tirto.id - Biro Kesekretariatan Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM) Muhammad Riza Maulana menyebut intensitas pencemaran debu batu bara naik pada November-Desember 2022. Menurut Riza, kondisi pencemaran saat ini lebih parah dibanding 2021.
"Berbagai kesaksian warga bilang malah yang sekarang lebih parah daripada yang tahun lalu di periode yang sama di bulan November-Desember," ujar Riza kepada jurnalis di Lantai Dasar Blok D1 Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Rabu(14/12/2022).
Akan tetapi, Riza tidak tahu mengapa pencemaran debu batu bara di Rusunawa Marunda meningkat. Padahalm Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta sudah menutup atau mencabut izin lingkungan PT Karya Cipta Nusantra (KCN).
"Sedangkan pencemarannya tetap terjadi.Apakah ada kesalahan dalam melakukan investigasi di tahun sebelumnya atau memang ada penyebab baru, kami juga belum tahu," imbuh dia.
Riza merinci hampir 29 blok Rusunawa Marunda dan rumah tapak di sekitarnya terdampak pencemaran debu batu bara. Secara volume, yang paling terdampak itu berada di Blok D3, D1, dan D2 Rusunawa Marunda.
"Tapi enggak menutup kemungkinan bahkan sampai [Blok] B5, kita ada videonya bahwa sampai B5 saja itu kena, padahal cukup jauh posisinya dari sini," ujar dia.
Dari hampir 29 blok Rusunawa yang tersebut, beber Riza, terdapat sekitar 2.900 kepala keluarga (KK) yang terdampak. Di mana satu blok isinya ada 100 KK.
"Kurang lebih kalau jiwanya itu sekitar 12.000 sampai 15.000 jiwa, itu baru di blok rusun ya belum di rumah tapak sekitar," tutur dia.
Riza menyebut dari Blok D3, D2, dan D1 yang paling terdampak pencemaran debu batubara secara volume terjadi peningkatan Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
"Kalau aku sama istri enggak ada diagnosanya karena di dokter biasa, tapi kalau anak empat-empatnya ISPA karena dia dibawa ke rumah sakit," kata Riza.
Lanjut dia, FMRM berharap pencemaran debu batubara di Rusunawa Marunda segera dihentikan, pelakunya ditemukan, dan tidak lagi seperti salah sasaran.
"Karena kalau menurut kami, pencemaran yang terjadi hari ini sama atau bahkan lebih parah dari tahun sebelumnya," tandas Riza.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan