tirto.id - Gaya antar molekul adalah gaya proses tarik-menarik antara molekul-molekul yang posisinya berdekatan. Proses ini diklaim tidak mempengaruhi kandungan kimia yang termuat di dalam sebuah molekul dan hanya melihat apa yang terjadi ketika masing-masing molekul saling menarik.
Seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Fadli Rasyid dalam Kimia Kelas X (2020:4), kehidupan manusia tidak terlepas dari zat atau partikel yang berupa molekul dan bentuknya berbeda-beda, salah satu contohnya adalah gas. Ketika suhu tinggi dan tekanannya rendah, molekul bisa berdiri sendiri dan tidak mengadakan proses tarik menarik.
Sedangkan, jika suhu rendah dan tekanannya tinggi, gas dapat mengalami proses tarik menarik antar molekulnya (menjadi embun) yang sebelumnya berdiri sendiri. Dengan begitu, ada kesimpulan di mana gaya antar molekul membuat bentuk gas ke bentuk baru berupa embun.
Lantas, bagaimana contoh gaya antar molekul dalam ilmu kimia?
Contoh Gaya Antar Molekul
Berdasarkan catatan Nana Sutresna dalam Cerdas Belajar Kimia (2007:30), diungkap ada lebih dari satu jenis kategori gaya antar molekul, mulai dari gaya akibat “ikatan hidrogen” hingga “gaya london dan van der Waals”.
Berikut penjelasan mengenai dua subbab bahasan tersebut:
1. Ikatan Hidrogen
Di dalam contoh gaya antar molekul ini, ikatan hidrogen dijabarkan terbentuk pada beberapa senyawa yang punya gaya elektrostatik antar molekulnya besar. Sedangkan, gaya elektrostatiknya yang dikatakan besar tersebut biasanya terjadi pada molekul yang punya perbedaan energi elektrostatik besar pula.
Ternyata, ikatan hidrogen tersebut punya pengaruh terhadap titik didih sebuah senyawa. Gaya elektrostatik antar molekul akhirnya berhasil menciptakan ikatan hidrogen.
Dengan kata lain, ikatan hidrogen ini merupakan hasil interaksi molekul-moleku senyawa kovalen polar yang perbedaan keelektronegatifannya besar, terkait hidrogen dan unsur-unsur yang terikat dengannya.
Untuk contoh kasus, ikatan hidrogen bisa terjadi pada senyawa dengan gugus –NH2, -COH, -COOH, atau –OH. Beberapa gugus yang disebutkan tersebut terdapat di senyawa organik jenis amina, aldehid, asam karboksilat, dan alkohol.
2. Gaya van der Waals dan Gaya London
Penelitian Johannes van der Waals tentang interaksi antar molekul senyawa nonpolar dan senyawa polar yang tidak memiliki ikatan hidrogen diungkapkan melalui teori yang diciptakannya, Gaya van der Waals.
Ia berpendapat, gaya antar molekul senyawa polar dan nonpolar menghasilkan gaya yang lemah. Selain menjelaskan secara umum, ia juga merincikan kembali gaya-gaya antar molekul dalam tiga bentuk berikut:
1. Gaya Antar Molekul yang Memiliki Dipol
Pada senyawa HCI, HBr, atau senyawa nonpolar yang mempunyai sedikit perbedaan sifat elektronegatifnya, gaya van der Waals ditekankan. Masing-masing molekul yang mengandung dipol ini pada akhirnya terikat akibat perbedaan sifat elektrostatisnya (yang satu lebih besar dan satunya lagi lebih kecil).
Dalam kasus molekul yang memiliki dipol, zat tersusun dan membentuk benda padat, sedangkan bagi zat yang tidak tersusun secara teratur akan berwujud cair.
2. Gaya Antar Molekul yang Memiliki Dipol dan yang Tidak Memiliki Dipol
Kadangkala, istilah yang lebih tepat untuk menyingkat contoh gaya ini adalah gaya dipol-nondipol. Pada kenyataannya, interaksi tercipta ketika adanya induksi dari ujung molekul dipol positif kea wan elektron molekul tanpa dipol.
Molekul yang tidak memiliki dipol pun pada akhirnya mendapatkan sifat dipol sementara. Jika sudah sampai tahap tersebut, maka molekul dipol akan bisa melakukan pengikatan terhadap dipol sesaat yang terkena induksinya. Contoh dipol sesaat ini adalah oksigen dan air.
3. Gaya Antarmolekul yang Tidak Memiliki Dipol
Pada gaya ini, senyawa nonpolar masing-masing molekulnya bisa berinteraksi, misalnya gas N2, H2, O2, Br2, dan I2. Hal ini diduga akibat adanya perpindahan elektron dari lintasan satu ke lintasan lainnya (seperti ungkapan teori atom Bohr).
Perpindahan ini membawa senyawa yang tadinya bersifat non polar akhirnya bisa menjadi polar dan memiliki dipol sesaat. Nyatanya, dipol sesaat yang sudah terbentuk pada akhirnya menyebarkan pengaruh muatan positif ke molekul nonpolar lain di sekitarnya.
Dipol yang dua-duanya bersifat sesaat ini saling tarik menarik satu sama lain, lebih dikenal dengan gaya London. Perihal penamaannya, diklaim karena penemu kasus gaya antar molekul non polar bernama Fritz London.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani