tirto.id - Gaya antar-molekul merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam ilmu kimia. Uniknya, materi ini ternyata sangat berdekatan dengan peristiwa sehari-hari.
Salah satu contoh gaya antar molekul yaitu efek asap di panggung, es yang mengapung ketika diletakkan dalam gelas berisi air.
Itu merupakan dua dari banyaknya peristiwa yang di dalamnya berlangsung gaya antar-molekul.
Pengertian Gaya Antar-Molekul
Dilansir dari Buku Ajar Kimia Dasar 1, gaya antar-molekul adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antar-molekul yang saling berdekatan.
Peristiwa ini berlangsung antar-molekul yang satu dengan molekul yang lainnya. Oleh karena itu, gaya antar-molekul berbeda dari ikatan kimia.
Ikatan kimia yang mencakup ikatan ionik, kovalen, dan logam terjadi antar-atom dalam membentuk molekul. Ikatan ini lebih kuat dar gaya antar-molekul.
Sifat fisik dari zat dikukur tanpa adanya perubahan komposisi kimia lain zat diteliti. Itu artinya, ikatan kimianya tidak dipengaruhi.
Kekuatan gaya tarik antar-molekul mampu menentukan apa yang akan terjadi. Gaya antar-molekul terbagi menjadi tiga macam, yakni gaya Van der Waals, ikatan hidrogen, dan gaya london.
Contoh Gaya Antar-Molekul
1. Gaya Van der Waals
Sesuai namanya, gaya Van der Waals pertama kali ditemukan oleh Johannes Van der Waals (1837—1923).
Mengutip Modul Kemdikbud Pembelajaran Kimia Kelas X, Gaya Van der Waals termasuk dalam gaya tarik menarik listrik yang relatif lemah dikarenakan kepolaran molekul yang permanen atau terinduksi.
Jika molekul mempunyai kutub yang sama, maka kedua molekul tersebut akan saling tolak menolak. Berbeda ketika dua molekul mempunyai kutub berbeda, hasilnya akan saling tarik menarik. Gaya Van der Waals terbagi ke dalam empat jenis berdasarkan kepolaran partikelnya, yaitu:
a. Interaksi Ion-Dipol
Interaksi ini berlangsung karena tarik menarik antara ion dengan molekul polar yang relatif kuat. Interaksi ion-dipol digunakan guna menentukan kelarutan.
b. Interaksi Dipol-dipol
Interaksi dipol-dipol berlangsung antar-sesama molekul polar yang terjadi pada ekor dan kepala molekul itu sendiri.
Dikutip dari buku Kimia, antar-aksi kutub positif dari suatu molekul dengan kutub negatif dari molekul lain akan menimbulkan gaya tarik menarik yang relatif lemah.
Gaya ini memberikan sumbangan yang ralatif kecil terhadap gaya Van der Waals secara keseluruhan. Namun, kekuatan gaya orientasi ini akan semakin besar jika molekul-molekul tersebut mengalami penataan dengan ujung positif suatu molekul mengarah ke ujung negatif dari molekul lainnya.
c. Interaksi Ion-Dipol Terinduksi
Interaksi ion-dipol terinduksi berlangsung antara ion dan dipol yang terinduksi. Ikatan ini termasuk ikatan yang lemah karena tingkat kepolaran molekul terinduksi relatif kecil dibandingkan dipol permanen.
d. Interaksi Dipol-dipol Terinduksi
Molekul dipol mampu menyebabkan molekul netral lain yang bersifat dipol terinduksi. Dengan demikian, ada interaksi dipol-dipol terinduksi.
Hasil ikatan dari interaksi tersebut bersifat lemah. Hal tersebut menyebabkan interaksi ini bersifat lambat.
2. Ikatan Hidrogen
Gaya ikatan hidrogen adalah gaya tarik menarik yang berlangsung antara atom hidrogen dalam senyawa yang terdapat ikatan antara hidrogen dan atom nitrogen (N), oksigen (O), dan fluorin (F).
Ikatan hidrogen dapat dikatakan sebagai iaktan yang paling kuat, tetapi juga mempunyai ciri ikatan kovalen, yakni mempunyai arah, lebih kuat dari gaya Van der Waals, menghasilkan jarak antar-atom yang lebih pendek dari jari-jari Van der Waals dan melibatkan pasangan dalam jumlah terbatas.
Ikatan hidrogen menyebabkan titik didih air menjadi tinggi (100 derajat C). Selain itu, ikatan hidrogen berperan penting pada struktur polimer sintetik maupun alami.
3. Gaya London
Gaya london pertama kali ditemukan oleh ahli fisika asal Jerman yang bernama Fritz London pada 1930. Gaya london adalah gaya yang dihasilkan dari interakasi antar-dipol terinduksi dengan dipol terinduksi lainnya.
Gaya london termasuk gaya yang lebih lemah jika dibandingkan dengan gaya Van der Waals.
Mengapa gaya london dikatakan lemah? Hal ini dikarenakan dipol imbasan sesaat yang terjadi akibat pergerakan elekron dalam suatu orbital.
Gerakan tersebut menghasilkan kerapatan elektron pada atom menjadi tidak merata. Dengan demikian, terdapat atom yang salah satu sisinya bermuatan lebih negatif.
Kekuatan gaya dipol terinduksi ditentukan oleh seberapa mudah awan elektron terdistribusi. Jika ukuran atom atau molekul semakin besar, maka semakin mudah pula distribusi elektronnya.
Proses dalam menginduksi dipol dinamakan polarisasi. Sementara itu, derajat letak awan elektron suatu atom atau molekul bisa diinduksi disebut dengan polarisabilitas.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yandri Daniel Damaledo