Gerindra yang kini mendorong Airin Rahmi Diany, enggan berkomentar soal Pilkada Banten.

Ketua DPP Partai Golkar, Dave Laksono, mengatakan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, akan mengumumkan nama kandidat yang diusung di pilkada.

"Nanti ketum akan umumkan serentak semua calon selepas hasil survei rampung," kata Dave kepada Tirto, Kamis.

Dave enggan berkomentar soal sikap Gerindra yang mengusung Andra-Dimyati. Ia hanya mengatakan nama kandidat yang diusung akan disampaikan pada waktu yang tepat.

"Pada waktunya akan diumumkan," kata Dave.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, yakin upaya Gerindra mengusung Andra-Dimyati sudah melewati kalkulasi di internal dengan berhitung kemenangan.

Namun, Ujang menilai semua kandidat perlu diuji keterimaan dan kemungkinan menang di publik. Bagi Ujang, semua kandidat, termasuk Andra-Dimyati masih bisa mengalahkan nama yang disebut kuat seperti mantan Walikota Tangerang sekaligus kader Partai Demokrat, Arif Wismansyah, maupun kader Partai Golkar cum mantan Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany.

"Ya, semua figur siapapun termasuk Andra Soni-Dimyati dan pasangan lain di luar mereka, semua punya kesempatan yang sama, punya potensi yang sama untuk bisa menjadi gubernur atau wakil gubernur, untuk bisa menang maka harus diuji, harus diukur," kata Ujang, Kamis.

Ia mengatakan, indikator kemenangan dilihat dari empat faktor, yakni elektabilitas, popularitas, akseptabilitas dan terakhir adalah isi tas atau modal finansial yang memadai.

Menurutnya, Andra-Dimyati bisa saja memenangkan pilkada jika memiliki empat poin tersebut. Bagi Ujang, partai-partai mungkin akan mengusung suatu pasangan jika memiliki unsur tersebut, termasuk kemungkinan Gerindra akan maju dengan PKS yang notabene partai tempat Dimyati bernaung.

Sebagai catatan, kekuatan partai di Banten terbagi atas tiga partai, yakni Gerindra, PDIP dan Golkar. Ketiga partai ini memiliki kursi yang sama, yakni 14 kursi.

Di luar tiga partai itu, ada PKS dengan 13 kursi, Demokrat 11 kursi, PKB dan Nasdem masing-masing 10 kursi, PPP 4 kursi, dan PSI 3 kursi, totalnya 85 kursi. Jika Gerindra menggandeng PKS, mereka mampu mengusung 1 pasang calon.

Akan tetapi, Ujang yakin situasi politik saat ini masih belum mengental. Ia menilai, setiap partai masih mencari konfigurasi yang tepat untuk memenangkan jagoan mereka di pilkada.

TPS BERTEMA KAMPUNG BADUY

Seorang pemilih dengan kursi roda menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Banten di TPS yang bertema 'Kampung Baduy' di TPS 14 Pondok Jagung, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (15/2). Pembuatan TPS unik ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi pemilih dan juga memperkenalkan budaya asli Banten. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/ama/17

Mereka, imbuhnya, masih melihat kemungkinan kader atau non-kader untuk diusung dalam pilkada. Maka itu, nama yang muncul masih mungkin berubah.

"Sampai hari ini semuanya masih dinamis, masih cair, masih bisa terjadi segala kemungkinan yang ada. Bisa nama-nama ini yang muncul, yang ada, bisa juga tidak. Bisa sebagian juga. Semaunya masih dinamis, tidak bisa diprediksi karena semua kemungkinan di Pilkada Banten masih terjadi," kata Ujang.

Analis sosio-politik ISESS (Institute for Security and Strategic Studies), Musfi Romdoni, menilai Gerindra sedang melakukan hal yang berbeda dalam pilkada kali ini.

Secara garis besar, kata dia, partai besutan Prabowo ini sedang bermanuver di depan daripada kebiasaannya yang kerap mengumumkan kandidat mereka di menit-menit akhir.

"Saya kira Gerindra sedang melakukan sesuatu di luar kebiasaannya. Yang biasanya memutuskan di akhir waktu, Gerindra justru memutuskan paslon sejak dini. Kemarin deklarasi Marshel di Tangsel, sekarang di Pilgub Banten," kata Musfi, Kamis.

Selain itu, tambah dia, langkah Gerindra di Pilgub Banten juga berbeda karena mengusung kandidat yang belum teruji elektabilitasnya. Musfi mengaku bingung karena Gerindra lebih mencari lawan daripada bergandengan dengan Airin yang disebut memiliki elektabilitas tinggi di Banten.

"Apalagi, dalam berbagai temuan survei, nama Andra Soni belum berada di posisi tiga besar, masih jauh di belakang Airin, Rano Karno, dan Wahidin Halim. Ini kan jadi pertanyaan serius, kenapa Gerindra deklarasi paslon yang belum teruji elektabilitasnya? Jika menarget kemenangan, kenapa Gerindra tidak mengincar kursi pendamping Airin?" kata Musfi.

Meski demikian, senada dengan Ujang, Musfi mengakui bahwa semua kemungkinan, termasuk Andra-Dimyati dan Gerindra-PKS bersatu masih bisa terjadi.

Ia mengatakan, semua masih mungkin selama tikungan tajam belum terjadi. Akan tetapi, pengusungan Andra-Dimyati tentu perlu kerja keras meningkatkan elektabilitas.

"Bisa saja Gerindra koalisi dengan PKS di Banten. Tapi jika melihat figur yang diusung, rasa-rasanya cukup berat. Ada banyak pekerjaan rumah untuk mengerek elektabilitas Andra Soni. Posisi PKS juga tidak begitu bagus. PKS di posisi keempat di Banten pada Pileg 2024," katanya.

Bagi Musfi, Gerindra lebih punya peluang menang dengan menggandeng PDIP. Ia beralasan, suara Gerindra dan PDIP sama-sama kalah sehingga bisa bersatu untuk mengalahkan Golkar.

"Kalau memang Gerindra menarget menang, kenapa mereka tidak bersama PDIP? Suara Gerindra dan PDIP di Banten hanya kalah dari Golkar. Koalisi keduanya dapat jadi tantangan serius bagi Golkar yang mengusung Airin," kata Musfi.

Musfi pun melihat, peluang Koalisi Indonesia Maju bersatu di Banten mungkin sulit. Meski bisa saja aksi deklarasi Andra-Dimyati sebagai gertak politik demi mengejar kursi wakil Airin, aksi Gerindra bisa ditafsirkan keinginan partai berlambang garuda untuk punya kader sendiri. Namun, bisa saja aksi Gerindra kali ini untuk menggandeng Airin dengan posisi Gerindra ingin mengamankan PKS agar tidak keluar koalisi.

"Bisa juga dilihat kalau Gerindra sedang menyiapkan karpet merah untuk Airin. Gerindra menggandeng PKS untuk menguncinya. PDIP dan Nasdem yang sama-sama punya kandidat jadi tidak bisa membangun koalisi sendiri," tutur Musfi.

Baca juga artikel terkait NEWS PLUS atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Irfan Teguh Pribadi