tirto.id - Kerongkongan memiliki fungsi penting dalam sistem pencernaan. Tanpa kerongkongan makanan yang telah dikunyah tidak akan bisa sampai pada lambung manusia.
Mengutip Harlinda Sofyan dalam modulSistem Pencernaan dan Makanan, makanan yang dibutuhkan oleh manusia tidak bisa langsung diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh. Makanan perlu dipecah menjadi molekul kecil yang dapat larut.
Proses pemecahan makanan agar bisa diserap dan dimanfaatkan oleh manusia disebut pencernaan.
Senada dengan modul Universitas Kristen Indonesia, pada modulBiologi SMA, proses pemecahan makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dilakukan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan.
Lebih lanjut, pencernaan manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses pencernaan secara mekanik dan proses pencernaan secara kimiawi.
Proses pencernaan mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar menjadi kecil dan halus.
Umumnya, proses proses pencernaan mekanik dilakukan menggunakan gigi. Sementara proses pencernaan kimiawi merupakan perubahan makanan yang kompleks menjadi zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim.
Enzim tersebut adalah zat kimia dihasilkan oleh tubuh manusia guna mempercepat reaksi kimia dalam tubuh.
Sementara itu, dalam proses pencernaan, alat pencernaan dibedakan menjadi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Enzim dalam proses pencernaan kimiawi dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati, dan pankreas.
Untuk saluran pencernaan pada manusia terdiri dari beberapa organ. Secara berturut-turut, saluran pencernaan manusia dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
Fungsi dan Cara Kerja Kerongkongan
Makanan yang sudah dikunyah oleh gigi kemudian akan masuk ke kerongkongan melalui faring. Pada modul Sistem Pencernaan dan Makanan, faring merupakan persimpangan antara tenggorokan dengan kerongkongan.
Di pangkal faring terdapat katup yang disebut epiglotis. Bagian depan faring berhubungan dengan tenggorokan, sedangkan bagian belakangnya berhubungan dengan kerongkongan.
Saat makanan yang sudah dikunyah masuk ke kerongkongan, proses selanjutnya makanan masuk ke lambung. Oleh karena itu, kerongkongan merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan antara mulut dan lambung.
Dalam modulIlmu Biomedik Dasar oleh Universitas Kristen Indonesia (2019) dijelaskan bahwa di dalam kerongkongan tidak ada proses pencernaan makanan.
Kerongkongan adalah organ tubuh yang berbentuk tabung dengan panjang sekitar 25 cm dengan diameter 2 cm.
Letak kerongkongan berada di belakang saluran pernapasan. Kedua ujung kerongkongan bagian atas dan bawah ditutup oleh penyempitan otot.
Pada dinding kerongkongan terdapat otot-otot yang bisa mengembang dan mengempis saat mendorong gumpalan makanan menuju lambung. Gerakan kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke lambung disebut dengan gerakan peristalsis.
Lebih lanjut, modul Biologi SMA oleh Kemdikbud menjelaskan bahwa makanan berada di kerongkongan hanya sekitar enam detik. Proses menelan makanan saat di kerongkongan pun dilakukan secara sadar.
Hal itu dipengaruhi oleh adanya otot lurik pada pangkal kerongkongan (faring). Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar.
Artinya, kita akan menelan makanan yang telah dikunyah sesuai kehendak kita. Namun, setelah proses menelan hingga sebelum mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ pencernaan tidak dilakukan sesuai kehendak kita.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yulaika Ramadhani