Menuju konten utama

Gaya Salam Hormat TKN untuk Presiden Jokowi Dinilai Sindir Prabowo

Peneliti Indonesia Political Review menilai, gaya salam hormat yang dilakukan TKN untuk Presiden Joko Widodo "Siap Presiden" sebagai bentuk sindiran kepada capres Prabowo Subianto.

Gaya Salam Hormat TKN untuk Presiden Jokowi Dinilai Sindir Prabowo
Presiden Joko Widodo (Jokowi). ANTARA/Widodo S. Jusuf/P003

tirto.id - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai, gaya Tim Kampanye Nasional (TKN) yang memberikan salam hormat kepada Jokowi sambil berkata "Siap Presiden" merupakan bentuk sindiran kepada capres 02, Prabowo Subianto.

Pasalnya, yang dilakukan para times paslon 01 Jokowi-Ma'ruf Amin ini mengingatkan momen serupa ketika Persatuan Purnawirawan Indonesia Raya (PPIR) bertemu dengan calon presiden 02 Prabowo Subianto di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2019) lalu.

Saat bertemu Prabowo, sejumlah purnawirawan itu memberi hormat seraya mengucapkan "Siap Presiden".

"Kalau meniru gaya kaya gitu kan berarti ada yang ditiru, tidak akan ada asap kalau tidak ada api kan. Karena peristiwa tersebut, bisa saja dikatakan TKN menyindir apa yang dilakukan oleh kubu 02 [Prabowo-Sandi]," ujarnya kepada Tirto, Senin (29/4/2019).

Ujang mengatakan, tindakan yang dilakukan oleh TKN itu sah-sah saja secara politik, selama masih dalam batas wajar. Tapi dengan catatan, tidak ada unsur kekerasan dan menghina satu sama lain.

"Ya boleh-boleh saja [Saling menyindir]. Kan pertarungan belum selesai, sehingga sampai tanggal 22 Mei dan sengketa di MK pasti akan saling sindir, saling menyalahkan, klaim masih saling terjadi. Karena proses politik masih belum tuntas," tuturnya.

Kecuali, kata Ujang, jika hasil pemilu sudah ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui hasil rekapitulasinya paling lambat 22 Mei nanti. Kemudian juga setelah proses gugatan selesai dari Mahkamah Konstitusi (MK), baru lah hal tersebut sebaiknya tidak perlu dilakukan lagi.

Pasalnya, lanjut dia, KPU dan MK sudah menetapkan siapa yang memenangkan pertarungan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2019-2024.

"Artinya semua itu melalui koridor hukum, ditetapkan oleh KPU 22 Mei. Jika ada sengketa, proses di MK," pungkasnya.

Sementara, menurut Wakil Sekretaris TKN Verry Surya, semuanya terjadi tanpa direncanakan. Karena merupakan ekspresi kebahagiaan dari Pilpres 2019.

"Itu adalah ekspresi spontan, tidak direncanakan dan itu suasana penuh kegembiraan," kata Verry kepada Tirto, Senin (29/4/2019).

Tindakan TKN sebenarnya mirip dengan apa yang pernah dilakukan pendukung capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Namun Verry tidak mau mengomentari kemiripan ini.

Menurut dia, saat itu semua bersemangat karena hasil real count sejauh ini masih menguntungkan Jokowi.

"Sah-sah saja kan. Pak Jokowi sesuai konstitusi kan memang sebagai presiden. Kami melihatnya luapan ekspresi saja," ucapnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno